KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita, sehingga tugas laporan biologi tentang “pertumbuhan dan
perkembangan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini juga sebagai
tugas yang harus dikerjakan untuk sarana pembelajaran bagi kita.Makalah ini
saya buat berdasarkan apa yang telah saya terima dan juga saya kutib dari
berbagi sumber baik dari buku maupun dari media elektronik.Semoga isidari
makalah ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai apa saja yang ada dalam proses pertumbuhan.Selayaknya
manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam pembuatan
makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam
makalah ini.Demikian, apabila ada kesalahan dankekurangan dalam isi makalah
ini,penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Taba Penanjung, Agustus
2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar......................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG...........................................................................4
1.2.RUMUSAN
MASALAH.......................................................................5
1.3.Tujuan...............................................................................................5
1.4.Hipotesis............................................................................................5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Landasan
Teori....................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................9
B.Alat dan
Bahan.....................................................................................9
C. Langkah
Kerja.....................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.DATAHASIL
PENGAMATAN...............................................................10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................13
LAMPIRAN.........................................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.1.1Kacang merah
Kacang merah ini memiliki 2 tipe yaitu, Kacang Buncis (Phaseolus
vulgaris L.) berasal dari Amerika, sedangkan kacang buncis tipe tegak (kidney
bean) atau kacang jogo adalah tanaman asli lembah Tahuacan-Meksiko.
Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16.
Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke
negara-negaraEropa, Afrika, sampai ke Indonesia.Pembudidayaan tanaman buncis di
Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman
buncis di Indonesia sekitar 3.200 hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektar
dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektar dengan produksi 168.829 ton. Pada
umumnya, kacang merah ditanam pada musim kemarau, karena pada musim penghujan
tanaman akan londot. Hal ini di karenakan terlalu banyak air yang di serap.
Pada musim kemarau pun penyiraman tanaman juga harus diperhatikan, misalnya
penyiraman 2 hari sekali.Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik,
hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah
secara baik dan benar. Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati,
karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan
zat besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko
kerusakan pada pembuluh darah.
1.1.2 Jagung
Saat ini jagung merupakan produk biji-bijian ketiga yang paling banyak
diperdagangkan setelah gandum dan beras. Tanaman ini digunakan sebagaisumber
makanan pokok, terutama di Amerika latin dan Afrika, namun karena harganya yang
rendah dan digunakan di seluruh dunia jagung telah menjadi bahan baku yang
paling penting untuk pakan ternak dan beberapa bahan industri. Jagung (Zea
mays, keluarga L, Poaceae) dikenal sebagai tanaman yang serbaguna, tumbuh di
segala macam kondisi tanah, ketinggian dan kesuburan, yang menjelaskan adaptasi
menyeluruh dan berbagai varietas yang dimilikinya. Dalam tujuan
pembudidayaannya, jagung dibudidayakan dalam bentuk jagung manis, jagung
pipilan, bahkan jagung untuk sayur (baby corn).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses perkecambahan pada
kacang merah?
2. Bagaimanakah proses perkecambahan pada
jagung?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui proses perkecambahan
pada kacang merah
2. Untuk mengetahui proses perkecambahan
pada jagung
1.4 Hipotesis
Cahaya sangat mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Mungkin cahaya dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mungkin tanpa
cahaya tanaman mampu tumbuh lebih cepat.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Perkecambahan
Ahli fisiologi tumbuhan menetapkan perkecambahan sebagai kejadian yang
dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula (akar lembaga atau pada
beberapa biji, kotiledon/hipokotil) memanjang atau muncul melewati kulit
biji(Bewley dan Black, 1982, 1984; Mayer, 1974dalam Salisbury 1992).Untuk
membedakan kedua keadaan yang berlainan itu, ahli fisiologi benih menggunakan
dua istilah : Kuisen, yaitu kondisi biji saat tidak mampu berkecambah hanya
karena kondisi luarnya tidak sesuai (misalnya, biji terlalu kering atau terlalu
dingin); dan dormansi, yaitu kondisi biji gagal berkecambah karena kondisi
dalam, walaupun kondisi luar (suhu, kelembaban dan atmosfer) sudah sesuai
(Salisbury, 1992)Menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1984) perkecambahan
adalah “ the resumpition of active growth of a young plant from the seed “ yang
berarti aktivitas pertumbuhan yang sangat singkat suatu embrio dalam
perkembangan dari biji menjadi tanaman muda. Perkecambahan dan pemantapan
adalah saat-saat genting dalam kehidupan tumbuhan, karena dalam tingkatan
inilah selama siklus hidup setiap spesies maka jumlah terbesar individunya
mati. Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik secara sengaja ataupun
secara tidak sengaja merupakan faktor yang sangat penting dalam perkecambahan.
Biji yang terdapat di permukaan tanah tidak memiliki cukup persediaan air untuk
melengkapi perkecambahannya. Kalau terlalu dalam maka biji urung berkecambah
atau mungkin menghabiskan sama sekali persediaan makanan untuk menembus tanah
dan mendapatkan cahaya.(Tjitrosomo, dkk, 1983).
2.1.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan
A. Faktor Dalam (Faktor Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi
perkecambahan benih antara lain :
-
Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai
tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan
yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002).Pada umumnya
sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih
tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada
saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan
daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu
tertinggi (Kamil, 1979)
.-
Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang
lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan
makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber
energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat
dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
- Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap
telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan
dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel)namun
gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk
berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai
(Lambers 1992, Schmidt 2002).
-
Hormon
Tidak semua hormon tumbuhan (fitohormon) bersifat mendukung proses
perkecambahan. Ada beberapa fitohormonyang menghambat proses perkecambahan.
A.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya:
Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri
terutama kulit pelindungnya dan jumlah airyang tersedia pada media di
sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada
jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu
(Sutopo,2002).Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap
masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya
dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979).SuhuSuhu
merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan biji. Tetapi ini tidak
bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air untuk perkecambahan, dimana
biji membutuhkan suatu level “hydration minimum” yang bersifat khusus untuk
perkecambahan.
Oksigen
Faktor oksigen berkaitan dengan
proses respirasi. Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan
meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2,
air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat
proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan
laju respirasi dan dipengaruhi olehsuhu, mikro-organisme yang terdapat dalam
benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah
dalam udara yang mengandung 29% oksigen dan 0.03% CO2.
Cahaya
Pengaruh cahaya akan berkaitan langsung dengan lama penyinaran harian
matahari (fotoperiodisitas). Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan
biji dikontrol suatu system pigmen yang dikenal sebagai fitokrom, yang tersusun
dari chromophoredan protein. Chromophore adalah bagian yang peka terhadap
cahaya. Fitokrom memiliki dua bentuk yang sifatnyareversible(bolak-balik) yaitu
fitokrom merah yang mengabsorbsi sinar merah dan fitokrominfra merah yang mengabsorbsi
sinar infra merah.Bila pada biji yang sedang berimbibisi diberikan cahaya
merah, maka fitokrom merah akan berubah menjadi fitokrom infra merah, yang
manamenimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan.
BAB
III METODE
PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian berada di rumah dan waktu penelitian mulai dari
Tanggal 7 Agustus-14 Agustus 2016
3.2 Alat dan Bahan :
1.Polybag 4 buah
2.Tanah
3.Kacang merah5 biji
4.Jagung5 biji
5.Air
3.3 Langkah kerja:
1.Terlebih dahulu untuk memilih biji kecambah
yang baik untuk yang akan di tanam dengan cara merendam ke dalam air selama
beberapa menit, jika kecambah tenggelam ke dalam air berarti kecambah itu baik
untuk di jadikan bibit.
2.Taruh kapas yang sudah dibasahi pada
masing- masing gelas yang sudah disiapkan.
3.Beri setiap gelas tersebut masing-masing
5 biji kacang merah.
4.Tempatkan 2 gelas tersebut di tempat
yangterkena cukup sinar matahari.
5.Berikan labelpada asing-masing gelas
tersebut.
6.Amati pertunbuhan tersebut pada
masing-masing gelas pada hari pertama, kedua dan ketiga.
7.Catat perubahan perkembangan biji kacang
merah dan biji jagung tersebut.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Data Hasil Pengamatan
1.
Tabel Pertumbuhan Batang Kacang dalam Satuan cm
a.
Tempat Gelap
Hari Ke-
|
Pertumbuhan Batang
Kacang (cm)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
2
|
1,00
|
0,87
|
0,78
|
0,98
|
3
|
3,34
|
3,00
|
3,20
|
3,00
|
4
|
5,00
|
5,00
|
5,80
|
5,50
|
5
|
8,00
|
8,80
|
8,25
|
8,00
|
6
|
10,00
|
10,70
|
10,80
|
11,50
|
7
|
13,50
|
12,50
|
11,00
|
13,00
|
b.
Tempat Terang
Hari Ke-
|
Pertumbuhan Batang
Kacang (cm)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
2
|
0,60
|
0,30
|
0,43
|
-
|
3
|
3,20
|
2,00
|
1,00
|
-
|
4
|
7,45
|
5,00
|
-
|
-
|
5
|
9,0
|
8,67
|
-
|
-
|
6
|
11,00
|
9,78
|
-
|
-
|
7
|
12,23
|
11,20
|
-
|
-
|
2.
Tabel Pertumbuhan Batang Jagung dalam Satuan cm
a.
Tempat Gelap
Hari Ke-
|
Pertumbuhan Batang
Jagung (cm)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
2
|
1,00
|
0,87
|
0,78
|
0,98
|
3
|
3,34
|
3,00
|
3,20
|
3,00
|
4
|
5,70
|
5,40
|
5,80
|
5,50
|
5
|
8,00
|
8,30
|
8,25
|
8,00
|
6
|
10,50
|
10,30
|
10,40
|
11,10
|
7
|
13,70
|
12,50
|
11,00
|
13,40
|
b.
Tempat Terang
Hari Ke-
|
Pertumbuhan Batang Jagung
(cm)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
1
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
0,00
|
2
|
0,60
|
0,30
|
0,43
|
0,60
|
3
|
3,20
|
2,00
|
3,00
|
2,89
|
4
|
7,45
|
5,00
|
4,89
|
3,78
|
5
|
9,0
|
8,67
|
5,46
|
4,80
|
6
|
10,00
|
9,68
|
8,90
|
7,89
|
7
|
12,23
|
11,20
|
10.30
|
9,80
|
Hasil pengamatan perkembangan
perkecambahan pada kacang merah dan jagung.
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan di tempat yang terkena cahaya (terang) dan yang tidak terkena
cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau.
Apabila ditanam di tempat gelap,
maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa
itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama
hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel
di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap
cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan
rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan
terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang
jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang
kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat,
warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna
kuning (etiolasi).
BAB
V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses
perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang
menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. Perkecambahan pada
biji kacang merah dan jagung agak sedikit terhambat karena kemungkinan adanya
kelembapan pada gelas plastik bekas.Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan
radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang).Beberapa faktor
yang mempengaruhi perkecambahan di bedakan menjadi faktordalam dan faktor luar.
Faktor dalam misalnya tingkat kemaskanan benih, ukuran benih, dormansi, dan
penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor luar misalnya air, suhu, oksigen,
cahaya dan medium. Dari data yang diatas maka, dapat saya simpulkan bahwa
hipotesis yang saya sampaikan diawal adalah benar, karena telah terbukti bahwa
cahay menghambat hormon auksin sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lambat.
5.2 Saran
Perlu penelitian yang lebih lanjut karena penelitian ini bisa dibilang
masih sangat amatir, untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan dalam proses
penulisan laporan dan makalah ini dan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Idel,Antoni dan Abdul Halim, ____. Pintar
Biologi Untuk SMP Kelas 1,2,3. Surabaya: Gitamedia Press.
Primagama,Tim Penyusun.2007.Panduan
Belajar Kelas IX.Yogyakarta:
Primagama
http://faridnyzer.blogspot.com/2011/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruh-cahaya-matahari-terhadap.html
http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruh-cahaya-matahari-terhadap.html
http://ilovebiologymsrita.blogspot.com/2012/11/perkembangan-dan-pertumbuhan-merupakan.html
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya