Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini di dasari pada
tinjauan pustaka mengenai membaca intensif teks berpola umum-khusus(deduktif) dan khusus-umum
(induktif) serta menjelaskan perbedaannya. Makalah ini
disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia . Pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah
ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi para siswa sebagai
sarana pembelajaran.
Taba
Penanjung, 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Membaca intensif adalah cara
membaca yang di lakukan secara
saksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan
untuk dapat memahami sebuah bacaan.
Selanjutnya, kita harus mengetahui
terlebih dahulu pokok-pokok
pikiran dalam bacaan tersebut. Selain itu, kita
juga harus dapat memahami karakter penulis dari seorang
penulis.
Dalam
membaca kita harus memperhatikan beberapa hal penting, seperti membaca teks
berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif), serta
kita harus mengetahui perbedaannya kedua pola teks tersebut dan mengerti apa
saja perbedaannya.
1.2 Maksud dan
Tujuan
Pembuatan
makalah ini dimaksudkan agar para murid mengerti mengenai apa itu teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola
khusus-umum (induktif) beserta
bagian – bagian yang terkandung di dalamnya.
Adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Ø Mengetahui pengertian teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola
khusus-umum (induktif)
Ø Mengetahui ciri-ciri teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola
khusus-umum (induktif)
Ø Mengetahui unsur – unsur teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola
khusus-umum (induktif)
Ø Mengetahui syarat topik teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola
khusus-umum (induktif)
Ø Mengetahui kerangka teks berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola
khusus-umum (induktif)
1.3.
Identifikasi Masalah
Mendapatkan
informasi dan pembelajaran tentang teks berpola
umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Paragraf
induktif (Khusus-Umum)
Paragraf induktif (Khusus-Umum) yaitu
paragraf yang dimulai dengan
menyebutkan pernyataan khusus yang berupa
kalimat penjelas untuk menuju pada kesimpulan umum
yang berupa kalimat utama.
Contoh paragraf induktif:
"Sarana penghubung juga dibangun. Jalan-jalan
dan jembatan juga di perbaiki. Salah satu
jembatan yang membuat takjub
pemerintah pusat adalah jembatan di atas
Sungai Opak yang menghubungkan Kelurahan Kepuharji.
Jembatan yang di bangun secara gotong royong
itu hannya memerlukan biaya 5 juta rupiah. Padahal,
taksiran pemerintah adalah rebesar 15 juta rupiah.
Ternyata gotong royong sudah menjadi pola kehidupan
masyarakat desa."
Dalam paragraf induktif terdapat
tiga pola pengembangan,
yaitu:
a.
Generalisasi, yaitu paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan
peristiwa khusus, kemudian diikuti dengan
kesimpulan secara umum. Dalam pengembangan generalisasi
diperlukan fakta.
Contoh pola generalisasi:
"Kursi dan meja tertata dengan
rapi, kaca jendela bereri, dan
lantainya selalu dalam keadaan bersih. Papan tulis kelas selalu dibersihkan. gambar-gambar
yang ada menambah suasana lebih kondusif. Ruang
kelas XI memang kelas idaman semua siswa dan
guru."
b.
Analogi , yaitu paragraf yang dikembangkan
dengan cara membandingkan dua hal atau lebih
yang memiliki beberapa
kesamaan/kemiripan.
Conton pola analogi:
"Sapi, kucing, dan kambing
termasuk binatang menyusui.
Sebagaimana jenis binatang lainnya, binatang-binatang tersebut memerlukan air
untuk keperluan hidupnya.
Berbagai tumbuhan seperti padi, jagung, tumbuhan,
ataupun bunga juga memerlukan air. Jadi, binatang,
tumbuhan, dan manug sangat memerlukan air."
c.
Kausar (sebab akibat), yaitu paragraf
yang dikembangkan dengan cara mengawali/menempatkan
fakta sebagai sebab, kemudian menempatkan
kesimpulan sebagai akibatnya, atau sebaliknya.
Contoh pola Kausal (sebab akibat):
"Kegagalan ginjal disebabkan
oleh merosotnya fungsi ginjal
akibat peningkatan kepekaan serum kreatinin yang disertai
berkurangnya urine. Ini berlangsung spontan dan cepat.
Tak heran jika penderita gagal ginjal harus berpacu
dengan waktu demi menyelamatkan diri."
2.2
Paragraf
Deduktif (Umum-Khusus)
Paragraf Deduktif (Umum-Khusus),
yaitu paragraf yang dimulai
dengan menyebutkan pernyataan umum yang berupa
kalimat utama, kemudian diikuti oleh pernyataan khusus
yang berupa kalimat penjelasan. Jadi, paragraph deduktif
yaitu parangraf yang menempatkan gagasan di awal
paragraf.
Contoh paragraf deduktif:
"Program tertib lalu lintas menjadin
keselamatan pengguna jalan.
Dengan mematuhi ketertiban lalu lintas, setiap
pengguna jalan merasa nyaman. Resiko kecelakaan
pengguna jalan relatif lebih rendah. Polisi pengatur
lalu lintas pun tidak harus dipusingkan oleh pengguna
jalan yang sering melanggar aturan.
2.3 Perbedaan paragraf induktif dan
deduktif melalui
kegiatan membaca intensif
1. Menemukan
kalimat yang mengandung gagasan utama
pada paragraph
Gagasan utama
adalah hal yang di bahas atau diungkapkan
dalam bacaan. Gagasan utama diungkapkan dengan
kata atau frase. Letak gagasan utama ada yang di
awal paragraf (deduktif), diakhir paragraf (Induktif), atau di awal dan diakhir paragraf
(deduktif-induktif).
Di
awal paragraf (deduktif)
Ini adalah
tempat favorit gagasan utama. Bisa dikatakan,
75%-80% gagasan utama terletak di sini. Mengapa?
Karena ternyata para penulis hampir selalu memulai
paragrafnya dengan menuliskan gagasan utamanya,
yaitu kalimat yang bersifat umum itu dan kalimat-kalimat
berikutnya merupakan penjelas dari gagasan
utama itu.
Contoh: Ada banyak cara yang orang
lakukan untuk mengisi hari
pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut
fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan
bermotor, atau merayakannya
dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya
dengan pasangan masing-masing. Gagasan
utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun
baru.
Di
akhir paragraf (induktif)
Banyak juga
paragraf yang seperti ini. Artinya, paragraf
itu dimulai dengan rincian, baru ditutup dengan pernyataan
umum.
Contoh: Ada orang yang menyambut
fajar pertama di puncak
gunung, ada yang memilih bersenang-senang dengan
konvoi kendaraan bermotor. Akan tetapi, ada juga
yang memilih menyambut tahun baru dengan pesta kembang
api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan
masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan
orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru.
Gagasan utamanya: Berbagai cara orang mengisi hari
pertama di tahun baru.
2. Menemukan
kalimat penjelas yang mendukung gagasan
utama
Kalimat penjelas
adalah kalimat yang mendukung gagasan
utama. Kalimat penjelas berisi tentang fakta-fakta, dan rincian yang mendukung
pernyataan umum dalam
sebuah paragraf. Letak kalimat penjelas ada yang sesudah
gagasan utama (pada paragraf deduktif) dan sebelum
kalimat utama (pada paragraf induktif).
Pada
paragraf deduktif
Kalimat penjelas
terletak setelah gagasan utama. Dengan
kata lain, kalimat penjelas mengikuti gagasan utama.
Contoh: Ada banyak cara yang orang
lakukan untuk mengisi hari
pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut
fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan
bermotor, atau merayakannya
dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya
dengan pasangan masing-masing. Dapat
diperhatikan bahwa kalimat yang dicetak miring adalah
kalimat penjelas.
Pada
paragraf induktif
Kalimat penjelas
terletak terletak di awal paragraf. Artinya,
kalimat penjelas mendahului gagasan utama.
Contoh: Ada orang yang menyambut
fajar pertama di puncak
gunung, ada yang memilih bersenang-senang dengan
konvoi kendaraan bermotor. Akan tetapi, ada juga
yang memilih menyambut tahun baru dengan pesta kembang
api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan
masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan
orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru.
3.
Membedakan Paragraf Deduktif Dan
Induktif
Paragraf
deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf
yang kalimat utamanya
terletak di awal paragraf. Paragraf deduktif dikembangkan
dari data yang bersifat umum dan dijabarkan
dengan beberapa pikiran penjelas yang bersifat
khusus.
Ciri-ciri paragraf deduktif antara lain:
1.
Kalimat utama terletak di awal paragraph
2.
Kalimat penjelas menjelaskan gagasan
utama
Perhatikan contoh paragraf deduktif
berikut ini!
Olah raga memiliki keunikan. Emosi
bangsa dapat bergerak dan
menyatu menyaksikan atlet yang bertanding.
Sukses atlet di ajang internasional mampu memotivasi
suatu bangsa untuk maju. Itu pulalah yang mendorong
Negara memberikan perhatian besar dan khusus
bagi olah raga.
Paragraf
Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf
yang kalimat utamanya
terletak di akhir paragraf. Pada pola pengembangan
paragraph induktif bertolak dari satu atau
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
kesimpulan.
Ciri-ciri paragraf induktif antara lain:
1.
Menyebutkan peritiwa-peristiwa khusus
terlebih dahulu
2.
Kalimat penjelas merupakan
rincian-rincian khusus
3.
Kesimpulan terdapat di akhir paragraph,
dan ditandai dengan
kata-kata: jadi, kesimpulnya, oleh karena itu, yang
penting, dan lain-lain.
Paragraf induktif dikembangkan
dengan 3 pola, yaitu:
a.
Generalisasi
Generalisasi
yaitu pola pengembangan paragraph induktif dengan
proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual untuk menurunkan suatu inferensi yang
bersifat umum yang mencakup fenomena tadi. Pada
pengembangan paragraf dengan cara generalisasi intinya
mengumpulkan fakta-fakta kemudian ditarik sebuah
simpulan yang.
Contoh: Saya melihat orang-orang
asyik membaca Koran di
halte bus. Kegiatan serupa juga saya jumpai di peron stasiun kereta api. Saat saya
jalan-jalan di taman, hal yang
sama juga saya lihat orang duduk bersantai sambil membaca
Koran. Bahkan, ketika saya keluar ruang dan sampai
di trotoar, saya melihat berderet anak sekolah, kawula
muda, dan orang dewasa semua sedang membaca.
Jadi, banyak orang yang memanfaatkan waktu
membaca.
b.
Analogi
Pengembangan
paragraf induktif dengan pola analogi berarti
membandingkan dua macam hal dengan hanya memerhatikan
persamaannya, tanpa memerhatikan perbedaanya,
kemudian menyimpulkannya.
Contoh: Seorang bayi dilahirkan
dalam keadaan suci seperti
kertas putih. Bayi akan
dibentuk pribadinyasesuai dengan
didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat
diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti
kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat
bagi siapa pun yang membacanya. Jadi, membentuk
kepribadian baik seseorang anak ibarat menulis
kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
c.
Sebab Akibat
Pengembangan
paragraf sebab akibat bertolak dari peristiwa
yang dianggap sebagai sebab yang diketahui kemudian
bergerak menuju kesimpulan sebagai akbiat yang
terdekat.
Contoh: Beberapa bulan yang lalu
Rudi sering tidak masuk
sekolah tanpa alasan. Setiap kegiatan belajar mengajar
Rudi juga tidak pernah memerhatikan guru dan selalu
sibuk sendiri dengan tingkahnya yang aneh-aneh. Selain
itu Rudi juga sering tidak tertib dalam memakai seragam.
Karena kenakalannya itu akhirnya Rudi mendapatkan
teguran dan pengarahan dari Guru BP, Wali Kelas
dan Kepala Sekolah.
KESIMPULAN
Membaca intensif adalah cara
membaca yang di lakukan secara
saksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan
untuk dapat memahami sebuah bacaan. Selanjutnya,
kita harus mengetahui terlebih dahulu pokok-pokok
pikiran dalam bacaan tersebut. Selain itu, kita
juga harus dapat memahami karakter penulis dari seorang
penulis.
Dalam
membaca kita harus memperhatikan beberapa hal penting, seperti membaca teks
berpola umum-khusus (deduktif) dan teks berpola khusus-umum (induktif), serta
kita harus mengetahui perbedaannya kedua pola teks tersebut dan mengerti apa
saja perbedaannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Agus Mustofa., Beragama Dengan Akal Sehat,
Padma Press, Surabaya, 2008.
[2]. Agus Mustofa., Salah Kaprah, Padma Press,
Surabaya, 2010.
[3]. Hasnul Suhaimi., Everyone Can Lead, B first,
Yogyakarta, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya