LEMBAR PENGESAHAN
Karya
tulis yang berjudul “TEKNIK PEMENTASAN” ini di ajukan sebagai tugas dalam
kurikulum seni budaya tahun 2017/2018 di SMAN 2 Bengkulu Tengah yang dinyatakan
telah mendapat persetujuan sebagai karya tulis.
Nama
Kelompok: Mengetahui,
1. Deri
Aprianto Guru Pembimbing
2. Desti
Wulandari
3. Edo
Julianto
4. Efriansyah Fitriyanti, S.Pd
5. Rahma
Julita
6. Rizki
Padila
7. Sagi
Okta Piles
8. Siska
Marsela
9. Viona
Lisma Dianka
Taba
Penanjung, 26 Januari 2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana.
Makalah
ini berisikan tentang teknis pementasan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah
ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Taba
Penanjung, 26 Januari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN…………………………………………………………….i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………….iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG…………………………………………………………...1
B.
RUMUSAN MASALAH………………………………………………………...1
C.
TUJUAN…………………………………………………………………………1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
TEKNIK PEMENTASAN DRAMA…..………………………………………...2
B.
MENYUSUN NASKAH DRAMA……………………………………………...3
C.
MEMAINKAN
CERITA………………………………………………………...7
BAB
III PENUTUP
A.
KESIMPULAN…………………………………………………………………..8
B.
SARAN…………………………………………………………………………..8
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………….9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Drama adalah
salah satu bentuk karya sastra yang berisi lakon hidup manusia yang ditulis
dalam bentuk dialog dan dapat dipentaskan. Pementasan drama biasa disebut juga
dengan teater. Jadi, drama mencakup dua hal, yaitu drama
sebagai karya sastra dan drama sebagai sebuah pementasan.
Pementasan drama merupakan gabungan
antara seni sastra dan seni pertunjukan. Drama pada awalnya ditulis dalam
bentuk naskah atau teks. Naskah tersebut kemudian dijadikan sebuah pementasan.
Pada materi sebelumnya, telah dijelaskan unsur-unsur pembangun drama sebagai
suatu karya sastra. Saat ini, kita akan mempelajari unsur-unsur drama sebagai
suatu pementasan. Berikut unsur-unsur pementasan drama.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana teknik pementasan drama?
2.
Siapa saja pelaku yang berperan dalam
pementasan drama?
3.
Apa saja poin penting yang harus diingat
dalam pementasan drama?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui bagaimana dan apa saja teknik-teknik
dalam pementasan drama
2.
Mengetahui pelaku dan perannya
masing-masing dalam pementasan drama
3.
Supaya kita mengetahui apa saja
poin-poin penting dalam pementasan drama
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEKNIK
PEMENTASAN DRAMA
Sebuah
pementasan dapat dikatakan pantas untuk dipentaskan jika memenuhi beberapa
syarat, yaitu adanya teks naskah drama, pentas dengan sarana yang mendukungnya,
dan adanya penonton. Ada 4 teknik pementasan dalam drama, penjelasanya sebagai
berikut :
1.
Vokal
Dalam suatu pementasan, vokal sangatlah
penting karena dengan vocal ini para penonton tau maksud dari cerita yang
dipentaskan. Aspek vokal yaitu sebagai berikut :
a.
Volume
Dalam vokal kita mengenal volume dimana
volume yang dimaksudkan adalah volume kuat atau lemah.
b.
Intonasi
Intonasi mencakup tentang naik atau
turunnya suara yang diucapkan, serta tinggi rendahnya suara agar drama yang
kita ceritakan tidak monoton sehingga membuat penonton merasa bosan.
c.
Artikulasi
Dalam bermain drama khusunya dialog atau
mengucapakan kata-kata pada naskah drama yang diperankan haruslah jelas
kelafalanya supaya yang mendengar dapat mengerti apa yang dimaksudkan kata-kata
yang disampaikan oleh seorang tokoh dalam drama.
d.
Tempo
Tempo yang dimaksudkan adalah cepat dan
lambatnya vokal yang diucapkan.
2.
Mimik
Supaya cerita dalam drama dapat dihayati
maka penting sekali untuk menampilkan ekspresi yang sesuai dengan cerita tokoh
dalam dram tersebut. Contohnya : seseorang yang dihianati oleh kekasihnya maka
ekspresi yang tepat adalah ekspresi marah, kecewa dan lain sebagainya.
3.
Gestur
Gestur atau gerak tubuh juga penting
dalam pementasan drama, agar peran yang dimainkan oleh tokoh lebih hidup lagi
perlu adanya gerak tubuh seorang tokoh agar peran yang dimainkan tersampaikan
pada para penonton.
4.
Blocking
Blocking yaitu tidak membelakangi
penonton, jadi dalam sebuah pementasan para tokoh dilarang untuk blocking,
karena nantinya cerita yang disampaikan tidak akan sampai pada para penonton
karena blocking tersebut. Dan dalam pementasan perlu juga untuk menguasai
panggung supaya para tokoh tidak hanya diam di satu titik itu saja.
B. PELAKU
YANG MEMILIKI PERAN MASING-MASING DALAM PEMENTASAN DRAMA
a.
Penulis Naskah
Pementasan drama dimainkan berdasarkan
naskah. Penulis naskah dapat menulis ulang naskah orang lain atau kisah-kisah
klasik yang telah ada sebelumnya dan menafsirkannya kembali dengan tokoh, sudut
pandang, dan setting yang berbeda. Penulis naskah juga perlu memperhatikan
pesan yang akan disampaikan terhadap penonton.
b.
Sutradara
Sutradara menjadi orang yang paling
bertanggung jawab dalam pementasan. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan
untuk mengarahkan pemain, ketepatan peran, menentukan penataan artistik panggung,
bahkan perlu memikirkan biaya produksi pementasan.
c.
Narator
Narator dapat disebut sebagai dalang
yang bertugas untuk menceritakan isi cerita drama yang akan dipentaskan kepada
penonton. Walaupun turut serta di atas panggung, narator berada di luar cerita.
Narator hanya berperan untuk membuka dan menutup cerita. Biasanya, narator juga
muncul di tengah cerita untuk memberikan komentar terhadap cerita atau tokoh
yang sedang pentas.
d.
Pemain
Aktor dan aktris menjadi sebutan untuk
pemain drama. Setiap pemain berhak mengikuti casting (untuk pemilihan peran)
dan sutradara memilih pemain yang cocok untuk peran yang dibutuhkan dalam
pertunjukan. Setelah ditentukan peran yang sesuai, pemain menghafal naskah dan
berdiskusi dengan antarpemain atau beserta sutradara. Pemain juga perlu
melakukan observasi tentang peran yang akan dimainkannya agar mampu mendalami
akting dengan baik.
e.
Penata Artistik
Penata artistik berperan penting dalam
menata panggung, seperti dekorasi panggung, suara, tata cahaya, dan sebagainya.
Penata artistik berdiskusi dengan sutradara untuk menentukan hal-hal tersebut.
f.
Penata Rias
Penata rias membantu kesan pemain dalam
berakting dengan menata penampilan mereka sedemikian rupa. Penata rias membantu
pemain untuk menampilkan karakter mereka dengan menambahkan riasan muka,
misalnya tampilan untuk pemain yang berperan jahat akan berbeda dengan pemain
yang berperan baik. Penata rias juga perlu memperhatikan karakter, kostum, tata
cahaya dalam merias wajah pemain.
g.
Penata Kostum
Penata kostum membantu pemain untuk
menonjolkan karakter mereka melalui rancangan busana. Kostum yang dibuat atau
digunakan oleh pemain harus sesuai dengan cerita, misalnya jika cerita drama
yang dipentaskan tentang kerajaan, maka kostum yang digunakan pemain bertema
kerajaan. Penata kostum juga perlu melakukan pengamatan terhadap peran para
pemain karena hal itu berkaitan dengan pemilihan bahan dan model kostum.
Ada
pun langkah-langkah pementasan yang perlu diperhatikan oleh para pelaku
pementasan adalah sebagai berikut.
1.
Menyusun Naskah
Naskah disusun dengan menceritakan ide
baru atau menyadur dari kisah-kisah yang telah ada sebelumnya.
2.
Pembedahan Isi Naskah
Pembedahan isi naskah dilakukan secara
bersama-sama dengan tujuan agar pemain memahami isi naskah yang akan
dipentaskan.
3.
Membaca Naskah
Pemain membaca keseluruhan naskah untuk
memahami peran masing-masing.
4.
Pemilihan Peran
Pemilihan peran dilakukan agar peran
yang dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
5.
Mendalami Peran yang akan Dimainkan
Pemain melakukan pendalaman peran dengan
observasi atau pengamatan di lapangan, misalnya jika pemain harus memerankan
seorang tukang becak, maka ia perlu mengetahui cara hidup dan kebiasaan yang
dilakukan seorang tukang becak.
6.
Mengatur Teknis Pentas
Sutradara mengatur teknis pentas dengan
cara memberikan arahan dan mengatur pemain. Misalnya, sutradara menentukan
pemain yang pertama muncul di atas panggung dan bagian dialog yang sesuai untuk
ditampilkan pada awal pementasan.
7.
Latihan secara Lengkap
Pemain melakukan latihan secara lengkap
dan konsisten, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
8.
Gladiresik
Latihan terakhir sebelum pentas atau
gladiresik dilakukan oleh semua pelaku pementasan drama dari awal sampai akhir
tanpa ada kesalahan.
9.
Pementasan
Pementasan dilaksanakan dengan semua
pemain yang siap dengan kostum dan dekorasi panggung yang lengkap.
Di
samping itu, bentuk pentas untuk pertunjukan drama perlu diperhatikan dengan
baik. Pada umumnya, jenis pertunjukan drama atau teater tradisional menggunakan
pentas arena yang terbuka pada setiap bagian sisinya. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut ini.
Penonton
mendapatkan sudut pandang dari segala sisi dengan pentas arena. Pentas ini juga
membuat pemain menjadi dekat dengan penonton karena tidak terdapat jarak yang
terlalu jauh. Penonton dimungkinkan dapat ikut terlibat pada saat pementasan
berlangsung.
Bentuk pementasan arena ini masih banyak digunakan dalam pementasan drama
modern di Indonesia, terutama dalam pementasan drama modern yang masih
memasukkan unsur tradisi. Selain pentas arena, ada pula pentas satu arah yang
membuat pementasan drama berlawanan arah dengan penonton. Pemain dan penonton
saling berhadapan, layaknya sedang menonton film bioskop. Pentas satu arah ini
sangat umum, seperti pada gambar berikut ini.
Jika hendak menganalisis pementasan
drama, maka kalian dapat memulainya dengan memperhatikan para pelaku pementasan
tersebut. Kalian dapat menjelaskan para pelaku pementasan dengan informasi yang
mendetail, termasuk karakter tokoh, konflik, alur, dan setting. Kalian juga
dapat menulis ringkasan cerita drama beserta pesan yang ingin disampaikan
melalui cerita tersebut. Sebagai bahan perbandingan, kalian dapat mencari tahu
tentang cerita tersebut, apakah cerita itu pernah dipentaskan sebelumnya, dan
apakah cerita tersebut dikenal oleh masyarakat, dan sebagainya.
Melakukan analisis terhadap
pementasan drama merupakan hal yang menarik karena kalian dapat melihat para
pemain berakting secara langsung, melihat paduan antara musik dan artistik yang
ditampilkan, serta hal menarik lainnya. Kalian juga akan mendapatkan kesan yang
berbeda saat menonton pementasan drama secara langsung dibandingkan menontonnya
melalui televisi atau media internet.
C. Poin Penting
Beberapa poin penting yang dapat
kalian ingat dalam topik ini adalah sebagai berikut.
1.
Ada
beberapa pelaku yang berperan penting dalam pementasan drama, yaitu penulis
naskah, sutradara, narator, pemain, penata artistik, penata rias, dan penata
kostum.
2.
Beberapa
langkah pementasan drama, yaitu menyusun naskah, melakukan pembedahan naskah,
membaca naskah, pemilihan peran, mendalami peran yang akan dimainkan, mengatur
teknis pentas, latihan secara lengkap, gladiresik, dan pementasan.
3.
Menganalisis
pementasan drama dapat dimulai dengan memahami teknis pementasan drama.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pementasan drama merupakan gabungan
antara seni sastra dan seni pertunjukan. Drama pada awalnya ditulis dalam
bentuk naskah atau teks. Naskah tersebut kemudian dijadikan sebuah pementasan.
Pada materi sebelumnya, telah dijelaskan unsur-unsur pembangun drama sebagai
suatu karya sastra. Saat ini, kita akan mempelajari unsur-unsur drama sebagai
suatu pementasan. Berikut unsur-unsur pementasan drama.
Beberapa poin penting yang dapat kalian ingat dalam topik
ini adalah sebagai berikut.
4.
Ada
beberapa pelaku yang berperan penting dalam pementasan drama, yaitu penulis
naskah, sutradara, narator, pemain, penata artistik, penata rias, dan penata
kostum.
5.
Beberapa
langkah pementasan drama, yaitu menyusun naskah, melakukan pembedahan naskah,
membaca naskah, pemilihan peran, mendalami peran yang akan dimainkan, mengatur
teknis pentas, latihan secara lengkap, gladiresik, dan pementasan.
6.
Menganalisis
pementasan drama dapat dimulai dengan memahami teknis pementasan drama.
B.
SARAN
Setiap akan melakukan pementasan drama atau pementasan seni
lainnya hendaknya tidak melupakan inti, pesan serta teknik yang akan
disampaikan dari pementasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo,
Herman J. 2003. Drama: Teori dan Pengajarannya.
Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widya
Riantiarno,
N. 2003. Menyentuh Teater. Indonesia: MU 3 books
Purwaraharja,
Lephen. 2000. Ideologi Teater Modern Kita.
Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya