LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI
FERMENTASI ALKOHOL
DISUSUN
OLEH
ANGGI KUSUMAH
IRMA SUSANTI
MIYA DARTI
RIKI TERNANDO
SEPTI ISLAMIA UTARI
WITA APRIANI
GURU
PEMBIMBING
SUHERMAN, S.Pd
KELAS
XII IPA 1
SMA NEGERI 2 BENGKULU
TENGAH
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fermentasi adalah
proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang
umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam
laktat, dan hidrogen.Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan
dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan
yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir,
anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia
selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal),
dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat
sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam
menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
B. Tujuan Pengamatan
1. Memahami peristiwa fermentasi dan menemukan
hasilnya.
2. Untuk
mengetahui proses fermentasi alkohol
4. Siswa dapat mengamati perubahan pada tiap botol
5. Siswa dapat mengetahui pengaruh fermipan terhadap
metabolisme anaerob
6. Membuktikan bahwa fermentasi alkohol menghasilkan etanol
(C2H5OH), CO2, dan ATP.
C.
Hipotesis
Pada beberapa mikroba
peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam
asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi alkohol.
D.
Variabel
a. Variabel terikat : Banyak gelembung, suhu, bau dan perubahan warna
b. Variabel bebas : PP, Glukosa, Ca(OH)2
c. Variabel control : Ragi
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Respirasi anaerob
(fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan ketidaktersediaan oksigen bebas.Asam piruvat
yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas
akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat.
Pada manusia,
kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh
dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak
daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh,
maka proses pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan
fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis
mikroorganisme mampu melakukan fermentasi dalam keadaan aerob.
B. Mikroba yang
Berperan Dalam Proses Fermentasi
1. Fermentasi
Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula
pertama diketahui sebagai penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan
pada pembuatan wine. Saat ini bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi
asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
2. Fermentasi
Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam
fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat.
Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
3. Fermentasi
Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan
jamur Aspergillus niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang
paling umum digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah
gula atau pati menjadi asam sitrat melalui
pengubahan pada TCA.
4. Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai
penegas rasa. Mula pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan
adalah mutan dari Corynebacterium glutamicu.
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Fermentasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah:
sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan
energi yang berasal dari karbon. Gula adalah substrat yang lebih disukai. Oleh
karenanya konsentrasi gula sangat mempengaruhi kuantitas alkohol yang
dihasilkan.
Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram
per liter (kira-kira 7,2atm) akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan yeast,
tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol. Pada tekanan lebih besar dari 30
atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama sekali.
1.
pH
PH
dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk
pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar
antara 4,0sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alcohol
akan berjalan dengan lambat.
2. Nutrien
Dalam
pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan digolongkan
menjadi dua yaitu nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrien makro meliputi
unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat yang mengandung karbohidrat,
unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari pupuk NPK.
Unsur mikro meliputi vitamin dan mineral-mineral lain yang disebut trace
element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al.
3. Temperatur
Mikroorganisme
mempunyai temperature maksimal, optimal, dan minimal untuk pertumbuhannya.
Temperatur optimal untuk yeast berkisarantara 25-30ºC dan temperature maksimal
antara 35-47ºC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada suhu 0ºC. Temperatur
selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping temperature
mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast juga mempengaruhi
komposisi produk akhir. Pada temperature yang terlalu tinggi akan menonaktifkan
yeast. Pada temperature yang terlalu rendah yeast akan menjadi tidak aktif.
BAB
III
METODE
PENGAMATAN
A.
Alat dan Bahan
1. 2 buah botol ukuran 100 ml
2. Kapur sirih
3. Sedotan
4. Permipan
5. Lumpang dan Alu
6. Vaselin
7. Phenolfalin
8. Sukrosa
9. Air suling
10. Pengaduk Larutan
11. Soldier/Paku
B.
Cara Kerja
1.
Ditandai botol dengan botol A dan botol B
2.
Dilubangi tutup botol A dengan satu lubang pakai paku
atau soldier
3.
Dilubangi tutup botol B dengan dua buah lubang pakai
paku atau soldier
4.
Dimasukkan
larutan 50 ml larutan gula 20% dalam botol A
5.
Dimasukkan
50 ml larutan air kapur / Ca(OH)2 dalam botol B kemudian ditetesi
Fenoftalen sebanyak 1 tetes hingga larutan berwarna merah jambu.
6.
Ditimbang
ragi roti sebanyak 2 gram menggunakan timbangan kemudian memasukkannya kedalam
botol A .
7.
Diukur
suhu awal masing-masing larutan dan mencium bau masing-masing larutan.
8.
Menutup
botol A dan botol B dengan tutup botol yang telah dipasangi sedotan L dan U,
kemudian mengolesi vaselin pada pinggiran botol untuk mencegah keluarnya udara.
9.
Mengamati
dan mencatat hasilnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
pengamatan
|
Larutan percobaan
|
Larutan kontrol
|
||||
awal
|
15mnt
|
24mnt
|
awal
|
15mnt
|
30mnt
|
|
Kekeruhan
|
Keruh
|
Lebih
keruh
|
Sangat
Keruh
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Warna
|
Merah
muda
|
Merah
muda pudar
|
Bening
pudar
|
Merah
muda
|
Merah
muda
|
Merah
muda
|
Gelembung
|
Tidak
ada
|
Sedikit
|
Banyak
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Aroma
|
Tidak
ada
|
Seperti
tape
|
Tape
pekat
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
A.
Tabel Pengamatan
BAB V
PEMBAHASAN
A.
Pada Tabung Percobaan
Pada tabung percobaan , sudah mengalami kekeruhan pada larutan kapur pada awal
percobaan dan warna larutan kapur yang telah ditetesi pp adalah merah muda ,
pada menit awal belum terdapat gelembung udara pada tabung , kemudian aromanya
seperti aroma bedak bayi, dan suhu awalnya adalah 33 derajat celsius . pada
menit ke 15 larutan menjadi lebih keruh dari pada menit pertama , kemudian
warna larutan kapur yang telah ditetesi pp berubah menjadi merah muda pudar
juga sudah terdapat sedikit gelembung , kemudian sudah tercium aroma tape ,dan
suhu naik menjadi 35 derajat celcius . dan terakhir pada menit ke 24 warna
larutan menjadi sangat keruh , warna larutan kapur yang telah ditetesi pp
berubah menjadi bening hal tersebut membuktikan bahwa larutan air kapur bila terkena
CO2 akan berubah warna menjadi keruh , terdapat banyak gelembung pada larutan
kapur yang menandai bahwa tabung yang berisi air glukosa dan ragi sedang
bereaksi menghasilkan gas CO2 , kemudian aroma yang diciptakan adalah tape yang
menyengat hal ini menunjukan adanya zat etanol setelah reaksi
berlangsung. Kemudian suhunya
adalah 35 derajat Celsius yang membuktikan bahwa terdapat pertumbuhan bakteri
yeast
B.
Pada Tabung Kontrol
Pada tabung kontrol, saat menit pertama warna larutannya bening, kemudian warna
larutan kapur yang telah ditetesi pp adalah merah muda, pada menit awal belum
terdapat gelembung udara pada tabung, kemudian aromanya tidak ada, dan suhu awalnya
adalah 32 derajat celsius. pada menit ke 15 larutan tetap bening, kemudian
warna larutan kapur yang telah ditetesi pp tetap merah muda dan tidak terdapat
gelembung udara , kemudian aromanya tetap ,dan suhu naik menjadi 33 derajat
celcius . dan terakhir pada menit ke 30 warna , kekeruhan , suhu , aroma
gelembung gas teteap dan tidak terdapat perubahan hal tersebut karena tidak
adanya perubahan reaksi akibat larutan glukosa tidak dicampur dengan ragi yang
berfungsi sebagai pemercepar reaksi fermentasi , larutanjuga tidak menghasilkan
gas CO2 karena tidak adanya reaksi dalam glukosa m tidak terdapat
bau karena tidak adanya gas etanolyang tereaksi , dan tidakada gelembung yang
menandakan tidakadanya CO2 yang dihasilkan , dan suhunya juga tetap
yang menandakan tidak ada pertumbuhan bakteri .
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fermentasi adalah Respirasi anaerob (fermentasi) adalah
respirasi yang terjadi dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas. Asam
piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen
bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat. Reaksinya adalah:
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP.
CO2 akan mengubah air kapur menjadi keruh
Fermentasi adalah proses peragian atau proses penguraian makanan
oleh mikroorganisme yang berlangsung dalam keadaan anaerob yang tidak
memerlukan oksigen dari udara bebas (dibuktikan dalam praktikum, perangkat alat
dilapisi oleh plastisin) . Selain itu fermentasi juga berarti pemecahan senyawa
organik oleh mikroba yang berlangsung dalam suasana anaerob dengan menghasilkan
energi.
BAB V
PERTANYAAN
1.
Jelaskan
apakah fungsi PP dan air kapur dalam percobaan yang Anda lakukan!
Jawab:
Air kapur berfungsi untuk mengikat CO2 dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk, sehingga reaksi mulai terhenti
ketika hasil reaksi pada tabung A mengalir menuju tabung B. Sedangkan fungsi PP
untuk menunjukkan kadar basa pada tabung B ketika terjadi proses fermentasi
pada tabung A.
2.
Apakah
dihasilkan energy ? bagaimana cara mengetahuinya ?
Jawab:
Ya dengan persamaan reaksi
C6H12O6→
2C2H5OH + 2CO2+2ATP
Membuktikan bahwa proses fermentasi glukosa
dan ragi menghasilkan energy yang ditandai dengan adanya kenaikan suhu karena
peristiwa menghasilkan panas ketika bereaksi berfungsi untuk menghasilkan ATP
sebagai sumber energy untuk kelanjutan proses.
3.
termasuk
dalam fermentasi apakah percobaan diatas ? bagaimana cara mengetahui zat yang
dihasilkan ?
Jawab :
Percobaan diatas termasuk dalam fermentasi
alcohol , cara mengetahui zat yang dihasilkan ditandai dengan adanya gelembunng
udara saat terjadinya reaksi yang merupakan gas CO2 hasil dari reaksi antara
glukosa dan ragi . kemudian indicator air kapur yang ditetesi pp berubah warna
menjadi keruh yang menandakan telah terjadinya pengikatan CO2 pada larutan
kapur
4.
Tuliskan
persamaan reaksi peristiwa fermentasi yang Anda praktekkan kali ini!
Jawab:
Persamaan reaksinya adalah
C6H12O6→
2C2H5OH + 2CO2+2ATP
DAFTAR PUSTAKA
http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/2013/01/praktikum-fisiologi-tumbuhan-fermentasi.html#sthash.rGX0pgfZ.dpuf
KERJASAMA AKAN
MENGHASILKAN HASIL YANG LEBIH BAIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya