animasi-bergerak-selamat-datang-0276

Selasa, 29 Mei 2018

Teknik Pementasan Drama


LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “TEKNIK PEMENTASAN” ini di ajukan sebagai tugas dalam kurikulum seni budaya tahun 2017/2018 di SMAN 2 Bengkulu Tengah yang dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai karya tulis.



Nama Kelompok:                                                                                         Mengetahui,
1.   Deri Aprianto                                                                                    Guru Pembimbing
2.   Desti Wulandari                                                                         
3.   Edo Julianto
4.   Efriansyah                                                                                                        Fitriyanti, S.Pd
5.   Rahma Julita
6.   Rizki Padila
7.   Sagi Okta Piles
8.   Siska Marsela
9.   Viona Lisma Dianka




Taba Penanjung,  26  Januari 2018








KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang teknis pementasan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.




Taba Penanjung, 26 Januari 2018


Penyusun











DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN
A.           LATAR BELAKANG…………………………………………………………...1
B.            RUMUSAN MASALAH………………………………………………………...1
C.            TUJUAN…………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN
A.           TEKNIK PEMENTASAN DRAMA…..………………………………………...2
B.            MENYUSUN NASKAH DRAMA……………………………………………...3
C.            MEMAINKAN CERITA………………………………………………………...7

BAB III PENUTUP
A.           KESIMPULAN…………………………………………………………………..8
B.            SARAN…………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….9










BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Drama adalah salah satu bentuk karya sastra yang berisi lakon hidup manusia yang ditulis dalam bentuk dialog dan dapat dipentaskan. Pementasan drama biasa disebut juga dengan teater. Jadi, drama mencakup dua hal, yaitu drama sebagai karya sastra dan drama sebagai sebuah pementasan.
Pementasan drama merupakan gabungan antara seni sastra dan seni pertunjukan. Drama pada awalnya ditulis dalam bentuk naskah atau teks. Naskah tersebut kemudian dijadikan sebuah pementasan. Pada materi sebelumnya, telah dijelaskan unsur-unsur pembangun drama sebagai suatu karya sastra. Saat ini, kita akan mempelajari unsur-unsur drama sebagai suatu pementasan. Berikut unsur-unsur pementasan drama.

B.            RUMUSAN MASALAH
1.             Bagaimana teknik pementasan drama?
2.             Siapa saja pelaku yang berperan dalam pementasan drama?
3.             Apa saja poin penting yang harus diingat dalam pementasan drama?

C.           TUJUAN
1.             Mengetahui bagaimana dan apa saja teknik-teknik dalam pementasan drama
2.             Mengetahui pelaku dan perannya masing-masing dalam pementasan drama
3.             Supaya kita mengetahui apa saja poin-poin penting dalam pementasan drama







BAB II
PEMBAHASAN

A.           TEKNIK PEMENTASAN DRAMA
Sebuah pementasan dapat dikatakan pantas untuk dipentaskan jika memenuhi beberapa syarat, yaitu adanya teks naskah drama, pentas dengan sarana yang mendukungnya, dan adanya penonton. Ada 4 teknik pementasan dalam drama, penjelasanya sebagai berikut :
1.             Vokal 
Dalam suatu pementasan, vokal sangatlah penting karena dengan vocal ini para penonton tau maksud dari cerita yang dipentaskan. Aspek vokal yaitu sebagai berikut : 
a.             Volume
Dalam vokal kita mengenal volume dimana volume yang dimaksudkan adalah volume kuat atau lemah. 
b.             Intonasi 
Intonasi mencakup tentang naik atau turunnya suara yang diucapkan, serta tinggi rendahnya suara agar drama yang kita ceritakan tidak monoton sehingga membuat penonton merasa bosan.
c.       Artikulasi 
Dalam bermain drama khusunya dialog atau mengucapakan kata-kata pada naskah drama yang diperankan haruslah jelas kelafalanya supaya yang mendengar dapat mengerti apa yang dimaksudkan kata-kata yang disampaikan oleh seorang tokoh dalam drama.
d.      Tempo 
Tempo yang dimaksudkan adalah cepat dan lambatnya vokal yang diucapkan.




2.             Mimik 
Supaya cerita dalam drama dapat dihayati maka penting sekali untuk menampilkan ekspresi yang sesuai dengan cerita tokoh dalam dram tersebut. Contohnya : seseorang yang dihianati oleh kekasihnya maka ekspresi yang tepat adalah ekspresi marah, kecewa dan lain sebagainya.
3.             Gestur 
Gestur atau gerak tubuh juga penting dalam pementasan drama, agar peran yang dimainkan oleh tokoh lebih hidup lagi perlu adanya gerak tubuh seorang tokoh agar peran yang dimainkan tersampaikan pada para penonton. 
4.             Blocking 
Blocking yaitu tidak membelakangi penonton, jadi dalam sebuah pementasan para tokoh dilarang untuk blocking, karena nantinya cerita yang disampaikan tidak akan sampai pada para penonton karena blocking tersebut. Dan dalam pementasan perlu juga untuk menguasai panggung supaya para tokoh tidak hanya diam di satu titik itu saja.  

B.      PELAKU YANG MEMILIKI PERAN MASING-MASING DALAM PEMENTASAN DRAMA
a.      Penulis Naskah
Pementasan drama dimainkan berdasarkan naskah. Penulis naskah dapat menulis ulang naskah orang lain atau kisah-kisah klasik yang telah ada sebelumnya dan menafsirkannya kembali dengan tokoh, sudut pandang, dan setting yang berbeda. Penulis naskah juga perlu memperhatikan pesan yang akan disampaikan terhadap penonton.
b.      Sutradara
Sutradara menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam pementasan. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan pemain, ketepatan peran, menentukan penataan artistik panggung, bahkan perlu memikirkan biaya produksi pementasan.


c.       Narator
Narator dapat disebut sebagai dalang yang bertugas untuk menceritakan isi cerita drama yang akan dipentaskan kepada penonton. Walaupun turut serta di atas panggung, narator berada di luar cerita. Narator hanya berperan untuk membuka dan menutup cerita. Biasanya, narator juga muncul di tengah cerita untuk memberikan komentar terhadap cerita atau tokoh yang sedang pentas.
d.      Pemain
Aktor dan aktris menjadi sebutan untuk pemain drama. Setiap pemain berhak mengikuti casting (untuk pemilihan peran) dan sutradara memilih pemain yang cocok untuk peran yang dibutuhkan dalam pertunjukan. Setelah ditentukan peran yang sesuai, pemain menghafal naskah dan berdiskusi dengan antarpemain atau beserta sutradara. Pemain juga perlu melakukan observasi tentang peran yang akan dimainkannya agar mampu mendalami akting dengan baik.
e.       Penata Artistik
Penata artistik berperan penting dalam menata panggung, seperti dekorasi panggung, suara, tata cahaya, dan sebagainya. Penata artistik berdiskusi dengan sutradara untuk menentukan hal-hal tersebut.
f.       Penata Rias
Penata rias membantu kesan pemain dalam berakting dengan menata penampilan mereka sedemikian rupa. Penata rias membantu pemain untuk menampilkan karakter mereka dengan menambahkan riasan muka, misalnya tampilan untuk pemain yang berperan jahat akan berbeda dengan pemain yang berperan baik. Penata rias juga perlu memperhatikan karakter, kostum, tata cahaya dalam merias wajah pemain.
g.      Penata Kostum
Penata kostum membantu pemain untuk menonjolkan karakter mereka melalui rancangan busana. Kostum yang dibuat atau digunakan oleh pemain harus sesuai dengan cerita, misalnya jika cerita drama yang dipentaskan tentang kerajaan, maka kostum yang digunakan pemain bertema kerajaan. Penata kostum juga perlu melakukan pengamatan terhadap peran para pemain karena hal itu berkaitan dengan pemilihan bahan dan model kostum.
Ada pun langkah-langkah pementasan yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pementasan adalah sebagai berikut.
1.      Menyusun Naskah
Naskah disusun dengan menceritakan ide baru atau menyadur dari kisah-kisah yang telah ada sebelumnya.
2.      Pembedahan Isi Naskah
Pembedahan isi naskah dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan agar pemain memahami isi naskah yang akan dipentaskan.
3.      Membaca Naskah
Pemain membaca keseluruhan naskah untuk memahami peran masing-masing.
4.      Pemilihan Peran
Pemilihan peran dilakukan agar peran yang dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
5.      Mendalami Peran yang akan Dimainkan
Pemain melakukan pendalaman peran dengan observasi atau pengamatan di lapangan, misalnya jika pemain harus memerankan seorang tukang becak, maka ia perlu mengetahui cara hidup dan kebiasaan yang dilakukan seorang tukang becak.
6.      Mengatur Teknis Pentas
Sutradara mengatur teknis pentas dengan cara memberikan arahan dan mengatur pemain. Misalnya, sutradara menentukan pemain yang pertama muncul di atas panggung dan bagian dialog yang sesuai untuk ditampilkan pada awal pementasan.
7.      Latihan secara Lengkap
Pemain melakukan latihan secara lengkap dan konsisten, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
8.      Gladiresik
Latihan terakhir sebelum pentas atau gladiresik dilakukan oleh semua pelaku pementasan drama dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan.

9.      Pementasan
Pementasan dilaksanakan dengan semua pemain yang siap dengan kostum dan dekorasi panggung yang lengkap.

Di samping itu, bentuk pentas untuk pertunjukan drama perlu diperhatikan dengan baik. Pada umumnya, jenis pertunjukan drama atau teater tradisional menggunakan pentas arena yang terbuka pada setiap bagian sisinya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini.
Penonton mendapatkan sudut pandang dari segala sisi dengan pentas arena. Pentas ini juga membuat pemain menjadi dekat dengan penonton karena tidak terdapat jarak yang terlalu jauh. Penonton dimungkinkan dapat ikut terlibat pada saat pementasan berlangsung. Bentuk pementasan arena ini masih banyak digunakan dalam pementasan drama modern di Indonesia, terutama dalam pementasan drama modern yang masih memasukkan unsur tradisi. Selain pentas arena, ada pula pentas satu arah yang membuat pementasan drama berlawanan arah dengan penonton. Pemain dan penonton saling berhadapan, layaknya sedang menonton film bioskop. Pentas satu arah ini sangat umum, seperti pada gambar berikut ini.
Jika hendak menganalisis pementasan drama, maka kalian dapat memulainya dengan memperhatikan para pelaku pementasan tersebut. Kalian dapat menjelaskan para pelaku pementasan dengan informasi yang mendetail, termasuk karakter tokoh, konflik, alur, dan setting. Kalian juga dapat menulis ringkasan cerita drama beserta pesan yang ingin disampaikan melalui cerita tersebut. Sebagai bahan perbandingan, kalian dapat mencari tahu tentang cerita tersebut, apakah cerita itu pernah dipentaskan sebelumnya, dan apakah cerita tersebut dikenal oleh masyarakat, dan sebagainya.
Melakukan analisis terhadap pementasan drama merupakan hal yang menarik karena kalian dapat melihat para pemain berakting secara langsung, melihat paduan antara musik dan artistik yang ditampilkan, serta hal menarik lainnya. Kalian juga akan mendapatkan kesan yang berbeda saat menonton pementasan drama secara langsung dibandingkan menontonnya melalui televisi atau media internet.


C.      Poin Penting
Beberapa poin penting yang dapat kalian ingat dalam topik ini adalah sebagai berikut.
1.             Ada beberapa pelaku yang berperan penting dalam pementasan drama, yaitu penulis naskah, sutradara, narator, pemain, penata artistik, penata rias, dan penata kostum.
2.             Beberapa langkah pementasan drama, yaitu menyusun naskah, melakukan pembedahan naskah, membaca naskah, pemilihan peran, mendalami peran yang akan dimainkan, mengatur teknis pentas, latihan secara lengkap, gladiresik, dan pementasan.
3.             Menganalisis pementasan drama dapat dimulai dengan memahami teknis pementasan drama.



















BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Pementasan drama merupakan gabungan antara seni sastra dan seni pertunjukan. Drama pada awalnya ditulis dalam bentuk naskah atau teks. Naskah tersebut kemudian dijadikan sebuah pementasan. Pada materi sebelumnya, telah dijelaskan unsur-unsur pembangun drama sebagai suatu karya sastra. Saat ini, kita akan mempelajari unsur-unsur drama sebagai suatu pementasan. Berikut unsur-unsur pementasan drama.
   Beberapa poin penting yang dapat kalian ingat dalam topik ini adalah sebagai berikut.
4.             Ada beberapa pelaku yang berperan penting dalam pementasan drama, yaitu penulis naskah, sutradara, narator, pemain, penata artistik, penata rias, dan penata kostum.
5.             Beberapa langkah pementasan drama, yaitu menyusun naskah, melakukan pembedahan naskah, membaca naskah, pemilihan peran, mendalami peran yang akan dimainkan, mengatur teknis pentas, latihan secara lengkap, gladiresik, dan pementasan.
6.             Menganalisis pementasan drama dapat dimulai dengan memahami teknis pementasan drama.

B.            SARAN
Setiap akan melakukan pementasan drama atau pementasan seni lainnya hendaknya tidak melupakan inti, pesan serta teknik yang akan disampaikan dari pementasan tersebut.





DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, Herman J. 2003. Drama: Teori dan Pengajarannya.
           Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widya

Riantiarno, N. 2003. Menyentuh Teater. Indonesia: MU 3 books

Purwaraharja, Lephen. 2000. Ideologi Teater Modern Kita.
          Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kalian sangat berharga bagi saya

Survey Monkey

Survey Monkey/Monkey Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan umpan balik untuk membantu mengumpulkan informasi & data pelanggan dari surv...