TEMPE PLUS-PLUS
KARYA
TULIS ILMIAH
Diajukan
Sebagai Salah Syarat Menyelesaikan Tugas Akhir Semester
Tahun
Ajaran 2015-2016
Disusun Oleh
Nama : Dilestia Purnama
Putri
Kelas : XI IPA 1
Guru
Pembimbing : Lika Citra Dewi, S.Pd
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Dinas Pendidikan Dan
Kebudayaan Bengkulu Tengah
SMA Negeri 2 Bengkulu
Tengah
Tahun Ajaran 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tempe,
merupakan makanan khas Indonesia yang sudah terkenal hingga ke mancanegara.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa di dalam tempe terdapat kandungan
gizi tinggi, seperti protein, karbohidrat, asam lemak palmitat, asam lemak linoleat,
serta berbagai vitamin, mineral dan antioksidan.
Pembuatan
tempe masih di produk secara sederhana dan tradisional oleh pengrajin tempe,
yang biasanya berupa home industry.
Produksi tempe ini belum mengalami inovasi dibuktikan dengan produk tempe yang
selalu sama dari masa kemasa.
Tingkat
konsumsi tempe di dunia mencapai angka yang cukup tinggi sehingga mendesak
pengrajin untuk menngkatkan produksiya sementara mereka dihadapkan pada
permasalahan tidak sesuainya bahan baku pembuatan tempe dengan harga jualnya di
pasaran. Oleh karena itu, kami mencoba berinovasi dengan produk yang sudah ada
untuk mengingkatkan nilai gizi yang terkandung pada tempe serta meningkatkan
harga jualnya di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan penghasilan pengrajin
tempe dapat meningkat sera tempe semakin dikenal di masyarakat Indonesia maupun
dunia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bisakah
tempe yang sudah ada saat ini dimodifikasi untuk meningkatkan nilai gizi dan
nilai ekonomisnya?
2. Bagaimana
cara pembuatan tempe dan modifikasinya?
3. Bagaimana
pengaruh modifikasi tempe pada pengrajin dan masyarakat?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menciptakan varian tempe dengan kandungan gizi
serta bernilai ekonomi tinggi yang diminati dan digemari nasyarakat.
BAB
II
KAJIAN
DAN PERCOBAAN
A.
Alat
dan Bahan
1.
Bahan
Penelitian
a. Kedelai
Amerika d.
Ragi tempe
b. Kacang
merah e. Kacang
hijau
c. Wortel f.
Daun pisang
2.
Alat
Penelitian
a. Pisau e.
Kompor gas
b. Alat
penyaring f.
Sendok
c. Panci g.
Timbangan
d. Alat
tulis h.
Kamera
B.
Tahap
Penelitian
1.
Proses
Studi Lapangan Produksi Tempe
Proses studi lapangan produksi
tempe dilakukan untuk mengetahui prosedur pembuatan tempe. Proses studi
lapangan ini berlangsung selama dua hari pada tanggal 17 Januari 2016 dan pada
tanggal 18 Januari 2016 di rumah pengrajin tempe di Taba Penanjung.
2.
Proses
Pembuatan Tempe Plus-Plus
Setelah mengetahui prosedur
pembuatan tempe, penulis mengolah kedelai yang siap diragi menjadi tempe
plus-plus.
C.
Pengujian
Tempe Plus-Plus di Masyarakat
Setelah
tempe plus-plus jadi, tempe tersebut digoreng untuk diujikan pada masyarakat.
D.
Jalannya
Penelitian
1.
Studi
Lapangan pada Pengrajin Tempe
Untuk mengetahui prosedur pembutan
tempe, peneliti mengunjungi rumah pengrajin tempe yang juga merupakan lokasi
produksi tempe.
2.
Penyiapan
Bahan Baku dan Alat
Setelah mengetahui prosedur
pembuatan tempe, peneliti menyiapkan bahan baku pembuatan tempe plus-plus yang
berupa kedelai, wortel, kacang hijau, kacang merah, ragi serta peralatan yang
dibutuhkan seperti kompor gas, panci, pisau, timbangan.
E.
Proses
Pembuatan Tempe Plus-Plus
1.
Pengolahan
kedelai
Pengolahan kedelai sama dengan
pengolahan pada tempe biasa, yaitu megalami proses perebusan, perendaman,
penggilingan, pencucian selama 3 kali, pembuangan kulit ari, penirisan, dan
penimbang kedelai.
2.
Pengolahan
Wortel, Kacang Merah, dan Kacang Hijau
Wortel dikupas kemudian dipotong
dadu kecil dan dicuci. Kacang merah dipotong menjadi tiga bagian dicuci dan
direbus hingga setengah matang. Kacang hijau dicuci dan direbus hingga setengah
matang. Wortel disiram dengan air panas, kemudian wortel, kacang merah dan
kacang hijau ditiriskan. Wortel, kacang merah, dan kacang hijau ditimbang.
Takaran yang digunakan adalah wortel sebanyak 50 gram, kacang merah sebanyak 60
gram, dan kacang hijau sebanyak 32 gram.
3.
Pencampuran
Kedelai, Wortel, Kacang Merah, dan Kacang Hijau
Setelah ditimbang, kedelai, wortel,
kacang merah, dan kacang hijau dicampur dalam satu wadah untuk proses peragian,
kemudian di kemas dalam daun pisang dan ditaruh di ruangan dengan suhu 25oC
selama 2 x 24 jam.
F.
Pengujian
Tempe Plus-Plus di Masyarakat
Setelah
tempe plus-plus jadi, tempe tersebut digoreng untuk kemudian diujikan
penerimaannya di masyarakat. Setelah diujikan masyarakat mengisi kuesioner
untuk menilai tempe plus-plus dan memberikan rekomendasi harga.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Desain
Percobaan
Peneliti
berhasil menemukan racikan tempe plus-plus yang paling tepat setelah 3 kali
percobaan dengan perincian:
1.
Percobaan
I
Peneliti membuat tempe plus-plus
dengan bahan baku kedelai, wortel, brokoli, kacang hijau, kacang merah, dan
bayam merah dengan plastik sebagai media pengemasan. Pada percobaan ke-1
dihasilkan tempe, tetapi memiliki kelemahan yaitu brokoli dan bayam merah
melembek sebagai hasil proses fermentasi dan mengeluarkan aroma yang kurang
sedap. Rasanya hampir sama dengan tempe biasa, tetapi rasa agak asam pada
bagian brokoli dan bayam merah.
2.
Percobaan
II
Karena pada percobaan ke-1 brokoli
dan bayam merah melembek, peneliti mengganti susunan bahan baku menjadi kedelai
(300 gram), wortel (50 gram), dan kacang merah (60 gram), dan menggunakan
plastik sebagai media pengemasan. Pada percobaan ke-2 dihasilkan tempe
plus-plus, namun memilki kelemahan yaitu tetap mengeluarkan aroma kurang sedap,
sedangkan rasa agak berbeda dengan tempe biasa yaitu memiliki rasa gurih dan
lebih lezat.
3.
Percobaan
III
Karena pada percobaan II tempe
plus-plus masih mengeluarkan aroma yang kurang sedap, peneliti membuat susunan
baku, kedelai (300 gram), wortel (50 gram), dan kacang merah (60 gram), tetapi
mengganti media pengemasan dari plastik menjadi daun pisang. Pada percobaan
ke-3 dihasilkan tempe plus-plus pada percobaan ke-2, namun bau kurang sedap
pada tempe plus-plus dapat diminimalisir oleh daun pisang, sehingga tempe
plus-plus hasil percobaan ke-3 merupakan tempe plus-plus dengan racikan yang
paling pas.
B.
Analisis
Bahan
1.
Kedelai
Kedelai merupakan golongan
kacang-kacangan yang mengandung kadar glikemiks rendah atau Low GI (Glikemiks Index). Dengan demikian,
manfaat kacang kedelai akan membuat penderita mampu merasa kenyang lebih lama,
sehingga kadar gula darah pun akan lebih terkontrol. Hal ini cukup berguna bagi
penderita diabetes.
2.
Kacang
Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman
budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang
termasuk suku polongan-polongan (Fabaceae)
ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi.
3.
Kacang
Merah
Kacang merah kering merupakan sumber
protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin,
kalsium, fosfor, dan zat besi. Setiap 100 gram kacang merah kering telah
direbus dapat menyediakan 9 gram protein atau 17% dari angka kecukupan protein
harian.
4.
Wortel
Wortel (Daucus Carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya
berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat
dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya.
C.
Hasil
Peneliti
berhasil menemukan racikan tempe plus-plus yang paling pas yaitu kedelai (300
gram), wortel (50 gram), dan kacang merah (60 gram) dengan daun pisang sebagai
media pengemasan
1.
Hasil
Kuesioner
a. 18
orang dari 20 responden merasa tertarik dengan warna tempe plus-plus, sedangkan
1 responden merasa biasa dan 1 orang lainnya merasa warna tempe kurang menarik.
b. Dari
20 responden semuanya menyatakan bahwa rasa tempe plus-plus mempunyai nilai
lebih dari tempe biasa.
c. 6
orang dari 20 respoden menyatakan tampilan tempe plus-plus lebih khas,
sedangkan 13 orang menyatakan aroma tempe plus-plus biasa seperti tempe pada
umumnya dan 1 orang menyatakan aroma tempe plus-plus agak asam.
d. 16
orang dari 20 responden menyatakan tampilan tempe plus-plus menarik karena
adanya variasi warna pada tempe plus-plus, sedangkan 3 orang menyatakan
tampilan tempe plus-plus sama dengan tempe pada umumnya dan 1 orang menyatakan
tampilan tempe plus-plus tidak begitu menarik.
e. 17
orang dari 20 responden memberi rekomendasi harga tempe plus-plus diatas harga
normal dengan rata-rata Rp. 365,00/buah dan 3 orang memberi rekomendasi harga
sama dengan harga tempe biasa.
2.
Kalkulasi
Biaya Produksi
Total biaya produksi tempe
plus-plus adalah Rp. 4.150,00 untuk 18 bungkus tempe (45 gram/bungkus),
sehingga biaya produksi tempe plus-plus Rp. 230,00/bungkus. Sementara, hasil
dari kuesioner mengeai rekomendasi harga tempe plus-plus di masyarakat
diperoleh harga Rp. 365,00/bungkus. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa harga rekomendasi tempe plus-plus lebih dari biaya produksi, dengan
demikian perkiraan laba yang akan diperoleh dari penjualan tempe plus-plus
adalah Rp. 135,00 per bungkus.
3.
Perbandingan
pemasukan
Pada tempe biasa, dari 1 kg kedelai
menghasilkan 40 bungkus tempe@45 gram yang dijual seharga Rp. 200,00/bungkus,
sehingga diperoleh laba kotor sebesar Rp. 2000,00., sedangkan pada tempe
plus-plus 1 kg kedelai menghasilkan 50 bungkus tempe@45 gram yang di jual
seharga Rp. 365,00/bungkus, sehingga diperoleh laba kotor sebesar Rp.
12.500,00. Dari penjelasan tersebut telah jelas bahwa laba yang diperoleh dari
penjualan tempe plus-plus jauh lebih besar dari penjualan tempe biasa yaitu
sebesar 6 kali lipat.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tempe yang sudah ada
saat ini dapat dimodifikasi menjadi produk yang bernilai gizi lebih tinggi dan
diminati oleh masyarakat.
Cara memodifikasi tempe
adalah dengan menambahkan sayur-mayur seperti wortel, kacang hijau dan kacang
merah yang sebelumnya telah dicuci dan dimasak dalam proses peragian tempe,
kemudian campuran tersebut dikemas dengan daun pisang dan difermentasi selama
2x24 jam.
Pengaruh modifikasi
tempe terhadap pengrajin adalah menigkatkan harga jual tempe di pasaran,
sehingga keintungan pengrajin menjadi lebih besar yaitu sebesar Rp.
135,00/bungkus. Pengaruh tempe terhadap masyarakat adalah meningkatkan nilai
asupan gizi masyarakat dengan cara mengonsumsi tempe yang telah ditingkatkan
nilai gizinya.
B.
Saran
Perlu diadakan
penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi tempe untuk menghasilkan produk
makanan yang bergizi tinggi.
Perlu diadakan
sosialisasi kepada para pengrajin tempe agar dapat memproduksi tempe plus-plus
secara massal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pengrajin tempe.
Perlu di adakan kerja
sama yang baik antara pengrajin tempe plus-plus dengan dinas terkait agar
tercipta lingkungan yang mendukung
perkembangan tempe plus-plus ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anon. 2005. Manfaat Kacang
Kedelai. Jakarta: Husna
Gandaria, Jakondam.
2003. Kandungan Gizi Kacang Kedelai.
Bandung: Masmedia
Sonda, Keninti. 1999.
Mengenal 6 Jenis Tempe dan Kandungan
Gizinya. Solo: Timtara
Dendri, Muhammad.
2007. Nutrisi Tinggi dari Kacang Merah.
Surabaya: Yudistira
Nanung, Sentoso.
2003. Kandungan Gizi dan Khasiat dari
Sayur Wortel. Jakarta: Erlangga
Sella, Chikita. 2013.
Kandungan Gizi Kacang Hijau. Jakarta:
Erlangga
Susilawati. 2000. Kewirausahaan. Surabaya: Yudistira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya