animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Senin, 21 Mei 2018

Bisnis Tempe


USAHA PEMBUATAN TEMPE

Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat.Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari  oleh masyarakat umum.
  
1    Cara Pembuatan Tempe
a.  Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempe di Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih kedelai yang baik dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai setelah didinginkan dan ditiriskan diberi ragi tempe, dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan pemeraman selama 36-48 jam
Teknik telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu  dengan prosedur pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekali pun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.

Alat :
1.      Baskom.
2.      Saringan.
3.      Dandang.
4.      Kipas Angin /Kipas.
5.      Sotel kayu.
6.      Tampah.
7.      Kompor.
8.      Peralatan lain yang diperlukan
Bahan :
1.      Kacang kedelai.
2.      Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus sp.
3.      Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.
a)     Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
b)     Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
c)     Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin).
d)     Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih
e)     Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
f)      Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
g)     Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus.  Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
h)     Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe(RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera
i)       Proses fermentasi kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
·       Catatan:
1.      Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan kualitas tempeyang dihasilkan.
2.      Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.

Dalam sub bab ini dikemukakan biaya produksi yang dikeluarkan
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdWMzQyfFWyTu2wDwux7lNZb_PkyCsK9yxldELXQ1fHd0wrpQhC83CTVYc7hOV_9YFMaCxRYLp6fX-1vWogfeOmtR3vvFV1UcXHVupLFjUx9PLQZ0ZmEx36Un0gxGqpuWlZVPDPf75QDo/s1600/proses-pembuatan-tempe.jpg
untuk belanja dan membayar karyawan, berbeda dengan usaha lain yang memiliki jadwal belanja bulanan dan bahan baku produksi yang disimpan digudang, pada produksi tempe ini hampir setiap bahan merupakan hasil belanja harian. Atau paling lambat belanja dilakukan tiga hari sekali.
Dan berikut adalah biaya yang dikeluarkan untuk produksi, dengan tingkat besaran bahan baku yang digunakan per hari adalah 68kg bahan baku kedelai:
Bahan baku:
- kacang kedelai 68kg @ Rp 6.500,-                          = Rp.442.000,-
- ragi tempe 3 bungks @ Rp. 10.000                          = Rp.  30.000,-
Sub total                                                                          Rp. 472.000
Bahan tambahan:
-          1/4 kg plastik                                                         = Rp.    7.500,-
-          Obat nyamuk bakar (alat bantu rekat)                  = Rp.    1.500,-
-          3 ikat Daun pisang @1200                                   = Rp.   3.600,-
-          Gas 16000/3 (gas diisi ulang tiap 3 hari)               = Rp.    5.400
Sub total                                                                         Rp.   18.000,-
Gajih karyawan
-          Ongkos harian 4 orang x @Rp. 20.000,-              = Rp.  80.000,-
-          Uang rokok 4x Rp.5000                                       = Rp.  20.000,-
Sub total                                                                = Rp. 100.000
Transportasi                                                           = Rp. 40.000,-
Maka jumlah total biaya produksi harian adalah sebesar:
Bahan baku                       = Rp. 472.000,-
Bahan tambahan               = Rp.   18.000,-
Gaji karyawan                   = Rp. 100.000
Trasnportasi                       = Rp.   40.000
Total biaya produksi         = Rp. 662.000
Dengan hari libur satu hari dalam seminggu dan rata-rata 30 hari dalam sebulan, maka hari efektip produksi menjadi 26 hari, dan hari jum’at adalah hari dimana kegiatan produksi diliburkan.
Total biaya produksi dalam satu bulan menjadi:
26 (hari) x Rp. 622.000,- = Rp.16.172.000
Jumlah total biaya produksi bulanan adalah Rp.16.172.000

4.1 Hasil Produksi Dan Harga Jual
Dalam produksi ini (tempe Pak Yayan), dengan menggunakan bahan baku kacang kedelai sebanyak 68kg bisa menghasilakan sebanyak 820  bungkus (yang biasa terjual habis) dengan rincian:
-          Bungkus besar       = 252 bungkus
-          Bungkus kecil       = 568 bungkus
Dengan harga jual bungkus kecil Rp. 1000 dan bungkus besar Rp.1500 (pedagang pasar biasa memotongnya kembali dalam bentuk yang lebih kecil, dengan tujuan margin menjadi lebih tinggi).
Dengan harga tersebut maka nilai penjualan akan menjadi :
Bungkus besar             = 252 x 1500 = Rp. 378.000,-
Bungkus kecil              = 568 x 1000 = Rp. 568.000,-
Total penjualan                                    Rp.946.000,-
Perhitungan total penjualan bulanan menjadi :
26 (hari) x Rp.946.000 =Rp.24.596.000,-
Jadi penjualan total dalam satu bulan adalah Rp.24.596.000,-
Barang dihitung habis karena memang pada kenyataanya produk yang terbungkus slalu terjual habis, jikapun tersisa tidak mencapai 5% dan jika ada sisa dari jumlah tersebut tempe akan diolah menjadi bahan pembuat ragi tempe dan akan menjadikan pembelian ragi tempe tertutupi. Maka siklus barang habis adalah perhitungan misti.

Tempe merupakan nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita, dari tingkat pedesaan hingga tingkat kota. Kini konsumen tempe tidak hanya rakyat biasa, melainkan mencangkup pula masyarakat kelas menengah ke atas. Hampir setiap hari dari berbagai pengelola produksi tempe terus memproduksi usahanya tersebut, maka tak heran lagi bila kita menemui tempe dari berbagai bentuk dan ukurannya. Disamping nilai gizinya tinggi juga harganya pun murah, serta mudah memperolehnya.
Dengan melihat kandungan nilai gizi tersebut, yang dulunya tempe hanya dijadikan konsumsi kelas rakyat, namun sekarang sudah dinikmati segala lapisan-bahkan di restoran elit dan hotel berbintang pun tak luput menyajikan tempe dalam ragam penyajian yang lebih canggih.
Target yang kami tuju dari produksi tempe ini adalah Swalayan, Pasar, hingga pedagang asongan. Kami yakin untuk tahun-tahun berikutnya produksi kami akan meningkat, hal ini disebabkan karna mayoritas masyarakat kita merespon positif tentang tempe, jika produksi kami meningkat, kami akan mentargetkan atau memasarkan ke dunia Internasional. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat dunia pernah merasakan kelezatan dari tempe tersebut, maka tak heran jika masyarakat dunia terutama Amerika Serikat, Jepang, Korea ingin meneliti pembuatan tempe tersebut. Selain usaha tempe kami terkenal, nama bangsa kita akan dikenal di dunia Internasional.
Peluang pasar tempe yang prospektif ini, kiranya dapat mendorong dan memacu parajin tempe untuk dapat lebih memanfaatkan peluang tersebut. Tidak menutup kemungkinan kesempatan berusaha tempe ini mengundang orang-orang lain yang selama ini belum memahami dunia pertempean, usaha tempe kedelai ini menjajikan keuntungan.
perhitungan laba rugi ini didapat dari selisih harga jual dan biaya produksi, baik harian ataupun bulanan. Dengan demikian selisih tersebut menjadi dua bagian, yakni perhitungan laba rugi harian dan perhitungan laba rugi bulanan sebagaimana berikut:
Laba rugi = Harga Jual-Biaya Produksi

a.        Perhitungan laba/rugi harian
Rp.946.000 – Rp.662.000 = Rp.284.000,-
Maka keuntungan bersih yang diperoleh setiap hari adalah sebesar Rp.284000,-
b.      Perhitungan laba/rugi bulanan
Rp.24.596.000,- – Rp.16.172.000,- = Rp.8.424.000,-
Dengan demikian keuntungan bulanan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 8.424.000,-

Dari perhitungan diatas jelas menunjukan bahwa usaha pembuatan tempe yang dijalani terbukti menguntungkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...