HASIL PENELITIAN SOSIAL :
"PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Latar
belakang saya memilih keharmonisan keluarga sebagai tema pembahasan dalam tugas
penelitian aya adalah karena saya menemukan banyak remaja yang tergolong
bermasalah dan melakukan penyimpangan-penyimpangan.khususnya remaja di sekolah
yang sering berurusan dengan BP/BK.
Setelah
survey sekilas,saya mengetahui bahwa kebanyakan dari remaja tersebut berasal
dari keluarga yang kondisinya kurang harmonis.
1.2. TUJUAN
PENELITIAN / MAKSUD PENELITIAN
Disamping
untuk memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi,saya memang sangat tertarik untuk
mendalami dan meneliti masalah ini. Tentunya agar mengetahui lebih banyak lagi
informasi yang berdasarkan fakta dan dapat berguna di kemudian hari.
Dan
agar kita mengetahui sebab-akibat dan apa yang harus kita lakukan untuk
mengatasinya.Juga untuk membuktikan kebenaran persepsi masyarakat atas cap
buruk yang melekat pada remaja broken home melalui kumpulan
pendapat masyarakat umum maupun menurut ilmu pengetahuan sosial.
Sehingga
kita bisa lebih peka dan cerdas dalam memandang,menilai dan mengatasi suatu hal
khususnya dalam masalah seperti ini.
1.3. RUMUSAN
MASALAH
1. Mengapa
tingkat keharmonisan keluarga sangat penting?
2. Mengapa
remaja “Broken Home” cenderung memiliki karakter buruk?
3. Bagaimana
cara menghadapi remaja seperti ini?
4. Siapa
saja yang harus terlibat dalam menyelesaikan masalah ini?
5. Bagaimana
contoh keluarga yang bisa disebut sebagai keluarga “Broken Home” ?
6. Bagaimana
cara menghindari/mencegah hal ini terjadi?
7. Apakah
karakter buruk remaja ini dapat diubah?
8. Hal
seperti apa yang harus dihindari dalam menghadapi remaja seperti ini?
1.4. METODE
PENELITIAN
Pada
penelitian ini saya memilih metode Deskriptif sebagai acuan dalam melakukan
penelitian.
1.
Pengertian Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
2.
Ciri-ciri Metode Deskriptif
Secara harfiyah, metode deskriptif
adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,
sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun,
dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif
mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan
eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei.
1.5. PENJELASAN
ISTILAH
Pengaruh
=
Pengaruh
adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda yang ikut
membentuk watak ,kepercayaan,atau perbuatan seseorang. Misalnya, besar
sekali pengaruh orang tua terhadap watak anaknya.
Keharmonisan
=
Keharmonisan
adalah keadaan yang selaras atau serasi.
Keluarga
=
Keluarga
adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah.
Pembentukan
=
Merupakan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Karakter
=
Bawaan,hati,jiwa,kepribadian,budi
pekerti,perilaku,personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.
Remaja =
Suatu
usia dimana anak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih
tua melainkan sama,atau paling tidak sejajar.
1.6. POPULASI
SAMPEL
Pengertian
a.
Populasi, adalah Populasi atau
universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
diduga. Populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 1996: 115).
b.
Sampel, adalah sebagian dari seluruh
individu yang menjadi objek penelitian atau bagian dari populasi yang
diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian yang bersifat representatif (Arikunto, 1996: 117).
Jumlah
populasi dari penelitian ini adalah 56 responden, tetapi penulis hanya
membutuhkan 40 responden untuk diteliti.
Jenis
sampel yang di pakai adalah sampel strata,sampel kelompok dan sampel random
(acak), alasan memilih sampel strata karena responden yang diteliti berada di
tingkat kelas XII. Sampel kelompok karena responden berasal dari kelompok IPA
2,Sedangkan memilih sampel random (sampel acak) karena pengambilan sampel
dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama.
Catatan : yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 2 di SMA NEGERI 3 CIMAHI.
Catatan : yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 2 di SMA NEGERI 3 CIMAHI.
1.7. SISTEMATIKA
PENULISAN
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
1.2. Tujuan
Penelitian
1.3. Rumusan
Masalah
1.4. Metode
Penelitian
1.5. Penjelasan
Istilah
1.6. Populasi
Sampel
1.7. Sistematika
Penulisan
BAB
II KAJIAN TEORITIS
2.1. Pengertian
dari Keharmonisan
2.2. Faktor
Keharmonisan Keluarga
2.3. Ciri-ciri
Keluarga Harmonis
2.4. Pengaruh
Keharmonisan Keluarga Pada Karakter Remaja
2.5. Upaya
Menjaga Keharmonisan Keluarga
2.6. Contoh
Penyimpangan Akibat Ketidakharmonisan Keluarga
BAB
III ISI/PEMBAHASAN
3.1. Teknik
Pengumpulan Data
3.2. Teknik
Pentabulasian Data
3.3. Kesimpulan
Hasil Angket
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. PENGERTIAN
KEHARMONISAN
Keharmonisan
adalah keadaan yang selaras atau serasi dalam keluarga.
2.2. FAKTOR KEHARMONISAN
KELUARGA
Faktor yang
mempengaruhi keharmonisan keluarga antara lain adalah:
1. Suasana
rumah yang menyenangkan
2. Anggota
keluarga saling menghargai dan pengertian
3. Kondisi
ekonomi keluarga yang cukup baik
2.3. CIRI-CIRI KELUARGA HARMONIS
1.
Menikmati kehadiran satu sama lain.
2.
Saling terbuka dan percaya satu sama lain
3.
Saling membantu dan bekerja sama
4.
Tidak mempunyai masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas
5.
Selalu punya waktu luang untuk berlibur bersama
6.
Saling mengenal teman dan keluarga masing-masing
2.4. PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA
PADA KARAKTER REMAJA
Banyak
penelitian yang dilakukan para ahli,menemukan bahwa remaja yang berasal dari
keluarga yang penuh perhatian,hangat,dan harmonis mempunyai kemampuan dalam
menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan disekitarnya.
Anak
yang mempunyai penyesuaian diri yang baik di sekolah biasanya memiliki latar
belakang keluarga yang harmonis,menghargai pendapat anak,dan hangat.Hal ini
disebabkan karena anak yang berasal dari keluarga yang harmonis akan
mempersepsi rumah mereka sebagai suatu tempat yang membahagiakan karena semakin
sedikit masalah antara orang tua,maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak
dan begitu juga sebaliknya.
2.5. UPAYA MENJAGA KEHARMONISAN
KELUARGA
1.
Saling Menghargai
2.
Pupuklah Kesabaran
3.
Memahami Satu Sama Lain
4.
Selalu Ucapkan Terima Kasih
5.
Katakan Cinta Sesering Mungkin
6.
Buang Jauh Perasaan Negatif
7.
Ibadah Bersama
2.6.
CONTOH-CONTOH
PENYIMPANGAN AKIBAT KETIDAKHARMONISAN KELUARGA PADA REMAJA
“Broken
Home sering kali menjadi pemicu seseorang khususnya remaja melakukan
penyimpangan sosial,diantaranya:
1. Pecandu
Narkoba
2. Perilaku
Seks Bebas
3. Sikap
Apatis
4. Minum
minuman Keras/Mabuk
5. Rasa
Ketidakpedulian Seseorang Terhadap Lingkungan Disekitarnya,dll
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Dalam
pengumpulan data saya menggunakan sistem penyebaran angket,yaitu dengan
menuliskan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden. Angket terdiri
dari 2 jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup, pada kesempatan kali ini
saya menggunakan angket tertutup karena dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
responden memilih salah satu ketentuan yang diajukan yaitu YA/TIDAK/KADANG.
3.2. TEKNIK PENTABULASIAN DATA
Teknik
pentabulasian data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan tabel untuk mengakumulasikan dan menghitung jumlah jawaban
responden dengan menggunakan turus/taly.
3.3. KESIMPULAN HASIL
ANGKET
*Pertanyaan 1
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 40 orang
menjawab “YA” dan 0 menjawab “TIDAK” dan 2 orang menjawab “KADANG”
dapat disimpulkan bahwa keharmonisan keluarga sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter remaja.
*Pertanyaan 2
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 4 orang
menjawab “YA” dan 9 orang menjawab “Tidak“ dan 22 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa kadang remaja broken home cenderung melakukan penyimpangan.
*Pertanyaan 3
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 19 orang
menjawab “YA” dan 6 orang menjawab “TIDAK” dan 17 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa penyimpangan yang mereka lakukan adalah bentuk mencari
perhatian orang lain.
*Pertanyaan 4
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban reponden dengan 2 orang
menjawab “YA” dan 34 orang menjawab “TIDAK” dan 6 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa bagi para responden,remajabroken home tidak
selalu dicap sebagai anak nakal.
*Pertanyaan 5
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban reponden dengan 25 orang
menjawab “YA” dan 7 orang menjawab “TIDAK” dan 10 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa lingkungan sekitar mempengaruhi karakter remaja broken
home.
*Pertanyaan 6
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 24 orang
menjawab “YA” dan 6 orang menjawab “TIDAK” dan 12 orang menjawab
“KADANG” dapat
disimpulkan bahwa perceraian orang tua dapat dikatakan sebagai
keluarga broken home.
*Pertanyaan 7
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 1 orang
menjawab “YA” dan 37 orang menjawab “TIDAK” dan 4 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa kesulitan ekonomi keluarga tidak dikatakan sebagai
keluarga broken home.
*Pertanyaan 8
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 7 orang
menjawab “YA” dan 21 orang menjawab “TIDAK” dan 14 orang menjawab “KADANG”
dapat disimpulkan bahwa keluarga dengan bentuk poligami tidak dikatakan sebagai
keluarga broken home.
*Pertanyaan 9
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 4 orang
menjawab “YA” dan 33 orang menjawab “TIDAK” dan 5 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa memiliki orang tua tiri karena salah satu orang tua sudah
meninggal tidak dikatakan sebagai keluarga broken home.
*Pertanyaan 10
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 37 orang
menjawab “YA” dan 3 orang menjawab “TIDAK” dan 2 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa dampak negative bagi jiwa remaja yang berasal dari
keluarga broken home dapat dicegah.
*Pertanyaan 11
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 36 orang
menjawab “YA” dan 1 orang menjawab “TIDAK” dan 5 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa jika sudah terlanjur terjerumus,karakter buruk tersebut dapat
diubah.
*Pertanyaan 12
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 2 orang
menjawab “YA” dan 39 orang menjawab “TIDAK” dan 1 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa remaja dengan keluargabroken home tidak perlu
dijauhi/dihindari.
*Pertanyaan 13
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 8 orang
menjwab “YA” dan 13 orang menjawab “TIDAK” dan 21 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa berteman dengan remaja seperti ini kadang bisa membawa
pengaruh besar bagi diri kita juga.
*Pertanyaan 14
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 5 orang
menjawab “YA” dan 22 orang menjawab “TIDAK” dan 15 orang menjawab “KADANG”
dapat disimpulakan bahwa dalam keluarga broken home,orang tua tidak
harus selalu disalahkan.
*Pertanyaan 15.
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 17 orang
menjawab “YA” dan 5 orang menjawab “TIDAK” dan 25 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa tempramen remaja broken home kadang lebih
tinggi dibanding remaja dengan keluarga harmonis.
*Pertanyaan 16
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 31 orang
menjawab “YA” dan 9 orang menjawab “TIDAK” dan 2 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan responden mempunyai teman yang berlatar
belakang broken homedi lingkungannya.
*Pertanyaan 17
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 2 orang
menjawab “YA” dan 25 orang menjawab “TIDAK” dan 19 orang menjawab “KADANG”
dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari mereka tidak selalu memiliki karakter
buruk.
*Pertanyaan 18
Berdasarkan jumlah pengitungan jawaban responden dengan 2 orang
menjawab “YA” dan 38 orang menjawab “TIDAK” dan 2 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan responden tidak menghindari/menjaga jarak dari
remaja tersebut.
*Pertanyaan 19
Berdasarkan jumlah penghitungan jawaban responden dengan 5 orang
menjawab “YA” dan 22 orang menjawab “TIDAK” dan 15 orang menjawab “KADANG”
dapat disimpulkan bahwa tekanan yang datang dari luar seperti hinaan dan
ejekan,tidak membuat remaja broken home berubah menjadi
karakter yang lebih baik.
*Pertanyaan 20
Berdasarkan jumlah pengitungan jawaban responden dengan 32 orang
menjawab “YA” dan 4 orang menjawab “TIDAK” dan 6 orang menjawab “KADANG” dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan responden mengaku bahwa keluarganya adalah tipe
keluarga harmonis.
*Pertanyaan 21
Berdasarkan jumlah pengitungan jawaban responden dengan 6 orang
menjawab ”YA” dan 22 orang menjawab “TIDAK“ dan 14 orang menjawab “KADANG”
dapat disimpulkan bahwa penyimpangan adalah hal yang tidak wajar sekalipun
dilakukan oleh remaja broken home.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Lingkungan
keluarga yang kondusif dapat menciptakan factor ketenangan pada diri
seseorang.Demikian juga dengan perhatian dan kasih sayang seseorang atau orang
tua kepada anak mereka.Perasaan tenang secara alami yang tidak didapat dari
dalam keluarga dapat mencegah seseorang mencari ketenangan dalam bentuk lain dengan
berbagai cara. Terutama remaja yang mengalami masa peralihan dari anak-anak ke
dewasa. Dalam masa ini remaja membutuhkan pengawasan dan perhatian dari
orang-orang terdekatnya terutama orangtuanya untuk selalu membimbingnya dalam
melakukan pilihan-pilihan hidup yang dialaminya. Remaja yang tidak mendapatkan
kasih sayang dan perhatian seperti dalam keluarga broken home seringkali
melakukan kesalahan dalam pilihan hidupnya yang berakhir pada penyimpangan
sosial dan menjadi karakternya.
4.2. SARAN
Banyak cara sebenarnya yang bias dilakukan untuk mengatasi problem ini. Yaitu
dengan peka dan menghargai juga menjaga sikap kita dalam menghadapi mereka.
Menurut saya,kita bisa memberi masukan-masukan positif dan berguna agar mereka
tetap merasa dihargai dan disayang oleh orang-orang sekitarnya. Bukan malah
dihujat dan dihakimi.karna pada dasarnya mereka juga tidak pernah mau memilih
menjadi seperti itu.
Dalam hal ini diperlukan juga kerjasama orangtua maupun keluarga
dalam membina remaja sehingga mereka tetap merasa diperhatikan. Lingkungan
sekolah dan sekitarpun diharapkan dapat mengerti dan memberikan suasana yang
menyenangkan dan menenangkan sehingga remaja tidak memendam perasaannya sendiri
yang dapat beralih menjadi tekanan dan dituangkan dalam penyimpangan-penyimpangan
yang merugikan diri si remaja maupun orang lain disekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya