Rindu Kasih Sayang Ibu
Bagi semua orang harta sangatlah
berharga, tapi tidak bagi dia. Dia adalah seorang siswi di salah satu sekolah
menengah atas, di kampung halamannya. Dia dikenal sebagai siswi yang ceria dan
suka bergaul dengan teman-temannya, dibalik keceriaannya, dia tengah menyimpan
perasaan yang iri dengan teman-temannya bukan karena harta yang serba
berkecukupan, melainkan iri melihat keluarga teman-temannya yang masih lengkap.
Sementara dia hanya bisa berkhayal
akan keluarga yang utuh, ketika dia ingin merasakan apa yang dirasakan
temannya, dia hanya bisa berziarah dan mengirim do’a untuk kebahagiaan ibunya
disana.
Ada suatu ketika dimana ia sedang berjalan
berdua dengan temannya saat jalan sore hari. Temannya bernama Dewani, mereka
bertemu seorang ibu-ibu. Ia yang tadinya sedang berjalan langsung terdiam dan
termenung melihat sesosok ibu-ibu yang sedang berjalan di depannya.
Yah,
bisa disebut namanya “Noga”
“Nog, kok kamu diam? Ada apa?”, ujar
Dewani.
“E...e..enggggak kok”, sambil menatap
ke arah ibu tersebut.
“kalo nggak, kenapa kamu diam? Ayo
lanjutin jalannya!”, jawab Dewani
“Ayo!”, sambil menatap wajah ibu itu
dengan tak percaya.
Mereka pun melanjutkan jalan sorenya
dengan suasana yang berbeda. Sambil berjalan, tak henti Noga memikirkan seorang
ibu yang tadi ia lihat dan seketika langsung terbayang di pikirannya raut wajah
yang tak asing lagi baginya yaitu sosok seorang ibu yang selama ini telah pergi
mendahui keluarga Noga
Dewani yang sejak tadi melihat tingkah
laku Noga yang dari tadi hanya diam selama mereka berjalan.
“Nog, kok kamu dari tadi diam terus,
ada apa sih? Ngomong dong!”, tanya Dewani.
Tersentak raut wajah Noga langsung
berubah dan matanya pun mulai berkaca-kaca. Dewani pun mulai merasa ada yang
aneh dengan tingkah laku Noga saat itu. Noga tak kuasa lagi menahan tangisnya
dan meneteskan air mata.
“Aku terkejut melihat ibu yang tadi Dew”,
dengan raut wajah yang sedih.
“Kenapa Nog, cerita aja lagi. Kitakan
udah lama berteman”
“Wajah ibu yang tadi mirip dengan
almarhumah ibuku”
“Astaghfirullahal’adzim, jadi
gara-gara itu kamu nangis Nog? Istigfar Nog, istigfar! Mungkin kamu sedang
rindu dengan ibu kamu”
Setelah menenangkan Noga, Dewani
mengajak Noga langsung pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, Dewani
langsung menyuruh Noga untuk
menggantikan pakaiannya dan mengajaknya pergi berziarah ke makam ibu Noga.
Setelah sampai di makam, air mata yang
sejak tadi terjatuh semakin bertambah dan semakin mengalir deras ketika Noga
melihat batu nisan ibunya yang tertancap di tanah yang bertuliskan hari dimana
membuat semua keluarga Noga menjadi sedih. Dan hanya bisa menjadi penyesalan
bagi Noga, karena saat penghembusan nafas terakhir ibu Noga di rumah sakit,Noga
tidak ada di sisi ibunya hal inilah yang membut Noga sangat menyesal .
Setelah
hari itu Noga hanya bisa menyesal dan sedih,tetapi kesedihan yang selama ini
membuat Noga selalu menateskan air mata tidak ia perlihatkan dengan
teman-temannya karena ia tak ingin memperlihatkan sisi lemahnya kepada
teman-temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya