KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan
makalah ini di dasari pada tinjauan
pustaka mengenai menulis gagasan untuk
mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan
tugas Bahasa Indonesia . Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca dan khususnya bagi para siswa sebagai sarana pembelajaran.
Taba
Penanjung, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………....…………………………………1
DaftarIsi………………………………………………………………………..2
Bab I ………………….....………………………………………………………3
Bab II………....……………………………………………………………….4-8
Bab III………………………………………………………………….………..9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gagasan adalah suatu
pendapat seseorang yang dikemukakan secara lisan atau pun tulisan, selain itu
gagasan juga dapat mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif.
Pentingnya pendapat dapat
disematkan dalam didkusi antar kelompok maupun kerabat kerja sehingga kita bisa
saling membantu dalam hal-hal yang perlu didiskusikan. Keperluan pendapat juga
berlaku dalam hal politik karena sangat membantu untuk kelancaran berjalannya
suatu organisasi politik tersebut dan dapat menyelesaikan suatu masalah tanpa
adanya konflik dalam bentuk apapun
Indikator:
· Mendaftar topik-topik pendapat yang
dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentatif;
· Menyusun kerangka paragraf
argumentatif;
· Mengembangkan kerangka yang telah
disusun menjadi paragraf argumentatif;
· Menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena
itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dll.) dalam paragraf argumentatif;
· Menyunting paragraf yang ditulis
teman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling
berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu gagasan yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut. Setiap paragraf terdiri dari kalimat utama/ kalimat topik
dan kalimat penjelas. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan
sebuah paragraf. Sedangkan gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya
menjelaskan gagasan utama.
B. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan
Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok.
Fungsi paragraf adalah mengembangkan gagasan pokok tersebut. Kalimat dalam
paragraf tersebut harus mendukung gagasan pokok.
2. Kepaduan
Syarat kedua pengembangan paragraf adalah kepaduan
atau koherensi. Satu paragraf dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Jadi, antarkalimat dalam paragraf harus saling mendukung kalimat
yang lain.
3. Kelengkapan
Satu paragraf dikatakan lengkap jika berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat utama.
C. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Tujuan
a. paragraf
argumentatif;
b. paragraf
persuasfif;
c. paragraf
ekspositif;
d. paragraf
naratif; dan
e. paragraf
deskriptif.
Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang
mengemukakan pendapat/ ide/ gagasan, alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat
dan meyakinkan. Tujuan paragraf argumentatif adalah untuk meyakinkan pembaca
agar pembaca yakin bahwa pendapat/ ide/ gagasan penulis benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentatif
F Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
F Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan
lain-lain.
F Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan
penelitian.
F Penutup berisi kesimpulan.
Contoh paragraf argumentatif
Akhir-akhir ini tempe sudah tidak lagi menjadi makanan
orang-orang pinggiran atau kampung. Betapa tidak, seiring menjamurnya
makanan-makanan instan dan modern yang mengandung berbagai bahan pengawet,
tempe tetap menjadi makanan tradisional kebanggaan bangsa Indonesia. Terdapat
banyak kandungan protein nabati yang tinggi di dalam tempe. Bahkan di Jakarta
terdapat rumah makan yang menggunakan menu tempe untuk disajikan dalam berbagai
makanan yang lezat. Karena kandungan gizi yang tinggi dan alamiah itulah tempe
sudah mulai merambah pasar internasional. Tempe sudah menjadi makanan lokal
yang mengglobal di tengah makanan yang hanya nikmat di lidah saja.
Kesimpulan paragraf argumentatif di atas adalah:
Tempe sudah menjadi makanan masyarakat luas yang mampu bersaing dengan
makanan lezat lainnya.
Jenis Paragraf Argumentatif
1) Paragraf argumentatif rincian
Jenis paragraf argumentasi rincian adalah paragraf yang berisi pendapat dan
alasan penulis yang disertai beberapa rincian. Misalnya, paragraf argumentasi
tentang Jiwa Kepahlawanan.
Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan
jiwa kepahlawanan, pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses.
Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian
yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan
cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung
pembangunan di berbagai bidang kehidupan.
1. Paragraf argumentatif contoh
Paragraf argumentasi contoh adalah paragraf yang berisi pendapat dan alasan
penulis yang disertai beberapa contoh sebagai bukti bahwa pendapat penulis
benar dan tidak dapat disangkal lagi oleh pembaca. Misalnya, paragraf
argumentatif tentang Bahan Bakar Alternatif.
Contoh:
Setelah manusia mulai menyadari dampak penggunaan bahan bakar fosil yang
dapat membahayakan, manusia mulai berpikir untuk mencari bahan bakar
alternatif. Tetapi, apakah bahan bakar alternatif lain yang diusulkan ini dapat
efektif? Kita ambil contoh, bioetanol yang berasal dari jagung. Jika kita
menggunakan etanol dari jagung, maka diperlukan berapa juta hektar lahan jagung
untuk memenuhi kebutuhan manusia? Itu akan mengakibatkan dampak lain yaitu
berkurangnya lahan tempat tinggal dan lahan hutan. Orang akan membuka hutan dan
menjadikannya lahan jagung. Tentunya itu merusak lingkungan bukan?
2. Paragraf argumentatif sebab-akibat
Paragraf argumentatif sebab-akibat adalah paragraf yang dikembangkan dengan
menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai
akibat dari sebab tersebut. Contoh paragraf argumentatif tentang Kegagalan
Panen.
Contoh:
Musim kemarau tahun ini sangat panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan
sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini
tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya
pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika panen di desa ini selalu gagal. Hal ini diakibatkan karena
pohon-pohon dihutan tersebut ditebang secara liar oleh masyarakat setempat.
3. Paragraf argumentatif akibat sebab
Paragraf argumentatif sebab-akibat adalah paragraf yang dikembangkan dengan
menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari penyebabnya. Contoh
paragraf argumentatif akibat sebab tentang Udara Kotor.
Contoh:
Udara di kota-kota industri sangat kotor dengan banyaknya asap hitam hasil
pembakaran di pabrik-pabrik. Udara semakin panas sehingga menyebabkan berbagai
dampak lingkungan hidup. Es di Kutub Selatan dan di Greenland mulai mencair.
Itulah berbagai akibat yang terjadi karena eksploitasi besar-besaran minyak
bumi.
Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah garis besar dari hal-hal yang hendak ditulis.
Dengan kerangka, penulis dimudahkan untuk menuangkan ide secara sistematis,
terarah, dan kemungkinan mendapatkan kelengkapan materi. Langkah-langkah proses
penulisan pada akhirnya tetap sama-sama membuat kerangka tulisan baik yang
konvensional maupun gaya bebas. Perbedaannya gaya konvensional membuat kerangka
dulu baru dikembangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf. Sedangkan gaya bebas,
menulis dulu apa saja yang diketahui dan mengalir saja, baru setelah semua
tertulis, kemudian ditentukan inti kalimatnya dan diurutkan sehingga menjadi
kerangka.
Perhatikan contoh kerangka karangan tentang Perjuangan Seorang Ibu berikut!
Topik
: Perjuangan
Subtopik
: Perjuangan seorang ibu
Kerangka
karangan
|
Kerangka
karangan
|
1. Sejak
dalam kandungan
2. Pemeliharaan
sejak bayi sampai besar
3. Memberikan
kasih sayang
4. Memberikan
perhatian dan kasih sayang
|
1. Perjuangan
tiada henti
2. Memberikan
kehidupan
3. Perjuangan
pemeliharaan
4. Terus
memberikan kasih sayang
|
Pengembangan kerangka karangan:
Perjuangan ibu tampaknya perjuangan yang tiada henti. Sejak kita di dalam
kandungan, ibu telah memberikan kehidupan untuk kita sampai melahirkan.
Perjuangan itu disambung dengan pemeliharaannya terhadap kita dengan tulus saat
kita bayi, anak-anak, hingga masuk dunia pendidikan. Akankah kasih sayang itu
berakhir? Tidak. Ibu terus memberikan kasih sayangnya, perhatiannya, dan segala
rasa cintanya dengan membimbing kita dalam hidup ini.
Kata penghubung (konjungsi)
Konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,
antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Macam-macam konjungsi antarkalimat
1. Konjungsi yang menyatakan
pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.
Contoh konjungsi : biarpun demikian/ begitu,
sekalipun demikian/ begitu, sesungguhnya demikian, begitu, walaupun demikian/
begitu, meskipun demikian/ begitu.
F Saya tidak suka dengan cara dia berbicara. Walaupun demikian,
saya harus tetap menghormatinya.
2. Konjungsi yang menyatakan
lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.
Contoh konjungsi : sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya
F Untuk hari ini, yang akan saya pelajari pertama adalah
pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah itu, saya akan belajar Matematika
3. Konjungsi yang menyatakan
adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan
sebelumnya.
Contoh konjungsi : tambahan pula, lagi pula, dan selain
itu
F Kami menyambut tahun baru dengan kemeriahan kembang api.
Selain itu, suara terompet juga ikut menambah semaraknya suasana tahun baru.
4. Konjungsi yang menyatakan
kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh konjungsi : sebaliknya
F Janganlah kita membuang sampah di sungai ini! Sebaliknya, kita
harus menjaganya agar tetap bersih untuk mencegah terjadinya banjir
5. Konjungsi yang menguatkan
keadaan yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh konjungsi : malahan dan bahkan
F Penduduk di Indonesia banyak yang mengalami masalah ekonomi.
Bahkan, ada penduduk yang sampai bunuh diri karena masalah ekonomi tersebut.
6. Konjungsi yang menyatakan
pertentangan dengan keadaan sebelumnya
Contoh konjungsi : namun dan akan
tetapi
F Situasi di desa kami sudah cukup aman setelah terjadi gempa
tadi pagi. Akan tetapi, pihak yang berwenang menyuruh warga agar tetap
waspada karena ada kemungkinan terjadinya gempa susulan.
7. Konjungsi yang menyatakan
konsekuensi
Contoh konjungsi : dengan demikian
F Kamu telah terpilih menjadi ketua kelas bulan ini. Dengan
demikian, kamu harus menjalani tugasmu dengan sebaik-baiknya.
8. Konjungsi yang menyatakan
akibat
Contoh konjungsi : oleh karena itu dan oleh
sebab itu
F Aku sudah melarangnya untuk melakukan hal itu. Oleh karena
itu, biarkan saja dia merasakan akibatnya.
9. Konjungsi yang menyatakan
kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh konjungsi : sebelum itu
F Ahmad telah berhasil memecahkan rekornya sendiri dalam ajang
SEA Games tahun ini. Sebelum itu, dia juga pernah memecahkan rekor atas namanya
sendiri pada ajang SEA Games tiga tahun yang lalu.
10. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya.
Contoh konjungsi : sesungguhnya dan bahwasanya
F Temanku mengalami kecelakaan tadi siang. Sesungguhnya, aku
sudah mencegahnya untuk tidak mengendarai sepeda motor saat hujan tadi siang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya