KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan
makalah ini di dasari pada tinjauan
pustaka mengenai menjelaskan hal-hal
yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara lansung dan
atau melalui rekaman. Makalah ini
disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia . Pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca dan khususnya bagi para siswa sebagai sarana pembelajaran.
Taba
Penanjung, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………....…………………………………1
DaftarIsi………………………………………………………………………..2
Bab I ………………….....………………………………………………………3
Bab II………....……………………………………………………………….4-6
Bab III………………………………………………………………….………..7
Daftar
Pustaka.......................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cerita rakyat termasuk salah satu jenis karangan
narasi, narasi merupakan karangan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam
satu kesatuan waktu. Selain karya sastra melayu klasik, karangan yang tergolong
kedalam jenis narasi adalah novel, roman, dan semua karya prosa imajinatif.
Karangan jenis ini bermaksud menyajikan peristiwa atau
mengisahkan apa yang telah terjadi dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.
Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa sesuatu
yang dikhayalkan oleh penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang sama
sekali jauh dari realita kehidupan.
Identifikasi Masalah
Mendapatkan
informasi dan pembelajaran tentang cerita rakyat dan bagaimana unsur – unsur
atau bagian yang terkandung di dalamnya.
Batasan Masalah
Dalam
makalah ini hanya meneliti tentang struktur, karakteristik, unsur – unsur
cerita rakyat
Metodologi Penulisan
1. Penulis
mencari berbagai sumber yang berkaitan dengan topik
2. Penulis
mencatat hal – hal yang diperlukan dari sumber tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam cerita rakyat terdapat unsur-unsur intrinsik yang perlu kalian
ketahui. Unsur-unsur intrinsik yang dibahas dalam materi ini adalah latar,
tokoh, dan penokohan.
1. Latar atau setting adalah tempat atau
waktu terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Latar dapat berupa tempat,
waktu, dan suasana.
a. Latar tempat merupakan pengembaraan tempat kejadian di dalam cerita. Misalnya, di istana, di rumah, atau di halaman rumah.
b. Latar waktu merupakan pengembaraan waktu kejadian di dalam cerita. Misalnya, pagi hari, siang hari, atau malam hari.
c. Latar suasana/budaya merupakan penggambaran suasana atau budaya yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa. Misalnya dalam budaya masyarakat Jawa, Melayu, dan sebagainya.
a. Latar tempat merupakan pengembaraan tempat kejadian di dalam cerita. Misalnya, di istana, di rumah, atau di halaman rumah.
b. Latar waktu merupakan pengembaraan waktu kejadian di dalam cerita. Misalnya, pagi hari, siang hari, atau malam hari.
c. Latar suasana/budaya merupakan penggambaran suasana atau budaya yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa. Misalnya dalam budaya masyarakat Jawa, Melayu, dan sebagainya.
2. Tokoh adalah para pelaku yang ada dalam cerita. Ada dua jenis tokoh
berdasarkan peranan atau tingkat pentingnya dalam cerita, yaitu sebagai
berikut.
1. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
2. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau
tidak dipentingkan. Kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh
utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar
belakang cerita.
Berdasarkan dari sifat tokoh, terdapat dua jenis tokoh, yaitu sebagai berikut.
Berdasarkan dari sifat tokoh, terdapat dua jenis tokoh, yaitu sebagai berikut.
1. Tokoh protagonis adalah tokoh utama dalam cerita yang dimunculkan untuk mengatasi
berbagai persoalan yang dihadapi dalam cerita.
2. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan protagonis.
3. Tokoh tritagonis adalah tokoh pendamai, yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat protagonist maupun antagonis.
3. Tokoh tritagonis adalah tokoh pendamai, yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat protagonist maupun antagonis.
Penokohan adalah cara mengarang, melukiskan tokoh-tokoh dalam cerita yang
ditulisnya.
Terdapat dua jenis penokohan, yaitu sebagai berikut.
1. Secara langsung atau deskriptif/analitik, yaitu pengarang langsung melukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya.
2. Secara tidak langsung/dramatik, yaitu pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh utama, melalui aktivitas tokoh utama, dan melalui jalan pikiran tokoh utama, serta dapat diungkapkan melalui percakapan antartokoh dalam cerita tersebut.
Terdapat dua jenis penokohan, yaitu sebagai berikut.
1. Secara langsung atau deskriptif/analitik, yaitu pengarang langsung melukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya.
2. Secara tidak langsung/dramatik, yaitu pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh utama, melalui aktivitas tokoh utama, dan melalui jalan pikiran tokoh utama, serta dapat diungkapkan melalui percakapan antartokoh dalam cerita tersebut.
Perhatikan!
Asal Usul Pulau Senua
Di Kepulauan Natuna, ada sepasang suami istri yaitu Baitusen dan Mai Lamah.
Suatu hari, mereka merantau ke Pulau Bunguran agar bisa hidup lebih baik.
Di Pulau Bunguran, mereka hidup berbahagia. Para tetangga pun menyukai
mereka. Mak Semah, seorang bidan kampung yang baik hati pun bersedia menolong
jika mereka sakit.
Suatu hari, Baitusen menemukan sebuah lubuk teripang, binatang laut yang
mahal harganya jika dikeringkan dan dijual. Baitusen dan istrinya pun menjadi
saudagar teripang yang kaya raya. Kehidupan yang mewah mengubah sifat Mai
Lamah. Ia menjadi sombong dan pelit. Perempuan ini pun tidak mau lagi bergaul
dengan para tetangganya yang miskin.
Suatu hari, Mak Semah datang untuk meminjam beras. Mai Lamah membentaknya
dan mengungkit utang-utang perempuan itu. Mak Semah sangat sedih mendengar
kata-kata Mai Lamah. Sejak itu para tetangga menjauhi Mak Lamah.
Suatu waktu, tibalah saatnya Mai Lamah melahirkan. Mak Bidan dari kampung
seberang belum juga datang. Akhirnya, Baitusen mencoba meminta bantuan kepada
Mak Semah dan tetangga lainnya. Namun, tak seorang pun yang mau menolong karena
mereka pernah disakiti oleh Mai Lamah.
Akhirnya, Baitusen membawa Mai Lamah ke pulau seberang untuk menemui Bidan.
Mereka akan menggunakan perahu. Mai Lamah meminta suaminya membawa peti emas
dan perak mereka ke dalam perahu.
Baitusen menuruti keinginan istrinya. Mereka membawa
peti perhiasan, lalu menjalankan perahu itu. Ternyata, semakin ke tengah,
gelombang di laut semakin berat. Akhirnya, perahu tenggelam bersama seluruh
perhiasan peti emas dan perak yang mereka bawa.
Baitusen dan istrinya berusaha menyelamatkan diri. Mai Lamah berpegangan
pada tali pinggang suaminya. Mereka berusaha berenang ke tepian di tengah
gelombang arus laut besar. Tubuh Mai Lamah timbul tenggelam. Badannya berat
karena sedang mengandung dan juga karena perhiasan yang ia pakai. Akhirnya,
mereka berhasil sampai di Pantai Bunguran Timur.
Saat Mai Lamah yang sombong dan kikir menginjakkan
kaki di pulau itu, tiba-tiba guntur menggelegar. Tampaknya, tanah Bunguran
tidak mau menerima kedatangan perempuan itu. Tiba-tiba Mai Lamah berubah
menjadi sebongkah batu besar dalam keadaan mengandung. Lama-kelamaan, batu
besar itu berubah menjadi sebuah pulau.
(Sumber: 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara, 2010)
(Sumber: 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara, 2010)
Mari
kita ulas!
a. Latar atau setting terjadinya peristiwa tersebut
adalah di Pulau Bunguran.
b. Tokoh utama dalam cerita tersebut adalah Baitusen dan Mai Lamah. Hal itu karena kedua tokoh tersebut yang paling banyak muncul dan sering dibicarakan.
c. Tokoh tambahan dalam cerita tersebut adalah Mak Semah, seorang bidan kampung.
d. – Watak Baitusen adalah setia dan sayang pada istrinya. Hal itu dibuktikan dengan penjelasan mengenai tokoh itu
b. Tokoh utama dalam cerita tersebut adalah Baitusen dan Mai Lamah. Hal itu karena kedua tokoh tersebut yang paling banyak muncul dan sering dibicarakan.
c. Tokoh tambahan dalam cerita tersebut adalah Mak Semah, seorang bidan kampung.
d. – Watak Baitusen adalah setia dan sayang pada istrinya. Hal itu dibuktikan dengan penjelasan mengenai tokoh itu
Baitusen membawa Mai Lamah ke pulau seberang untuk
menemui Bidan. Mai Lamah meminta suaminya membawa peti emas dan perak mereka ke
dalam perahu. Baitusen menuruti keinginan istrinya
-Watak Mai Lamah adalah sombong dan pelit. Hal itu itu dibuktikan dengan penjelasan mengenai tokoh itu Kehidupan yang mewah mengubah sifat Mai Lamah. Ia menjadi sombong dan pelit. Perempuan ini pun tidak mau lagi bergaul dengan para tetangganya yang miskin.
-Watak Mai Lamah adalah sombong dan pelit. Hal itu itu dibuktikan dengan penjelasan mengenai tokoh itu Kehidupan yang mewah mengubah sifat Mai Lamah. Ia menjadi sombong dan pelit. Perempuan ini pun tidak mau lagi bergaul dengan para tetangganya yang miskin.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
·
Kesimpulan
Dengan ini
kami menyimpulkan bahwa cerita rakyat yang merupakan karya sastra melayu klasik
adalah cerita yang diceritakan dari mulut ke mulut dan tidak tahu siapa
pengarangnya (anonim) dan karya sastra melayu klasik memilki banyak unsur yang
membangunnya seperti tokoh, latar, peristiwa, konflik dan masih banyak lagi
yang sudah dijabarkan di dalam pembahasan di atas.
·
Saran
Pada saat anda
menceritakan karya sastra melayu klasik sebaiknya Anda menyajikan beberapa
unsur penting karya sastra melayu klasik yang sesuai dengan daya kreasi Anda.
Unsur-unsur penting itu meliputi: tema, plot/alur, tokoh, latar/setting,amanat
dan sudut pandang. Jadi, Anda harus mengembangkan tema, menyajikan rangkaian
peristiwa, tokoh, latar, amanat dan sudut pandang dengan menarik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Cerita-rakyat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya