IDENTIFIKASI PENYEBAB PENYAKIT JAMUR
PADA SELA KAKI PENAMBANG BATU BARA DI SUNGAI
RINDU HATI BENGKULU TENGAH
KARYA
TULIS ILMIAH
Diajukan
Sebagai Salah Syarat Menyelesaikan Tugas
Akhir Semester
Tahun Ajaran 2015-2016
Oleh
:
Anggi Kusumah
Tanggal lahir : 15 Oktober 1999
SMA NEGERI 2 BENGKULU TENGAH
TUGAS UNTUK PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS XI IPA 1
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini baik dan dapat
digunakan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah
di SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah
yang berjudul "Identifikasi Penyebab Penyakit Jamur Pada Sela Kaki
Penambang Batu Bara di Sungai Rindu Hati Bengkulu Tengah”.
Dalam
pembuatan dan penyelesain Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima
petunjuk, bimbingan, dorongan serta saran baik dari segi moril maupun materil
dari berbagai pihak oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1.
Orang tuaku yang telah memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual semangat dan doa yang tak pernah putus kepada penulis.
2.
Bapak Bimasyanto, M.Pd.
selaku kepala SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah,
provinsi Bengkulu juga sebagai pengarah jalannya pembuatan Karya Tulis llmiah
ini.
3.
Ibu
Lika Citra selaku guru
pembimbing utama yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan serta
saran dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
4.
Seluruh teman-teman seperjuangan, serta adik-adik tingkat di SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga nantinya Karya Tulis Ilmiah lebih bermanfaat di masa yang
akan datang.
Bengkulu, 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
ABSRAK...............................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................................ 1-2
Rumusan Masalah................................................................................................... 2
Tujuan Penelitian..................................................................................................... 2
Manfaat Penelitian.................................................................................................. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori............................................................................................................. 3
Pembagian atau Lokasi............................................................................................ 4
Faktor yang Mendukung
Pertumbuhan Jamur pada Kulit...................................... 4
Epidemiologi dan Margologi................................................................................... 5
Cara Menegakkan Diagnosa.................................................................................... 5
Pencegahan….......................................................................................................... 6
Gejala…................................................................................................................... 6
Penularan…............................................................................................................. 6
Kerangka Konsep…................................................................................................ 6
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian.................................................................................. 7
Sumber Data…......................................................................................................... 7
Rancangan Penelitian............................................................................................... 7
Definisi Operasional................................................................................................. 7
Alat dan Bahan........................................................................................................ 7
Prosedur Penelitian…............................................................................................... 8
Teknik Pengumpulan Data....................................................................................... 8
Teknik Analisa Data................................................................................................. 8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil..........................................................................................................................
9-10
Pembahasan.............................................................................................................. 10
LEMBAR KUESIONER
DAFTAR PUSTAKA
IDENTIFIKASI PENYEBAB PENYAKIT
JAMUR
PADA SELA JARI KAKI PENAMBANG BATU BARA
DI SUNGAI RINDU HATI BENGKULU TENGAH
ABSTRAK
Telah
dilakukan penelitian dengan judul “IDENTIFIKASI PENYEBAB PENYAKIT JAMUR
PADA SELA JARI KAKI PENAMBANG BATU BARA DI SUNGAI RINDU HATI BENGKULU TENGAH”
,penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan apakah pada penambang batu bara di sungai Rindu
Hati Bengkulu Tengah terdapat jamur ada sela jari kaki dan berapa
persen pada penambang batu bara di sungai Rindu Hati Bengkulu
Tengah terdapat jamur pada sela jari kaki.
Jenis
penelitian ini adalah deskriptif,
sampel yang digunakan adalah kerokan
kulit sebanyak 20 sampel .Teknik
pengambilan sampel adalah random
sampling. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 20 sampel di dapat hasil 15(75%)
orang penambang batu bara terinfeksi jamur pada sela jari kaki, dan 5(25%)
tidak terinfeksi jamur pada sela jari kaki .Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 20 sampel Maka
penambang batu bara yang positif
terinfeksi jamur pada sela jari kaki
adalah 15 orang dengan persentase 75%.
Kata kunci: Jamur sela jari kaki, Penambang batu bara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status
kesehatan masyarakat merupakan salah
satu keberhasilan suatu bangsa, terutama pembangunan di bidang kesehatan. untuk
meningkatkan status kesehatan dengan bertitik kepada pemecahan masalah kesehatan yang ada di
tengah masyarakat Indonesia dengan
jumlah penduduk yang sangat banyak tentu akan menghadapi masalah yang beragam
dan rumit .
Menurut undang
–undang No. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan Bab 1 pasal 2 disebutkan
bahwa pengertian kesehatan atau sehat sebagai berikut: “Kesehatan yang meliputi
kesehatan fisik, mental, dan social, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat, dan kelemahan”.
Pengertian
sehat tersebut sesuai dengan pengertian sehat yang ditemukan oleh badan
kesehatan dunia, yang dikenal dengan istilah Wourd Health Organization (WHO).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kesehatan yang sesungguhnya
adalah kesehatan yang sempurna baik jasmani, rohani, maupun
social.(Suratmo, 2006).
Kesehatan
lingkungan merupakan suatu masalah yang sangat komplek, yang sangat berkaitan
dengan masalah diluar kesehatan itu sendiri, demikian pula pemecahan masalah
kesehatan masyarakat, tidak dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi
dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruh
terhadap masalah kesehatan tersebut banyak factor yang mempengaruhi
kesehatan,diantaranya gen, penyakit,dan gizi,serta lingkungan contohnya sanitasi air, lingkungan yang kurang bersih dan terutama menjaga
kesehatan diri sendiri. ( Notoadmojo, 2003)
Secara
ilmiah penyakit(desiase) itu diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari
suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. sebaiknya
sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu
penyakit. Terkadang individu yang terserang penyakit dan salah satu fungsi
organya terganggu fungsinya namun dia tidak merasa sakit dan tetap menjalani aktivitasnya sehari-hari. (Sarwono, 1993)
Jamur
merupakan mikroorganisme yang terdapat dimana-mana di darat dan di air. Jamur
penyebab penyakit dapat dilihat melalui mikroskop.
Jamur
tumbuh subur ditempat yang lembab dan
lingkungan yang kotor, jamur pada kulit biasanya menyerang badan, kaki, lipatan
paha, leher dan ketiak, jamur akan tumbu subur bila kebersihan tubuh kurang
terjaga, tempat-tempat umum seperti kolam renang, aliran sungai, tempat cuci
mobil, merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya jamur.
Masyarakat tidak menganggap air yang mereka pergunakan
dalam kehidupan sehari-hari akan menimbulkan penyakit jamur, dan bisa dapat
menginfeksi ke bagian seluruh tubuh,
padahal jamur sangat rentan dengan sanitasi air, lingkungan, dan kebersihan
diri sendiri.
Pada umumnya golongan penyakit ini dibagi atas infeksi superfisial, infeksi
kutan, dan subkutan. Infeksi superficial yang paling sering ditemukan
adalah tenia versicolour, sedangkan
infeksi kutan misalnya dermatofitosis
dan kandidiasis kutis. Salah satu penyakit yang jarang bahkan tidak ditanggapi sebagai salah satu
penyakit yang disebabkan oleh jamur. Hal ini dikarenakan masyarakat awam menganggap bahwa penyakit yang tidak terlalu menggangu kegiatan
sehari-hari adalah hal yang tidak perlu dipikirkan atau dipandang suatu
penyakit.
Pengumpul batu bara di sungai dan di laut merupakan
subjek yang paling mudah terkena infeksi
jamur, cara hidup dan kebersihan mereka kurang terjaga baik, serta tempat kegiatan
sehari-harinya yang berkisar dikawasan aliran sungai. Mereka biasa bersinggungan dengan daerah yang basah, lembab, lumpur, dan berpasir sehingga
infeksi jamur pada sela kaki dan kulit para pengumpul batu bara yang dominan terinfeksi oleh jamur.
Berdasarkan
latar belakang di atas, saya melihat bahwa adanya keluhan dari para penambang
batu bara di sungai mengalami pengelupasan kulit yang berwarna keputihan pada
daerah sela kaki. Aliran sungai tempat pengumpul batu bara belum dikatagorikan lingkungan yang bersih,
dan tempat tumbuhnya jamur pada
kelembapan. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi
penyebab penyakit jamur pada Sela jari
Kaki Penambang Batu Bara Di Sungai Rindu Hati kabupaten Bengkulu
Tengah”.
1.2.Rumusan Masalah
1. Adanya keluhan dari para
penambang batu bara di sungai Rindu Hati
Kabupaten Bengkulu Tengah terhadap penyakit
jamur pada sela kaki ?
2. Berapa persentase pada penambang batu bara di sungai Rindu
Hati Kabupaten Bengkulu Tengah yang
terinfeksi jamur pada sela kaki?
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin
di capai dalam penelitian ini adalah
1.
Untuk menentukan apakah pada penambang batu bara di sungai Rindu Hati kabupaten Bengkulu Tengah terdapat jamur
pada sela kaki.
2.
Untuk menentukan berapa persentasi pada penambang batu bara di sungai Rindu Hati kabupaten Bengkulu
Tengah terdapat jamur pada sela kaki.
3. Untuk
mengetahui jenis jamur pada sela kaki penambang batu bara disungai Rindu Hati
kabupaten Bengkulu Tengah.
1.4 Manfaat penelitian
a. Bagi masyarakat
Hasil pemeriksaan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna bagi masyarakat sebagai bahan
masukan dan pengetahuan dalam usaha
menangani masalah tersebut, yaitu jamur pada sela kaki.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukkan atau
referensi peneliti selanjutnya
yang berkaitan dengan penelitian ini, serta dapat menambah pengetahuan
bagi pembacanya.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis khususnya di bidang
Mikologi dan pembaca Karya Tulis Ilmiah
pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian teori
Mikologi
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur, sedangkan Mikologi dalam ilmu kedokteran adalah ilmu yang mempelajari jamur penyebab
penyakit pada manusia contohnya pada kulit ,jamur pada sela kaki .
Di Indonesia terdapat kurang lebih 200.000 spesies .Dapat dipastikan bahwa
Indonesia yang sangat kaya dengan
pertumbuhan jamur yang sangat
tinggi mengingat suhu tropis dan kelembapan yang sangat
mendukung tumbuhnya jamur .
Dermatofitosis
merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatopit pada jaringan
yang mengandung karatis. Contohnya seperti, kulit, rambut, dan kuku. Fungsi ini
akan menurun atau terganggu jika terjadi infeksi. Setelah”menempel”jamur akan
menyerang dan mengakibatkan peradangan.
Manusia
selalu memiliki kemungkinan untuk terinfeksi
oleh jamur yang mana jamur dapat tumbuh di hampir setiap tempat tropis. Meskipun demikian tidak setiap orang dapat terkena penyakit jamur .Hal ini
dipengaruhi oleh system kekebalan .Sistem kekebalan bawaan melindungi kita dari
masuknya jamur kedalam tubuh kita,selain itu system kekebalan akan dapat
diaktifkan jika jamur masuk kedalam tubuh .Untuk dapat menimbulkan kelainan
jamur yang masuk kedalam jaringan harus
bisa menyesuaikan diri pada lingkugan yang baru,dapat mengatasi system kekebalan
didapat dan berkembangbiak(Gandahusada,1998).
Pada
penambang batu bara di sungai merupakan objek yang sangat mudah terinfeksi jamur pada sela kaki,
dikarenakan para penambang batu bara
melakukan kontak langsung terhadap air sungai,dimana sebagian besar waktunya
berada di dalam air yang pada aliran
sungai bersifat basah, lembab, dan
berpasir, dimana pada keadaan ini sangat mendukung pertumbuhan jamur pada sela
kaki para penambang batu bara. Jamur pada sela kaki merupakan penyakit rakyat
yang dapat menyerang setiap orang. Penyakit jamur pada sela kaki biasanya diakibatkan oleh lingkungan yang basah dan
lembab.
Penyakit
yang satu ini menyerang pada bagian kulit. Sekalipun bagi kebanyakan orang
tidak menyakitkan, gangguan kulit yang satu ini boleh dikatakan sangat
menjengkelkan. Problem ini adalah infeksi jamur. Di daerah tropis, seperti di
Indonesia, hampir seluruh jenis tanaman tumbuh subur, termasuk berbagai jenis
jamur yang berkembang biak di kulit.
Penyakit
jamur pada sela kaki merupakan infeksi dermatopit yang tersering,biasanya
terdapat rasa gatal pada daerah sela-sela jari kaki yang berskuama, terutama
diantara jari ketiga dengan keempat dan keempat dengan kelima. Infeksi ini
biasanya di dapat adanya kontak dengan derbis keratin yang terinfeksi dari
rantai kolam renang, kamar mandi dan bahkan pada air sungai yang kotor dan
berpasir. Kadang-kadang terjadi penyebaran yang luas ketelapak dan bagian
samping kaki, penyakit ini juga menyebar ke punggung kaki terkadang jamur pada sela kaki ini tumbuh
mengikuti pola timbulnya lesi
vestikulobulosa yang epidosik pada telapak kaki ,yang terutama terjadi
pada suasana yang basah dan lembab, maka sering dilihat maserasi .Aspek klinis
maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan,
maka akan terlihat kulit yang baru, yang pada umumnya telah terserang jamur.
Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit
keluhan atau tampa keluhan sama sekali. pada suatu ketika kelainan ini dapat
disertai infeksi skunder oleh bakteri
sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis dan dapat juga terjadi
erysipelas, yang disertai gejala-gejala umum(Sutanto, 2006).
Bentuk
lain dari jamur pada sela kaki ini ialah
Moccasin
foot. Pada seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung kaki
terlihat kulit menebal dan bersisik, di bagian lesi terdapat pula dilihat papul dan kadang-kadang vesikel .Isi pesikel berupa
cairan jernih yang kental. Setelah pecah
vesikel tersebut meninggalkan sisik yang
berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Untuk menemukannya, sebaiknya diambil
atap vesikel atau bula untuk diperiksa
secara langsung atau dibiakan. Penyakit ini banyak ditemukan pada orang yang dalam kehidupan sehari-hari
banyak bersepatu tertutup disertai perawatan kaki yang buruk dan para pekerja dengan kaki yang selalu atau sering basah (Hamzah, 1999).
2.2 Pembagian atau lokasi
Secara etiologis dermatofiitosis disebabkan oleh
tiga genus dan penyakit yang timbul
sesuai dengan penyebabnya. Diaknosis etiologi ini sangat sukar oleh karena menunggu hasil biakkan jamur
dan ini memerlukan waktu yang lama dan tidak praktis . Istilah yang dipakai
dalam pembagian tempat tumbuhnya jamur
sebagai berikut :
Tinea unguinum : Menyerang kuku
Tinea kruris : Menyerang kulit lipatan paha
Tinea barbae : Menyerang dagu, jenggot, dan kumis
Tinea imrikata :
Menyerang seluruh tubuh yang bagian klinis dan khas
Tinea korporis : Menyerang kulit bagian rambut
Tinea pedis : Menyerang kaki
Trichopyton Rubrum merupakan genus yang menyebabkan jamur pada
sela jari kaki,Selain Trikopiton Rubrum ada
juga Trichopyton Mentagrophytes, dan Epidermophyton Floccosum diantara ketiganya
memiliki sifat keratophilic. Trichopyton
Rubrum merupakan genus terbanyak yang mengakibatkan terjadinya jamur pada
sela jari kaki. Mikosis superpisialis
merupakan penyakit jamur yang melekat
pada permukaan kulit yaitu skrotum korneum ,rambut dan kuku.
2.3 Faktor yang mendukung pertumbuhan jamur pada kulit
a. Kelembapan
Kelembapan
yang tinggi mempermudah tumbuhnya penyakit jamur
b. Temperatur
Pada daerah yang temperaturnya tinggi lebih mudah di tumbuhi
jamur karena banyak menyebabkan keringat yang mana mendukung pertumbuhan
jamur
c. Pekerjaan
Orang yang lebih banyak bekerja di air, tanah, dan yang sering
memakai sepatu akan lebih mudah terinfeksi jamur
d. Jenis Kelamin
Kebanyakkan
wanita lebih tahan terhadap jamur karena
lebih banyak berada dirumah
e. Umur
Anak –anak lebih rentan terinfeksi jamur karena mereka belum
bisa mengurus diri sendiri selain itu antibody mereka lebih lemah.
Dermatopitosis
dibagi menjadi, dermatomikosis, trikomikosis dan onimikosis, berdasarkan bagian
tubuh manusia yang terserang pembagian yang lebih praktis dan dianut oleh para
spesialis kulit ialah yang berdasarkan
lokasi oleh karena itu dikenal dengan bentuk-bentuk. Tinea kruris, tinea
barbie, tinea unguinum, tinea kapitis,dan tineaa kruris.kelima istilah tersebut
merupakan sinonim tinea karporis(Gohar,1954).
2.4 Epidemiologi Dan Marfologi
a. Epidemiologi
Jamur pada sela kaki
adalah penyakit universal dan
terutama ditemukan di daerah basah dan lembab
b. Marfologi
Pertumbuhan jamur pada
sela kaki (stratum korneum) memiliki hifa yang berbatang pendek pada punggung kaki terlihat kulit menebal dan
bersisik halus terkadang menimbulkan
lesi dan skuama. Pada keadaan subakut
dapat terlihat vesikel dan kadang –kadang bula, dapat berupa Moccasin
foot. Selain vesikel dan papulajuga terdapat eritema yang bersifat ringan dan terlihat pada bagian
tepi lesi.
c. Patologi klinis
Timbulnya sisik pada bagian sela jari yang berwarna putih dan rapuh biasanya meluas sehingga
merasa gatal pada bagian sela bahkan terkadang mengeluarkan cairan jernih. Bila
menahun dapat terjadi fisura yang nyeri
apabila di sentuh , bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitas atau erisipelas .(Indrawati, 2006).
2.5 Cara Menegakkan Diagnosa
Selain
mengenal kelainan –kelainan yang khas
disebabkan oleh trichophyton diaknosa pada jamur yang tumbuh pada sela kaki harus dengan
pemeriksaan - pemeriksaan sebagai
berikut:
a.
Melakukan wawancara terhadap para penambang batu bara di sungai
Rindu Hati Bengkulu Tengah
Berdasarkan keluhan yang dirasakan para penambang batu bara disungai Rindu Hati Bengkulu Tengah dengan memiliki ciri- ciri:
1. Mengalami pengelupasan kulit pada daerah sela jari kaki
2.
Timbulnya sisi halus pada sela jari Kaki
3. Terasa Gatal serta nyeri terutama pada saat setelah berkontak
langsung
dengan
daerah yang lembab dan basah
4.
Terkadang pada daerah sela jari kaki mengeluarkan cairan jernih.
Setelah dilakukan wawancara berdasarkan keluhan yang dialami
penambang batu bara di sungai Rindu Hati Bengkulu Tengah, maka peneliti memprioritaskan penambang batu
bara tersebut bisa dijadikan sampel.
b.
Pemeriksaan Langsung Dengan KOH 10%( Direk Prevarat )
Bahan –bahan kerokan kulit diambil dengan cara mengerok bagian kulit yang mengalami lesi , sebelumnya
kulit dibersihkan dengan kapas alcohol
70%, lalu dikorek dengan skapel
steril lalu jatuhkan kulit yang dikerok ditampung
dengan menggunakan cawan petri yang berisi KOH 10% lalu siap untuk diperiksa di Laboratorium.
c.
Pembiakkan (Kultur)
Organisme penyebab jamur pada sela jari kaki dapat dibiakkan
pada media buatan,contohnya Subroud Agar.
2.6 Pencegahan
Dengan
menjaga kebersihan kaki, keringkan seluruh bagian kaki setelah
dicuci jangan menggunakan kaos kaki
dalam keadaan kaki basah, gunakan alat pelindung diri pada saat kita melakukan
aktifitas yang jika berhubungan langsung
pada daerah yang basah dan
lembab, dan berpasir. Bilaslah kaki dengan bersih setelah bersentuhan dengan lantai kolam renang , dan
setelah bekerja mengumpulkan batu bara di daerah aliran sungai(Kurniawan,
2005).
2.7 Gejala
Timbul
bercak serta erosi dan bersisik
halus di sela-sela jari yang lembab, gatal, nyeri, terutama apabila pada kaki
yang habis berkontak langsung pada daerah yang basah dan lembab.
2.8 Penularan
Melalui
sepatu dan kaos kaki orang yang teinfeksi jamur , lantai yang di tumbuhi jamur
dapat mempermudah tumbuhnya jamur pada kaki
apabila berjalan tanpa
menggunakan alas kaki (sandal), sepatu, kaos kaki orang terinfeksi.
2.9 Kerangka Konsep
Positif terinfeksi
Ditemukan Hipa
|
Kesimpulan
|
Negatif
tidak ditemukan Hipa
|
Hasil
|
Melakukan
Pemeriksaan Menggunakan Mikroskop
|
Pemeriksaan
Menggunakan KOH 10%
|
Sampel
Kerokan Kulit pada sela jari kaki Penambang
Batu Bara di Sungai Rindu Hati Bengkulu Tengah
|
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Februari
2016, di SMA Negeri 2
Bengkulu Tengah.
3.2 Sumber Data
a. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah orang yang bekerja sebagai
penambang batu bara di sepanjang sungai
Rindu Hati Bengkulu Tengah, yang mana sungai Rindu Hati yang terdiri dari 35 penambang batu bara.
b. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah 20 orang Penambang Batu bara di sungai Rindu Hati
Bengkulu Tengah.
c.
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Random
sampling yakni cara Porposive pengambilan sampel yang bukan hanya setiap
individu dalam populasi berhak dijadikan sampel, melainkan kombinasi (paduan)
individu dimungkinkan pula untuk terpilih sebagai sampel.
3.3 Rancangan Penelitian
Desain
penelitian ini adalah deskritif dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskritif tentang suatu keadaan secara objektif. Sehingga peneliti dapat mengetahui identifikasi dan
penyebaran jamur pada sela kaki
penambang batu bara di sungai, dengan
mengunakan rancangan penelitian deskrftif.
3.4 Definisi Oprasional
a. Jamur merupakan tumbuhan
yang berbentuk sel atau benang bercabang, mempunyai dinding dari selulosa atau
kitin atau keduanya, memiliki
protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak memiliki kloropil dan berkembang
biak secara aseksual, seksual, bahkan keduanya. (Gandahusada,1998).
b. Jamur pada sela kaki merupakan penyakit universal dan terutama
ditemukan pada daerah basah dan lembab,jamur ini menyerang sela-sela jari sampai telapak kaki.
3.5 Alat Dan Bahan
Alat
dan bahan pada penelitian ini adalah: Alkohol 70%, Bunsen, jarum ose, cawan
petri, kaca benda, kapas, kaca penutup, larutan KOH10%,skapel, mikroskop.
3.6 Prosedur Penelitian
a.
Teknik pengambilan sampel (Dengan Cara Kerokan Kuku)
Hapus beberapa kali bagian kulit yang akan dikorek dengan kapas
yang telah dibasahi alkohol, bagian kulit yang dikorek, sebaiknya bagian
pinggir yang bersisik berwarna putih dan
rapuh yang masih menempel pada kulit
yang aktif perlahan keroklah
bagian tersebut dengan menggunakan skapel, kerokan kulit ditampung dengan
menggunakan cawan petri (siap dilakukan pemeriksaan)
b.
Teknik Pemeriksaan Secara Langsung Dengan KOH 10% (Direc
Prevarat)
Tetesi KOH 10% pada kaca benda, ujung ose dibasahi dengan KOH
10% kemudian ambil specimen menggunakan ose, specimen diletakkan pada tetesan
KOH 10% kemudian tutup dengan kaca penutup, letakkan sediaan tersebut berapa
kali diatas nyala api, periksa dengan mikroskop.(Pusat Laboratorium Kesehatan).
c.
Interferstasi hasil
Positif
terinfeksi jamur pada sela kaki (ditemukan hifa) 5- 10 lapang pandang negatif terinfeksi jamur
pada sela kaki (tidak ditemukan hifa) 5- 10 lapang pandang.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini menggunakan data primer, data primer yang diperoleh dengan cara pemeriksaan langsung terhadap sampel
penelitian di laboratorium.
3.8 Teknik Analisa Data
Untuk
menentukan ada atau tidaknya indikasi jamur pada penambang batu bara dilakukan dengan cara pemberian lambang (+),
untuk penambang batu bara yang
terindikasi, dengan cara pemberian lambang (-), untuk penambang batu bara yang
tidak terindikasi, untuk menentukan persentasinya dilakukan dengan cara
merasiokan banyaknya penambang batu bara
yang terindikasi dan ukuran sampel dikali 100%.
Untuk menentukan
persentase:
Persentase (%) =
100 %
Rumus % =
x 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan di LaboraturiumAkademi analis kesehatan Harapan
Bangsa Bengkulu terhadap sampel yang
berupa kerokan kulit pada penambang batu bara di sungai Rindu Hati
Bengkulu Tengah sebanyak 20 sampel, di peroleh hasil 15 orang positif(+) terinfeksi jamur pada
sela jari kaki dan 5 orang(-) negatif tidak terinfeksi jamur pada sela jari
kaki.
Hasil
penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel.
Hasil penelitian sampel pada penambang batu bara di sungai Rindu Hati Bengkulu
Tengah
No
|
Kode
sampel
|
Terinfeksi jamur
sela jari kaki
|
|
Positif(+)
|
Negatif(-)
|
||
1
|
A
|
+
|
|
2
|
B
|
+
|
|
3
|
C
|
+
|
|
4
|
D
|
+
|
|
5
|
E
|
+
|
|
6
|
F
|
+
|
|
7
|
G
|
|
-
|
8
|
H
|
+
|
|
9
|
I
|
+
|
|
10
|
J
|
|
-
|
11
|
K
|
+
|
|
12
|
L
|
|
-
|
13
|
M
|
+
|
|
14
|
N
|
+
|
|
15
|
O
|
+
|
|
16
|
P
|
+
|
|
17
|
Q
|
|
-
|
18
|
R
|
|
-
|
19
|
S
|
+
|
|
20
|
T
|
+
|
|
X
|
Jumlah
|
15
|
5
|
Untuk menentukan persentase:
Persentase (%) =
100 %
=
= 75%
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian yang telah didapat , dari 20 sampel yany
di periksa terdapat 15(75%) terinfeksi
jamur pada sela jari kaki, dan 5 (25%)tidak terinfeksi penyakit jamur pada sela
jari kaki. Persintase atau tingkat
infeksi jamur pada sela jari kaki penambang batu bara di sungai Rindu
Hati Bengkulu Tengah ada sebanyak 75%
Kesehatan lingkungan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks , yang saling berkaitan dengan masalah lain diluar kesehatan itu sendiri , demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat,
tidak dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tetapi dilihat dari segala segi yang ada pengaruh terhadap masalah kesehatan tersebut banyak factor yang mempengaruhi kesehatan,
antara lain sanitasi air, lingkungan yang kurang bersih,dan terutama menjaga
kesehatan diri sendiri(Notoadmojo
,2003).
Penyakit jamur pada sela jari kaki merupakan infeksi dermatopit yang tersering , biasanya terdapat rasa gatal
pada daera sela-sela jari kaki
yang berskuama terutama diantara
jari ketiga dengan keempat dan keempat dengan kelima .Infeksi ini biasanya di
dapat adanya kontak dengan derbis karatin yang terifeksi dari lantai kolam
renang, kamar mandi dan bahkan pada air
sungai yang kotor dan berpasir .
Terkadang terjadi penyebaran yang luas ketelapak dan bagian samping
kaki, penyakit ini juga menyebar ke punggung kaki terkadang jamur ini tumbuh mengikuti pola timbulnya lesi vestikulobosi yang epidosik pada
telapak kaki.Penyakit ini banyak
ditemukan pada orang yang dalam kehidupan sehari- hari bersingungan dengan air, sekalipun pada bagi
kebanyakan orang tidak menyakitkan ,
gangguan kulit yang satu ini dikatakan
sangat menjengkelkan, maka upaya pencegahannya
dapat dilakukan dengan member penyuluhan sanitasi lingkungan, dan
melakukan usaha aktif dalam upaya memutuskan siklus hidup jamur pada sela jari kaki misalnya menjaga
kebersihan dan pengobatan yang teratur.
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil identifikasi di laboratorium di dapat hasil 15 sampel (75%) positif
terinfeksi jamur pada sela jari kaki dan
5 sampel (25%) tidak terinfeksi ,selain
itu jamur pada sela jari kaki merupakan
termasuk golongan Tinea pedis
yang mana disebabkan oleh jamur Trichopyton rubrum.
SARAN
Diharapkan
bagi pada para penambang batu bara hendaknya menjaga kebersihan probadi dengan
mengunakan alat pelindung diri dan
setela bekerja hendaknya lamgsung mandi
dan mencuci sela sela jari kaki agar dapat mencegah pertumbuhan jamur pada sela jari kaki
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk:
Isilah data umum dibawah
ini dengan lengkap, Pilihlah jawaban yang sesuai yang tepat dengan menyilang(X)
salah satu jawaban yang tersedia dibawah :
Data umum :
Nama :
No probandus/sampel :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
1. Penyakit jamur pada
sela jari kaki adalah penyakit...
a.keturunan c.penyakit
menular
b.penyakit
tidak menular
2. Penyakit jamur pada sela jari kaki disebabkan oleh...
a.kuman
c.
cacing
b.tricopyto
rubrum
3. Gejala penyakit jamur
pada sela jari kaki adalah...
a.dingin
b.kejang-
kejang
c.kulit mengelupas, terasa gatal, terkadang mengeluarkan cairan
4. Cara penularan penyakit
jamur pada sela jari kaki melalui...
a.Melalui sepatu, sandal,
dari lantai kamar mandi yang berjamur
b.Melalui
Sentuhan
c.Melalui
asap rokok
5. Apakah pada saat bekerja
di daerah basah dan lembab sela jari kaki
anda terasa gatal dan perih...
a.tidak c.biasa saja
b.ya
6. Apakah penyakit jamur pada sela jari kaki ini berbahaya...
a.ya c.sedang
b.tidak
7. Cara pencegahan penyakit jamur pada sela jari kaki adalah...
a.Bersentuhan
Kulit
b.Gantian
pakaian dengan teman
c.Menjaga kebersihan diri ,jangan meminjam sepatu atau
sandal orang yang terinfeksi jamur pada
sela jari kaki
8. Apakah di daerah sela jari kaki anda mengalami pengelupasan
kulit...
a.ya c.
mungkin
b.tidak
9. Apakah terdapat jamur pada sela jari kaki anda...
a.ya c.mungkin
b.tidak
10. Apakah anda bersedia, saya
ambil sampel untuk diperiksa di Laboratoriumdan untuk mengetahui apakah anda
benar terinfeksi jamur pada sela jari kaki...
a.bersedia c.ragu-ragu
b.tidak
DAFTAR
PUSTAKA
Gandahusada. 1998. Parasitologi
Kedokteran. (Edisi 3). Jakarta:
FKUI.
Gohar. 1954. Dermatofitosis. Bandung: Alumni.
Hamzah. 1999. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. (Edisi
3). Jakarta: FKUI.
Indrawati. 2006. Mikologi Dasar Dan Terapan. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan. 2005. Kesehatan Rumah Dan Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Sarwono. 2003. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FKUI.
Sutanto. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FKUI.
Sutarno. 2006. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: FKUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya