MANAJEMEN
A.
Konsep
Manajemen
Konsep
Manajemen - manajemen bersifat universat, tidak ada satu kesepakatan
tentang batasan, banyak definisi yang bisa dijadikan dasar sesuai dengan tujuan
masing masing. Namun beberapa ahli berpandangan sama mengenai Konsep Manajemen.
Secara garis besar, banyak yang setuju bahwa konsep manajemen bisa dilihat dari
4 sudut pandang.
1.
Manajemen
Sebagai Suatu Ilmu
Manajemen sebagai suatu science atau
ilmu pengetahuan yang berupaya secara sistematis dalam memahami dan mempelajari
bagaimana masing masing manusia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dan
membuat sistem ini bisa memberikan manfaat untuk kemanusiaan.
Lebih lanjut Luther Gullich seorang ahli
manajemen mengemukakan bahwa manajemen merupakan suatu bidang pengarahan yang
berupaya untuk bisa memahami bagaimana dan mengapa orang bekerja secara bersama
sama untuk mencapai sebuah tujuan. Manajemen sebagai sebuah ilmu pengetahuan
telah lama dipelajari dan telah menjadi sebuah teori. Gejala gejala dalam
manajemen telah diteliti menggunakan metode metode penelitian ilmiah yang bisa
dirumuskan dalam prinsip prinsip yang diwadahi dalam sebuah teori. Manajemen
sebagai ilmu digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan berbagai fenomema
fenomena yang ada sehingga bisa memberi arahan kepada manajer terhadap apa yang
seharusnya mereka kerjakan
2.
Manajemen
Sebagai Seni
Manajemen sebagai seni merupakan sebuah
upaya nyata untuk mendatangkan hasil maupun manfaat yang maksimal dengan usaha
yang seminimal mungkin yang bisa dilakukan. Pun dengan pencapaian kesejahteraan
serta kebahagiaan yang maksimal bagi para pimpinan organisasi maupun bawahan
dan memberikan bentuk pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, pasar, ataupun
pihak yang dibutuhkan
Henry M Boettinger mengemukakan
manajemen merupakan sebuah seni dalam suatu pengambilan keputusan, yang artinya
manajemen adalah suatu kemampuan, keterampilan atau kemahiran dalam menerapkan
prinsip prinsip dan teknik dalam memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
secara bernilai guna dalam rangka merealisasikan tujuan tujuan yang diinginkan.
Konsep manajemen sebagai seni memandang
perlunya kerja sama dengan pihak lain, bagaimaan mengatur dan memerintahkan
orang lain supaya bisa bekerja sama dengan baik dan menguntungkan, karena pada
dasarnya manusia umumnya adalah "managing" atau mengatur. dan
mengatur manusia ada seninya tersendiri agar memperoleh hasil yang maksimal.
3.
Manajemen
sebagai Profesi
Manajemen sebagai
sebuah profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang dijalankan orang orang yang
mempunyai keahlian serta keterampilan sebagai kader, manajer atau pimpinan
didalam sebuah organiasi tertentu. manajemen diartikan sebuah profesi dikarenakan
manajemen memerlukan keahlian, keterampilan, kemahiran dan skill tertentu untuk
menjalankan aktivitas dalam merealiasikan tujuan yang diinginkan. Dalam
manajemen, semua pekerjaan dijalankan dengan cara yang sangat efektif dan juga
efisien sehingga bisa memaksimalkan segala yang ada. Untuk menjalankannya perlu
sebuah kemampuan yang ahli, dan skill ini bisa merupakan suatu profesi
tersendiri bagi seorang ahli.
Para ahli profesional
mendapatkan status dengan cara mencapai sebuah standar prestasi kerja dan bukan
berdasaran kepada faktor diluar itu seperti suku, keturunan, agama serta
kriteria kriteria yang tidak bersangkutan lainnya.
4.
Manajemen
sebagai Proses
Dalam upayanya mencapai tujuan,
manajemen mempergunakan berbagai aktivitas yang tidak bisa dipisahkan antara
satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Prinsip manajemen sebagai proses lebih
mengarah kepada proses dalam mengelola serta mengatur pelaksanaan sebuah
pekerjaan ataupun serangkaian kegiatan yang tujuannya untuk merealisasikan
tujuan. Proses manajemen sendiri terdiri atas beberapa tindakan seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian yang juga
merupakan fungsi dari manajemen itu sendiri
Tingkatan manajemen dalam organisasi
biasanya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen. Tingkat-tingkat
manajemen yang dimaksud yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan
manajemen lini pertama. Untuk lebih jelasnya berikut ulasannya:
B.
Tingkat-tingkat
Manajemen
1.
Manajemen
Puncak (Top Level Management) – Tingkat-tingkat Manajemen
Manajemen puncak adalah tingkatan
manajemen tertinggi dalam sebuah organisasi, yang bertanggung jawab terhadap
keseluruhan aktivitas organisasi. Sebutan orang yang memegang posisi dalam
manajemen puncak adalah: direktur, presiden direktur, dewan direksi, dan
sebagainya.
2.
Manajemen
Menengah (Middle Management)
Manajemen menengah bertugas
mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih
tinggi dan melaporkannya kepada top manajer. Sebutan orang yang memegang posisi
dalam manajemen menengah adalah: kepala departemen, kepala pengawas, dan
sebagainya.
3.
Manajemen
Lini Pertama (First Level/First Line Management)
Manajemen lini pertama merupakan
tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi
tenaga-tenaga operasional. Manajemen lini pertama ini dikenal dengan istilah
operasional (supervisor, kepala seksi, dan mandor).
C.
Fungsi
manajemen
Fungsi
manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan
oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.
Ketika
itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi
tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
Perencanaan
(planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan
cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
Pengarahan
(directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha.
Fungsi
manajemen adalah sebagai sebuah proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.(Ricki W).
a.
Fungsi
Manajemen Menurut Henry Fayol
1.
PLANNING – Perencanaan tujuan perusahaan
dan bagaimana strategi untuk mencapai tujuan tersebut dengan sumber daya yang
tersedia. Perencanaan terbagi menjadi perencanaan strategi dan perencanaan
operasional.
2.
ORGANIZING – Pengorganisasian atau
singkronisasi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya fisik, dan
sumber daya modal dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
3.
COMMANDING – Fungsi commanding sama
dengan mengarahkan (actuating). Commanding dilakukan dengan memberikan arahan
kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas mereka masing-masing. Selain itu,
commanding dilakukan agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai pada
tujuan yang telah ditetapkan semula.
4.
COORDINATING – Untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan
jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan
pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam
usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.
5.
CONTROLLING – Controlling atau
pengendalian atau pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memantau, membuktikan,
dan memastikan seluruh kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan,
diperintahkan, dan dikondisikan sebelumnya dapat berjalan sesuai target atau
tujuan tertentu.
b.
Prinsip
Manajemen
Menurut Henry Fayol prinsip dasar
manajemen secara umum yaitu:
1.
Pembagian kerja (division of work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (authority
and responsibility)
3.
Disiplin (discipline)
4.
perintah (unity of command)
5.
Kesatuan pengarahan (unity of
direction)
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi di
atas kepentingan sendiri
7.
Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8.
Pemusatan (centralisation)
9.
Hirarki (hierarchy)
10.
Tata tertib (order)
11.
Keadilan (equity)
12.
Stabilitas kondisi karyawan (stability
of tenure of personnel)
13.
Inisiatif (Inisiative)
14.
Semangat kesatuan
D.
Tujuan
Manajemen
1.
Melaksanakan dan mengevaluasi strategi
yang kita pilih secara efektif dan efisien.
2.
Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan
mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika
terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
3.
Senantiasa memperbaharui strategi yang
kita rumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.
4.
Senantiasa meninjau kembali kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada.
5.
Senantiasa melakukan inovasi atas
kegiatan sehingga kita hidup kita lebih teratur.
E.
Jenis-Jenis
Manajemen
1.
Manajemen Keuangan
– untuk mengatur kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan,
pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi
atau perusahaan.
2.
Manajemen Waktu
– untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
produktivitas waktu.
3.
Manajemen Pemasaran
– untuk pengembangan produk, komunikasi dan promosi, strategi distribusi,
penetapan harga dari produk dan pemberian pelayanan untuk memenuhi, dan
memuaskan kebutuhan konsumen.
4.
Manajemen Sumber Daya Manusia – untuk mengatur
hubungan dan peranan sumber daya yang dimiliki dan menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya
untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan
5.
Manajemen Strategi
– untuk menyusun, menerapkan dan mengevaluasi keputusan dan tindakan yang dapat
digunakan untuk menformulasikan serta mengimplementasikan strategi
6.
Manajemen Administrasi Perkantoran – untuk memberikan
informasi layanan bidang administrasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif dan memberi dampak kelancaran pada bidang lainnya yang
mencakup ruang lingkup perusahaan.
7.
Manajemen Produksi – merupakan salah
satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasi kan
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
8.
Manajemen Pengetahuan – kumpulan
perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis,
mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian, pengetahuan dan
pengalaman.
9.
Manajemen Resiko – Untuk Menemukan
Kerugian Potensial, Evaluasi Kerugian Potensial dan Memilih Metode Pengelolaan
10.
Manajemen Proses – Untuk Pembuatan atau
pengahapusan proses yang di buat oleh user atau system, Suspensi dan asumsi,
Kelengkapan mekanisme untuk sinkronasi proses, Kelengkapan mekanisme untuk
komunikasi proses, Kelengkapan mekanisme untuk pengendalian deadlock.
11.
Manajemen Pendidikan – merupakan
bagian dari proses pemanfaatan semua sumber daya melalui orang lain, serta
bekerja sama dengannya, Proses ini dilaksanakan untuk satu tujuan
bersama dengan efektif, serta efesien juga produktif.
12.
Manajemen Stres – kemampuan penggunaan
sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan
mental dan emosional.
Fungsi
manajemen ini merupakan elemen dasar dan selalu ada dalam suatu proses
manajemen yang akan dijadikan acuan atau patokan oleh seorang manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pada suatu organisasi atau
perusahaan.
Bidang-Bidang
Manajemen
F.
Bidang-Bidang
Manajemen
Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, pengertian manajemen ditinjau dari segi seni
adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ini berarti bahwa
dalam sebuah organisasi, ada orang yang merencanakan dan mengorganisasikan
serta ada tenaga pelaksana. Fungsi-fungsi seperti inilah yang disebut seni
manajemen.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang-bidang manajemen itu dikhususkan berdasarkan tujuan masing-masing. Bidang-bidang manajemen itu antara lain manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen personalia, dan manajemen administrasi. Uraian berikut akan membahas secara ringkas bidang-bidang manajemen tersebut.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang-bidang manajemen itu dikhususkan berdasarkan tujuan masing-masing. Bidang-bidang manajemen itu antara lain manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen personalia, dan manajemen administrasi. Uraian berikut akan membahas secara ringkas bidang-bidang manajemen tersebut.
1.
Manajemen
Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu
bidang manajemen yang penting. Ketika mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam
memenangi persaingan bisnis, peran manajemen produksi terasa semakin penting
bagi perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat mengakibatkan pemborosan
dalam bentuk menumpuknya persedian. Kegiatan produksi yang buruk juga dapat
berakibat pada rendahnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan.
Banyak perusahaan yang gagal bersaing di
pasar karena lemah dalam pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada perusahaan
yang berhasil memenangi persaingan karena mengelola kegiatan produksinya dengan
baik.
a.
Pengertian
Manajemen Produksi
Manajemen produksi dapat diilustrasikan
dengan sebuah sekolah menengah atas. Awalnya, kepala sekolah bersama-sama dengan
dewan guru, menetapkan sasaran yang akan dicapai oleh sekolah. Contohnya, nilai
rata-rata Ujian Nasional siswa atau tingkat kelulusan dalam SPMB. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sekolah membutuhkan siswa, guru, gedung sekolah,
perlengkapan (misalnya papan tulis dan kapur), dan sebagainya. Sekolah
merencanakan berapa jumlah siswa yang akan diterima, berapa jumlah guru yang
dibutuhkan, dan sebagainya. Dalam sistem produksi, guru, siswa, gedung,
peralatan, dan perlengkapan sekolah disebut masukan (input).
Di sekolah terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan semua input. Para siswa diajar oleh guru dengan menggunakan seluruh fasilitas sekolah seperti gedung dan laboratorium. Kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah melakukan pengendalian agar seluruh proses berjalan sesuai dengan rencana. Dalam sistem produksi, kegiatan belajar-mengajar di sekolah seperti itu dikenal dengan proses transformasi (transformation).
Di sekolah terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan semua input. Para siswa diajar oleh guru dengan menggunakan seluruh fasilitas sekolah seperti gedung dan laboratorium. Kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah melakukan pengendalian agar seluruh proses berjalan sesuai dengan rencana. Dalam sistem produksi, kegiatan belajar-mengajar di sekolah seperti itu dikenal dengan proses transformasi (transformation).
Setelah menjalani proses transformasi
selama tiga tahun yang diakhiri dengan Ujian Nasional, siswa meninggalkan
sekolah. Siswa berubah dari sebuah masukan menjadi keluaran (output).
Kemudian, kepala sekolah bersama para
guru akan mengevaluasi proses belajar yang berjalan di sekolah dengan melihat
hasil Ujian Nasional atau jumlah siswa yang lulus SPMB. Dalam sistem produksi,
proses yang demikian disebut dengan umpan balik (feedback).
Dari uraian di atas, kita dapat
menyimpulkan bahwa manajemen produksi adalah rangkaian kegiatan yang terencana
dan terkendali dalam rangka mengubah input menjadi output, dan melakukan
evaluasi terhadap output melalui umpan balik. Dari pengertian ini terdapat dua
hal penting yang mendapat perhatian dalam manajemen produksi, yaitu perancangan
sistem produksi dan pengendalian sistem produksi.
b.
Perancangan
Sistem Produksi
Ketika merancang sistem produksi,
manajemen harus mempertimbangkan rancangan produk (jasa), volume produksi,
proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan kerja.
1.
Rancangan produk (jasa). Rancangan
produk dipelajari oleh bagian produksi untuk mengetahui berbagai aspek
yang berkaitan dengan proses produksi. Contohnya, apakah teknologi yang
dimiliki saat ini mampu memproduksi produk yang diusulkan. Jika
tidak memungkinkan, apakah tekonologi yang ada harus diganti sebagian atau
seluruhnya.
2.
Volume produksi. Manajemen harus mempertimbangkan
kapasitas produksi yang dimiliki. Contohnya, apakah fasilitas produksi
yang dimiliki mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan
yang diharapkan. Kemudian, berapa jumlah yang diproduksi agar tidak
terjadi kelebihan produksi. Kelebihan produksi berarti menumpuknya persediaan,
yang berdampak buruk bagi keuangan perusahaan.
3.
Proses produksi. Ketika merancang sistem
produksi, manajemen
harus mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien. Contohnya, apakah proses produksi memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi harus mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk
yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
harus mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien. Contohnya, apakah proses produksi memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi harus mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk
yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Lokasi dan tata letak. Setelah proses
produksi dipilih, langkah selanjutnya adalah merancang lokasi dan tata
letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak didesain sedemikian rupa
sehingga efisien. Contohnya, gudang penyimpanan bahan baku dan barang jadi
sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi. Keputusan lokasi
dan tata letak juga harus memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.
Pemerintah biasanya memiliki peraturan yang berkaitan dengan lokasi pabrik
atau industri.
5.
Rancangan pekerjaan. Tahap akhir dari
perancangan sistem produksi adalah menentukan pembagian kerja, membuat
standar kerja, dan sebagainya. Melalui rancangan pekerjaan, ditetapkan
cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan. Pada tahap ini
juga ditentukan para pelaksana dari sistem operasi.
c.
Pengendalian
Sistem Produksi
Pengendalian sistem produksi berkaitan
dengan dua masalah utama manajemen operasi, yaitu masalah mutu dan persediaan.
1)
Pengendalian mutu. Perusahaan harus dapat
menjaga supaya mutu barang tetap terjamin. Usaha tersebut dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a)
Bahan baku (input) yang digunakan
harus bermutu. Jika input bermutu, maka secara umum output juga akan bermutu.
b)
Penggunaan teknologi maju untuk menjamin
mutu.
c)
Penetapan tanggal berlakunya produk.
Umumnya, penggunaan produk ada batas waktunya. Produk yang melampaui batas waktu
yang ditetapkan harus ditarik dari pasar.
d)
Pengepakan (pengemasan) yang baik untuk
mempertahankan mutu barang dan menarik perhatian konsumen.
2)
Manajemen persediaan. Berhasil tidaknya
perusahaan menjual barang dalam banyak hal bergantung pada ada persediaan.
Dalam pemikiran yang sederhana, siapkan saja persediaan dalam jumlah yang
cukup. Persediaan yang cukup besar akan membutuhkan biaya yang besar pula.
Oleh karena itu, harus dipikirkan berapa jumlah
persediaan yang ideal agar perusahaan beroperasi secara efisien dan efektif. Kejadian yang harus dihindari adalah bahwa pada saat ada pesanan, perusahaan tidak mempunyai persediaan barang. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, perlu ada kerja sama antara bagian persediaan dan bagian pemasaran. Penanganan yang terbaik adalah dengan menggunakan penghitungan jumlah persediaan yang efisien (Economic Order Quantity), peramalan kebutuhan persediaan yang tepat, dan mengontrol persediaan secara ketat.
persediaan yang ideal agar perusahaan beroperasi secara efisien dan efektif. Kejadian yang harus dihindari adalah bahwa pada saat ada pesanan, perusahaan tidak mempunyai persediaan barang. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, perlu ada kerja sama antara bagian persediaan dan bagian pemasaran. Penanganan yang terbaik adalah dengan menggunakan penghitungan jumlah persediaan yang efisien (Economic Order Quantity), peramalan kebutuhan persediaan yang tepat, dan mengontrol persediaan secara ketat.
2.
Manajemen
Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial di mana seseorang atau kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk
dan nilai. Dari pengertian pemasaran di atas, manajemen pemasaran diartikan
sebagai kegiatan pengaturan secara optimal dari fungsi pemasaran agar kegiatan
pertukaran atau penyampaian barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan
lancar dan memuaskan melalui riset pasar, promosi, pengaturan organisasi
pemasaran, sistem distribusi, dan bagaimana memuaskan pelanggan.
Manajemen pemasaran merupakan salah satu
bidang operasional dalam perusahaan yang harus ditangani dengan
sungguh-sungguh. Sebelum suatu produk dipasarkan, terlebih dahulu diperkirakan
atau dipastikan apakah produk tersebut akan laku dijual atau tidak. Setiap
barang yang diproduksi tidak selalu ada yang membeli. Bahkan, sering terjadi
bahwa sebuah produk tidak laku di pasaran akibat tidak sesuai dengan selera
pasar atau konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan riset pasar
sebelum membuat produk baru.
a.
Riset
Pasar
Pasar merupakan indikator pemberian
informasi yang memengaruhi bidang-bidang lainnya. Jika salah dalam menafsirkan
keadaan pasar bisa berakibat fatal dalam penentuan kebijakan perusahaan. Dalam
riset pasar harus benar-benar diadakan penelitian dan sedapat mungkin dihindari
pengambilan kesimpulan yang salah. Riset pasar yang dilakukan berbeda untuk
setiap jenis pasar. Riset pasar untuk pasar persaingan monopoli akan berbeda
dengan riset pasar untuk pasar persaingan sempurna.
b.
Segmentasi,
Targeting, Dan Positioning
Proses pemilihan pasar oleh manajemen
pemasaran diawali dari proses segmentasi. Segmentasi adalah proses identifikasi
sekelompok konsumen homogen yang akan dilayani perusahaan. Contohnya, Astra
Internasional (Astra), yang merupakan produsen mobil. Astra membuat mobil yang
ditujukan sebagai kendaraan rumah tangga dan kendaraan niaga.
Oleh Astra, konsumen kendaraan keluarga kemudian dipilah lagi menjadi beberapa kelompok pasar yang homogen. Misalnya keluarga yang menyukai mobil sedan dan keluarga yang menyukai minibus. Pengelompokkan segmen pasar ke dalam beberapa kelompok pasar yang homogen disebut targeting.
Katakanlah Astra menargetkan pasar kendaraan keluarga jenis minibus yang akan dilayani.
Oleh Astra, konsumen kendaraan keluarga kemudian dipilah lagi menjadi beberapa kelompok pasar yang homogen. Misalnya keluarga yang menyukai mobil sedan dan keluarga yang menyukai minibus. Pengelompokkan segmen pasar ke dalam beberapa kelompok pasar yang homogen disebut targeting.
Katakanlah Astra menargetkan pasar kendaraan keluarga jenis minibus yang akan dilayani.
Proses selanjutnya yang harus dilakukan
Astra adalah positioning. Dalam hal ini, Astra memosisikan kendaraan minibus
yang diproduksinya sebagai kendaraan keluarga jenis minibus yang hemat bahan
bakar.
c.
Bauran
pemasaran
Terdapat empat unsur penting yang perlu
diperhatikan perusahaan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Keempat
unsur tersebut adalah produk, harga, promosi, dan distribusi, atau yang lebih
dikenal dengan 4P (product, price, promotion, dan place).
1)
Produk (product). Perusahaan harus mampu
mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang diinginkan oleh konsumen dari suatu
produk. Selain aspek fungsional, konsumen umumnya akan mempertimbangkan aspek
lain, misalnya, mutu dan kemudahan penggunaan dari suatu produk. Singkatnya,
perusahaan harus mampu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pasar sasarannya.
2)
Harga (price). Harga memainkan peranan
penting dalam pemasaran. Mutu produk yang baik menjadi tidak ada artinya
apabila konsumen enggan membeli produk tersebut karena alasan harga. Oleh
karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan daya beli dari konsumen yang
menjadi sasarannya.
3)
Promosi (promotion). Banyak bukti
menunjukkan bahwa keberhasilan produk di pasar ditentukan aktivitas promosi
perusahaan. Penggunaan media promosi, seperti media elektronik dan cetak,
adalah penting untuk menyampaikan pesan tentang produk.
4)
Distribusi atau penempatan (place).
Unsur terakhir dari bauran pemasaran adalah distribusi. Produk yang baik dengan
harga yang wajar dan promosi yang tepat sasaran, menjadi tidak ada artinya
apabila konsumen mengalami kesulitan untuk
mendapatkan produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan memilih saluran distribusi yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa tidak tergantung hanya pada keunggulan salah satu dari unsur tersebut karena keempat unsur tersebut saling berkait. Keempat unsur pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix).
mendapatkan produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan memilih saluran distribusi yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Keberhasilan pemasaran suatu produk atau jasa tidak tergantung hanya pada keunggulan salah satu dari unsur tersebut karena keempat unsur tersebut saling berkait. Keempat unsur pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix).
d.
Kepuasan
Pelanggan
Pelanggan merupakan raja yang harus
dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini mengacu pada kepuasaan konsumen
dalam jangka panjang. Memberi kepuasaan pada konsumen dalam jangka panjang
bukan hal yang mudah. Kepuasaan jangka panjang dapat terpenuhi dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
1)
Mutu barang. Barang yang dipasarkan harus
memenuhi standar mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen.
2)
Mudah mendapatkan produk tersebut.
3)
Pelayanan purnajual. Barang yang dijual
harus selalu diikuti penggunaannya. Jika ada kesulitan dalam
penggunaannya, maka konsumen harus mendapat kepastian kepada siapa hal
itu dilaporkan. Misalnya, PT Astra Internasional, pemegang merek mobil Toyota
di Indonesia, memberi layanan purnajual demi kepuasaan pelanggan. Mereka mempersiapkan
teknisi yang dapat membantu pemakai mobil Toyota jika mereka menemui
kesulitan.
3.
Manajemen
Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang
berhubungan dengan langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana
penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan. Hal-hal yang berkaitan dengan
manajemen keuangan adalah manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan
pengawasan penggunaan dana.
a.
Sumber
dana
Manajer keuangan harus dapat memilih
sumber dana yang akan digunakan dalam perusahaan. Sumber dana itu dapat berasal
dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan.
1)
Dana dari dalam perusahaan. Perusahaan
dapat memperoleh dana dari perusahaan dengan kebijakan menahan pembagian
dividen. Para manajer keuangan harus dapat memberi argumentasi kepada pemegang
saham agar sebagian keuntungan perusahaan disisihkan untuk memperbesar dana
yang sudah ada. Manajer keuangan harus memberi alasan yang tepat agar rapat
umum pemegang saham menyetujui sebagian laba ditahan untuk meningkatkan
aset perusahaan.
2)
Dana dari luar perusahaan. Perusahaan
dapat memperoleh dana dari luar seperti pasar modal, pinjaman dari bank, dan
sumber-sumber lainnya. Dana dari luar perusahaan dapat berbentuk modal
perusahaan dan pinjaman. Jika perusahaan menarik dana dengan cara menjual
saham, dana tersebut menjadi modal sendiri. Artinya, jumlah saham yang beredar
bertambah banyak. Pemegang saham adalah pemilik dan mereka berhak mendapat
dividen. Di lain pihak, dana dari luar perusahaan dalam bentuk pinjaman tidak
begitu memengaruhi kebijakan perusahaan. konsekuensinya, perusahaan harus
membayar bunga tanpa terikat dengan laba-rugi yang diperoleh perusahaan.
Pemilihan bentuk dana dari
luar tergantung dari beberapa pertimbangan, tetapi secara umum kebutuhan aktiva lancar harus menggunakan dana sendiri, sedangkan investasi sebaiknya menggunakan pinjaman.
luar tergantung dari beberapa pertimbangan, tetapi secara umum kebutuhan aktiva lancar harus menggunakan dana sendiri, sedangkan investasi sebaiknya menggunakan pinjaman.
b.
Penggunaan Dana
Dana yang ada pada perusahaan, baik yang
bersumber dari dalam maupun dari luar perusahaan harus digunakan sebaik
mungkin. Hal ini bertujuan agar nilai perusahaan semakin meningkat pada masa
yang akan datang. Dana itu dapat digunakan untuk hal-hal berikut:
1)
Penanaman modal jangka pendek. Penanaman
modal jangka pendek diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat sementara, seperti
pembelian surat berharga, tabungan, dan penanaman modal lainnya. Karena sifatnya
jangka pendek, pembelian berharga harus dalam bentuk tabungan di bank, dana
tersebut harus dapat dicairkan kapan pun saat dibutuhkan.
2)
Penanaman modal jangka panjang.
Penanaman modal jangka panjang diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat
permanen, seperti pembangunan gedung bertingkat atau pemberian pinjaman dengan
jangka waktu pengembalian lebih dari satu tahun. Penanaman modal seperti itu
harus dilakukan dengan hati-hati karena jika terjadi kesalahan akan sulit
diperbaiki.
c.
Penggunaan Dana
Dana yang digunakan harus diawasi agar
sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Kesalahan penggunaan
dana dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Untuk tujuan efisiensi dan
efektivitas, sebaiknya perusahaan menetapkan pola penggunaan dana yang disertai
pola pengawasannya.
4.
Manajemen
Personalia
Manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
(PHK) dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perseorangan. Hal-hal
yang berhubungan dengan manajemen personalia antara lain sebagai berikut:
a.
Penerimaan
pegawai
Penerimaan pegawai harus dapat menjaring
sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkah yang
diperlukan pada penerimaan pegawai adalah sebagai berikut:
1)
Analisis jabatan. Untuk penerimaan
pegawai, terlebih dahulu diadakan analisis jabatan yang akan diisi. Berdasarkan
analisis jabatan akan diketahui kriteria orang yang akan ditempatkan atau
diseleksi.
2)
Seleksi penerimaan pegawai. Seleksi penerimaan
pegawai digunakan untuk memastikan siapa yang ditunjuk atau tepat untuk mengisi
suatu jabatan. Seleksi tersebut harus dapat menggambarkan kualifikasi calon
bersangkutan. Setelah berhasil menentukan orang untuk mengisi suatu jabatan,
langkah berikutnya adalah tahap pelatihan.
3)
Pelatihan dan pendidikan. Mempersiapkan
pegawai untuk mengisi suatu pekerjaan memerlukan proses, yaitu melalui
pelatihan. Pelatihan memungkinkan seseorang memiliki pengetahuan atau
keterampilan untuk menduduki suatu posisi. Setelah mengikuti pelatihan
diharapkan yang bersangkutan mampu bekerja sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
b.
Penilaian
Pegawai
Pegawai sebagai bagian dari perusahaan
harus dinilai atas prestasi dan kemampuannya dalam melakukan pekerjaan.
Penilain harus didasarkan atas sikap yang objektif. Seseorang tidak boleh
membeda-bedakan orang lain baik karena hubungan pertemanan maupun saudara.
Penilaian baik tidaknya seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sebaiknya
ditentukan oleh kemampuan orang tersebut menjabarkan pekerjaan demi mencapai
tujuan dan dedikasinya dalam rangka mengemban misi organisasi.
c.
Promosi
Dan Mutasi
Setelah mengadakan penilaian atas
pegawai yang bersangkutan, ada beberapa kemungkinan sebagai akibat dari
penilaian tersebut.
1)
Pertimbangan untuk memberhentikan.
Tindakan ini terpaksa dilakukan karena yang bersangkutan tidak layak menjadi
pegawai perusahaan tersebut. Layak tidaknya menjadi pegawai disebabkan oleh
beberapa hal berikut:
a)
Sering melakukan pelanggaran dengan
sengaja.
b)
Tidak dapat bekerja sama dengan orang
lain.
c)
Tidak memiliki kemampuan.
d)
Memberhentikan seseorang harus dengan
alasan yang jelas dan masuk akal.
e)
Sebelum diberhentikan, sebaiknya terlebih
dahulu diberi peringatan.
2)
Dipindahkan ke lingkup pekerjaan yang
lebih sempit. Tindakan ini dilakukan sebagai akibat kesimpulan penilaian
terhadap seseorang yang dianggap tidak mampu lagi mengisi jabatan lama yang
lingkupnya lebih luas. Sebagai jalan keluar, ia diberi jabatan yang lebih
rendah atau lebih sempit lingkupnya.
3)
Dipindahkan ke jabatan lain. Tindakan
ini dilakukan karena seseorang tidak cocok pada pekerjaannya yang
sekarang, sehingga ia dipindahkan ke pekerjaan baru yang masih satu level.
4)
Promosi. Promosi adalah pemberian kepercayaan
kepada seseorang untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan
suatu penilaian yang positif untuk orang yang bersangkutan. Promosi akan member
motivasi kepada seseorang untuk bekerja lebih giat.
d.
Motivasi
Menurut George Terry, salah satu fungsi
manajemen adalah actuating (penggerakan). Penggerakan merupakan suatu langkah
dalam organisasi agar anggota dapat atau mau bekerja dengan maksimal. Untuk
bekerja secara maksimal ia perlu diberi motivasi, antara lain diberikan dalam
bentuk penghargaaan terhadap prestasinya, pujian, kepastian pengembangan diri
pada perusahaan, dan penghargaan bahwa ia adalah pribadi yang diperhitungkan
keberadaannya.
5.
Manajemen
Administrasi
Manajemen administrasi memberi perhatian
pada pemberian layanan di bidang administasi, penggunaan alat yang efektif, dan
kemudahan pada bidang lain. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a.
Pengadministrasian
Kegiatan
Kegiatan dalam organisasi berukur besar
sangat banyak dan beragam sehingga perlu dilengkapi dengan pengadministrasian terpadu.
Bentuknya adalah bahwa setiap bagian masih mempunyai hubungan dengan
bagian administrasi, baik menyangkut data, kepegawaian, hubungan ke luar,
hubungan dengan pemerintah, maupun hubungan jaringan komputer pusat dengan
bagian-bagian lain.
b.
Pemakaian
Alat-Alat Perkantoran
Pemakaian alat-alat kantor harus efektif
dan efisien agar dapat menunjang kemajuan organisasi. Setiap bagian harus
diatur untuk menggunakan berbagai peralatan yang ada.
c.
Pemeliharaan
Organisasi
Manajemen administrasi harus memikirkan
keserasian dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Berkaitan dengan
itu, manajemen administrasi harus dapat menyediakan informasi yang
dibutuhkan seperti data akuntansi dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan, manajemen
administrasi juga harus melakukan pengarsipan yang baik. Arsip harus dikelola
sedemikian rupa sehingga setiap orang yang membutuhkan informasi dapat memperolehnya.
Dengan informasi yang lengkap, organisasi dapat beroperasi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya