KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena
hanya dengan limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penyusunan makalah tentang Maturidiyah dan Syi’ah ini dibuat Penulis dalam rangka memenuhi
tugas semester satu.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun,
Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi Penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kepahiyang,
, November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang.......................................................................................................1
2. Permasalahan.........................................................................................................2
3.
Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Maturidiyah.........................................................................................3
2. Sejarah
Lahirnya
Syiah..........................................................................................4
3. Pokok-Pokok
Ajaran
Maturidiyah.........................................................................5
4. Ajaran
Syiah..........................................................................................................6
5. Golongan
Maturidiyah...........................................................................................8
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan......................................................................................................10
2.
Saran................................................................................................................11
3.
Kritik................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Apakah maturudiyah? Sengaja
pertanyaan ini kami
munculkan karena teman-teman mungkin sudah
mengerti dengan pertanyaan yang kami ajukan
tersebut di atas. Karena kami pandangan aliran
Maturidiyah adalah pemecahan islam sehinnga
kita harus mengetahui latar belakang timbulnya
dan ajarannya.
Latar
belakang lahirnya aliran Maturidiyah. Aliran maturidiyah lahir di Samarkand pertengshsn ke-2 dari abad IX
M.Pendirinya Adalah Abu
Mansur Muhammad ibn Muhammad Ibn Muhammad
Al – Maturidi. Ia sebagai Penganut Abuhanifah
sehingga teologinya memiliki banyak persamaan dengan paham – paham yang yang dipegang oleh Abu Hanifah. Ada suatu pendapat
yang mengatakan bahwa ada karangan – karangan
yangdisusun oleh Al – Maturidi, Yaitu Risalah
Fi Al – Aqaid dan Syarh Al – Fiqh Al – Akbar.
Menu8rut para ulama' Hanafiah dalam bidang
aqidah sama benar dengan pendapat – pendapat
imam Abu Hanifah. Sebelum Imam Abu Hanifah
menceburkandiri lm bidang Fiqih dan menjadi
tokohnya, beliau telah lama berkecimpung dalam
bidang Aqidah serta banyak pula mengadakan
tukar pendapat dan perdebatan – perdebatan
yang dikehendaki pada masa ZamanNya.
Syiah dari segi bahasa berarti pengikut,
kelompok, atau golongan.
Dari segi termonology berarti satu faham
dalam islam yang menyakini bahwa khalifah ke empat
dari Khulafahur Rasyidin ( khalifah yang diberi petunjuk
) khalifah Ali bin Abi Thalib ra dan keturunanya
adalah imam – imam atau para pimpinan agama
dan umat setelah Nabi Muhamad SAW.
Pendapat yang paling menonjol
tentang munculnya sejarah
Syiah adalah setelah terbunuhnya khalifah ke-tiga Ustman bin Affan ra oleh kaum
pemberontak Khawarij dan
golongan-golongan umat terbagi menjadi golongan
Jumhur (mayoritas), Khawarij ( yang menginginkan
agama ekstrim ), dan syiah Ali bin Abi Thalib
ra diperkuat setelah ada pertentangan antara Ali bin
Abi Thalib ra dan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Sedangkan salah satu fatwa kaum Khawarij adalah “laa hukma illa lillaah”
(tidak ada hukum selain
hukum Allah). Mereka juga adalah orang-orang yang menganggap kafir bagi mukmin
yang berdosa besar dan keluar dari jamaah
kaum muslimin baik dari segi
akidah atau perang untuk memerangi kaum
muslimin, golongan ini terbagi kedalam empat golongan:
1.
Al – Muhakimah, mereka memisahkan diri
dari pemerintahan Ali bin Abi Thalib dan
jamaah kaum muslimin ketika
Ali mengangkat para sahabat sebagai pemutus
suatu hukum lalu mereka mengatakan tiada hukum
kecuali di tentukan oleh Allah SWT.
2.
Al – Hurusiah tempat , perkumpulan
Khawarij di Harura, Irak
ketika menentang Ali bin Abi Thalib
3.
Ahlun – Narahwan, golongan yang
deperangi oleh Ali bin Abi
Thalib
4.
An – Nashibab, mereka yang melakukan permusuhan dengan Ali bin Abi Thalib dan
keluarganya serta menyatakan
kebenciannya
Maka dari itu, dengan melihat latar
belakang di atas, penyusun
berkeinginan untuk menuliskan makalah ini, di
samping itu juga tentunya dalam rangka memenuhi tugas
kelompok semester satu.
B. Permasalahan
Adapun masalah yang ditinjau dan
dianalisis adalah antar
lain:
1.
Maturidiyah
2.
Ajaran maturidiyah
3.
Golongan Maturidiyah
4.
Apa yang di maksud kaum Syiah ?
5.
Apa latar belakang atau sejarah lahirnya
Syiah ?
6.
Apa saja yang menjadi ajaran atau
theologi dari kaum Syiah ?
C.
Tujuan
1. Agar
kita dapat mengetahu sejarah munculnya
maturidiyah dan ajaranya.
2. Untuk
menjawab pengertian Syiah.
3. Untuk
dapat menjelaskan sejarah dan latar belakang terbentuknya
kaum Syiah
4. Untuk
mengetahui ajaran-ajaran dari theologi Syiah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Maturidiyah
Berdasarkan buku Pengantar Teologi
Islam, aliran Maturidiyah
diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansur
Muhammad bin Muhammad. Di samping itu, dalam
buku terjemahan oleh Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad
Qarib menjelaskan bahwa
pendiri aliran maturidiyah
yakni Abu Manshur al-Maturidi, kemudian namanya
dijadikan sebagai nama aliran ini.
Selain itu, definisi dari aliran
Maturidiyah adalah aliran
kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada
penggunaan argumentasi dan
dalil aqli kalami Sejalan dengan itu juga, aliran Maturidiyah
merupakan aliran teologi dalam Islam yang didirikan
oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidiyah dalam
kelompok Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merupakan
ajaran teknologi yang bercorak rasional.
Latar belakang lahirnya Aliran
maturidiyah lahir di samarkand,
pertengahan kedua dari abad IX M. pendurinya
adalah Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad
ibn Mahmud Almaturidi. Riwayatnya tidak banyak
diketahui. Ia sebagai pengikut Abu Hanifa sehingga
paham teologinya memiliki banyak persamaan dengan
paham-paham yang dipegang Abu Hanifa.
Sistem pemikiran aliran
maturidiyah, termasuk golongan teologi
ahli sunah. Untuk mengetahui
sistem pemikiran Al-maturidi, kita bias meninggalkan
pikiran-pikiran asy’ary dan aliran mu’tasilah,
sebab ia tidak lepas dari suasana zamannya.
Maturidiyah dan asy’aryah sering
terjadi persamaan pendapat karena persamaan
lawan yang dihadapinya
yaitu mu’tazilah. Namun, perbedaan dan persamaannya
masih ada.
Al-Maturidi dalam pemikiran
teologinya banyak menggunakan
rasio. Hal ini mungkin banyak dipengaruhi oleh
Abu Hanifa karena Al-maturidi sebagai pengikat Abu Hanifa. Dan timbulnya aliran ini sebagai
reaksi terhadap mu’tazilah.
A.
Sejarah
Lahirnya Syiah
Syiah adalah golongan yang
menyanjung dan memuji Sayyidina
Ali secara berlebih – lebihan karena mereka beranggapan
bahwa Ali yang lebih berhak menjadi
khalifah pengganti Nabi Muhamad SAW berdasarkan
wasiatnya, sedangakan khalifah – khalifah
seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khatab, dan
Ustman bin Affan dianggap sebagai penggasab atau
perampas khilafah.
Para penulis sejarah islam berbeda
pendapat mengenai awal
mula lahirnya Syiah, sebagian menganggap Syiah langsung
muncul setelah wafatnya Nabi Muhamad SAW,
yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara golongan
Muhajirin dan Anshor di balai pertemuan Syakiffah
Bani Sa’idah, pada saat itu muncul suara dari
Bani Hasyim dan sebagian kecil Muhajirin yang menuntut
kekhalifahan bagi Ali bin Abi Thalib. Sebagian
yang lain menganggap Syiah lahir pada masa akhir
kekhalifahan Ustman bin Affan atau pada masa awal
kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Pada masa itu terjadi
pemberontakan terhadap khalifah Ustman bin Affan
yang berakhir dengan kematian Ustman dan ada tuntutan
umat agar Ali bin Abi Thalib bersedia dibai’at sebagai
khalifah.
Khalifah Ali dengan pihak
pemberontak Muawiyah bin Abu
Sufyan di Siffin yang lazim disebut peristiwa at – tahkim atau ar-bitrasi, akibat kegagalan
itu sejumlah pasukan Ali
memberontak terhadap kepemimpinannya dan
keluar dari pasukan Ali, mereka ini disebut golongan
Khawarij (orang – orang yang keluar ). sebagian
besar orang – orang yang tetap setia kapada
khalifah disebut Syi’atu Ali ( pengikut Ali ) Pendirian
kalangan Syiah bahwa Ali bin Abi Thalib adalah
imam atau khalifahyang seharusnya berkuasa setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW, telah tumbuh sejak
Nabi Muhammad SAW masih hidup, dalam arti bahwa
Nabi Muhammad SAW sendirilah yang menetapkannya,
dengan demikian menurut Syiah
inti dari ajaran Syiah itu sendiri telah ada sejak zaman Nabi Muhammad.
Sebagaimana di maklumi bahwa mulai
timbulnya fitnah di
kalangan umat islam, biang keladinya adalah Abdullah
bin Saba, seorang yahudi yang pura – pura
masuk islam. Fitnah tersebut cukup berhasil dengan terpecah belahnya persatuan umat, dan
timbulah Syiah sebagai Firqoh
pertama.
C. Pokok-Pokok
Ajaran Maturidiyah
1. Kewajin
mengetahui tuhan. Akal semata-mata sanggup
mengetahui tuhan. Namun itu tidak sanggup
dengan sendirinya hukum-hukum takliti
(perintah-perintah Allah SWT) Mengenai
sifat-sifat Allah Swt. Mengenai
sifat-sifat Allah Swt., aliran Asy’ariyah mengatakan
sifat-sifat Allah Swt. itu merupakan sesuatu yang
berada di luar Dzat. Mereka juga menetapkan adanya
qudrah, iradah,’ ilm, bayah, sama’, basher dan kalam
pada Dzat Allah Swt. Kata mereka, semua itu merupakan
sesuatu di luar Dzat-Nya. Mu’tazilah mengatakan
bahwa tidak ada sesuatu di luar Dzat-Nya. Adapun
yang disebutkan dalam Al-Qur’an, seperti: ’Alim (Maha
mengetahui), Khabir (Maha mengenal), Hakim (Maha
bijaksana), Bashir( Maha melihat), merupakan nama-nama
bagi Dzat Allah Swt.Kemudian al-Maturidi menetapkan
sifat-sifat itu bagi Allah Swt., tetapi ia mengatakan
bahwa sifat-sifat itu bukanlah sesuatu di luar
Dzat-Nya, bukan pula sifat-sifat yang berdiri pada Dzat-Nya dan tidak pula terpisah dari
Dzat-Nya. Sebagaimana ayat
Al quran ini yang Artinya:
”Dan
Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan
apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir.” (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
2. Kebaikan
dan kerburukan dapat diketahui dengan
akal
3. Hikmah
dan tujuan perbuatan tuhan. Perbuatan
tuhan mengandung kebijaksanaan (hikmah). Baik
dalam cipta-ciptaannya maupun perintah dan larang-larangannya,
perbuatan manusia bukanlah merupakan
paksaan dari Allah, karena itu tidak bias dikatakan
wajib, karena kewajiban itu mengandung suatu perlawanan
dengan iradahnya.
D.
Ajaran Syiah
1. Pokok-pokok
penyimpangan syiah pada periode pertama
diantaranya :
a. Keyakinan
bahwa imam sesudah Rasullah SAW adalah
Ali bin Abi Thalib sesuai dengan sabda Nabi SAW
karena itu para khalifah dituduh merampok kepemimpinan
dari tangan Ali bin Abi Thalib
b. Keyakinan
bahwa imam mereka maksum ( terjaga dari
salah dan dosa )
c. Keyakinan
bahwa Ali bin Abi Thalib dan para imam yang
telah wafat akan hidup kembali setelah hari kiamat
untuk membalas dendam kepada lawan – lawannya
yaitu Abu bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan lain
– lain
d. Keyakinan
bahwa Ali bin Abi Thalib dan para imam mengetahui
rahasia ghoib, baik yang lalu maupun yang
akan datang, ini berarti sama dengan menuhankan
Ali dan imam
e. Keyakinan
tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang
dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba.
Yang pada akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali
bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut
f. Keyakinan
mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu
bakar dan Umar bin Khatab. Padahal Ali sendiri mengambil
tindakan hukum cambuk delapan puluh kali terhadap
orang yang meyakini kebohongan tersebut
g. Keyakinan
mencaci maki para sahabat atau sebagian
sahabat seperti Utsman bin Affan
h. Pada
abad kedua Hijriah perkembangan keyakinan Syiah
semakin menjadi-jadi. Sebagai aliran yang mempunyai
berbagai perangkat keyakinan baku dan terus
berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyah
di mesir dan dinasti Sofawiyyah di Iran , terakhir
aliran tersebut terangakat kembali dengan revolusi
Khomaeni dan dijadikan sebagai aliran resmi Negara
iran sejak 1979
2. Pokok
– pokok ajaran Syiah secara umum diantaranya
:
a. Pada
rukun iman, syiah hanya memiliki lima rukun iman
tanpa menyebut keimanan kepada para malikat, rasul,
qodho dan qhodar. Yaitu tauhid ( keesaan allah
), Al – Adl (keadilan allah), nubuwah (kenabian), imamah
(kepemimpinan iman), ma’ad (hari kebangkitan
dan pembalasan)
b. Pada
rukun islam:
1. Syiah
tidak mencantumkan syahadat dalam rukun islam,
yaitu sholat, zakat , puasa, haji, wilayah (
perwakilan )
2. Syiah
meyakini bahwa Al Qur’an sekarang ini telahdirubah, ditambah atau dikurangi
dari yang seharusnya,
karena itu mereka meyakini Abu Abdillah (
imam syiah ) berkata “Al Qur’an yang dibawa oleh Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW adalah tujuh belas ribu
ayat dan di sebut mushaf Fatimah
3. Syiah
meyakini bahwa para sahabat sepeninggal nabi
SAW mereka murtad kecuali beberapa orang
saja seperti Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar al-Gifari
dan Salman al-Fsarisyi
4. Syiah
menggunakan senjata taqiyah yaitu berbohong,
dengan cara menampakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sebenarnya untuk mengelabui
5. Syiah
percaya akan Ar-raj’ah yaitu kembalinya ruh- ruh
ke jasadnya masing-masing di dunia ini sebelum kiamat
di kala imam ghaib mereka keluar dari persembunyiannya
dan menghidupkan Ali dan anak – anaknya
untuk balas dendam kepada lawan – lawannya
6. Syiah
percaya kepada Al-Bada yakni tampak bagi Allah
dalam hal keimanan Ismail ( yang telah di nobatkan
keimanannya oleh ayahnya Jafar As-Sidiq tetapi
kemudian meninggal di saat ayahnya masih hidup
) yang tadinya tidak tampak jadi bagi mereka Allah
boleh khilaf tetapi imam mereka tetap maksum (
terjaga )
7. Syiah
membolehkan nikah mut’ah yaitu nikah kontrak
dengan jangka waktu tertentu, padahal hal itu telah
di haramkan oleh Rasullah SAW yang di riwayatkan
oleh Ali bin Abi Thalib sendiri
E.
Golongan Maturidiyah
Berdasarkan beberapa referensi yang
kami peroleh, aliran
Maturidiyah dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu:
1.
Golongan Samarkand. Yang menjadi golongan ini adalah
pengikut-pengikut Al-Maturidi sendiri. Golongan ini cenderung ke arah faham Asy’ariyah, sebagaimana pendapatnya
tentang sifat-sifat Tuhan.
Dalam hal perbuatan manusia, maturidi sependapat
dengan Mu’tazilah, bahwa manusialah yang sebenarnya
mewujudkan perbuatannya. Al-Maturidi berpendapat
bahwa Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. Diantara pemahamannya yaitu :
a.
Mengenai Perbuatan Allah. Aliran Maturidiyah Samarkad, yang juga
memberikan batas pada
kekuasaan dan kehendak mutlak tuhan, pendapat
bahwa perbuatan Tuhan hanya menyangkut hal-hal
yang baik saja. Demikian juga pengiriman rasul dipandang
Maturidiyah Samarkand sebagai kewajiban Tuhan
b.
Mengenai Perbuatan Manusia. kehendak dan daya manusia dalam arti
kata sebenarnya dan
bukan dalam arti kiasan, maksudnya daya untuk berbuat
tidak diciptakan sebelumnya, tetapi bersama-sama dengan perbuatannya. Sedangkan
Maturidiyah Bukharah
memberikan tambahan dalam masalah daya. Manusia
tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan,
hanya Tuhanlah yang dapat mencipta, dan manusia
hanya dapat melakukan perbuatan yang telah diciptakan
Tuhan bagi-Nya
c.
Mengenai Sifat-Sifat Tuhan. mengatakan bahwa sifat bukanlah Tuhan,
tetapi tidak lain dari Tuhan.
Dalam menghadapi ayat-ayat yang memberi
gambaran Tuhan bersifat dengan menghadapi jasmani
ini. Al-Maturidi mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan tangan, muka, mata, dan kaki adalah kekuasaan
Tuhan
2.
Golongan Bukhara. Golongan ini dipimpin oleh Abu Al-Yusr
Muhammad Al- Bazdawi. Dia
merupakan pengikut Maturidi yang penting dan
penerus yang baik dalam pemikirannya. Nenek Al-Bazdawi menjadi salah satu murid
Maturidi. Jadi yang dimaksud
dengan golongan Bukhara adalah pengikut-pengikut Al-Bazdawi dalam aliran
Al-Maturidiyah. Walaupun
sebagai pengikut aliran Al-Maturidiyah, AL-Bazdawi selalu sefaham dengan
Maturidi. Ajaran teologinya
banyak dianut oleh umat islam yang bermazhab
Hanafi. Dan hingga saat ini pemikiran- pemikiran
Al-Maturidiyah masih hidup dan berkembang di
kalangan umat Islam. Diantara
pemahamannya yaitu :
a.
Mengenai Perbuatan Allah. Maturidiyah Bukhara memiliki pandangan
yang sama dengan
Asy’ariyah mengenai faham bahwa Tuhan tidak mempunyai
kewajiban. Namun, sebagaimana yang dijelaskan
oleh Bazdawi, Tuhan pasti menempati janji-Nya, seperti memberi upah kepada
orang yang berbuat baik,
walaupun Tuhan mungkin saja membatalkan ancaman
bagi orang yang berdosa besar. Adapun pandangan
Maturidiyah Bukhara tentang pengiriman rasul,
sesuai dengan faham mereka tentang kekuasaan dan
kehendak mutlak Tuhan, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin saja
b.
Mengenai Perbuatan Manusia. Sedangkan golongan Samarkand mengatakan
bahwa sifat bukanlah Tuhan, tetapi tidak lain
dari Tuhan. Dalam menghadapi
ayat-ayat yang memberi gambaran Tuhan bersifat
dengan menghadapi jasmani ini. Al-Maturidi mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan tangan, muka,
mata, dan kaki adalah kekuasaan Tuhan
c.
Mengenai Sifat-Sifat Tuhan. Kehendak mutlak Tuhan, menurut
Maturidiyah Samarkand,
dibatasi oleh keadilan Tuhan. Tuhan adil mengandung
arti bahwa segala perbuatannya adalah baik
dan tidak mampu untuk berbuat buruk serta tidak mengabaikan
kewajiban-kewajiban-Nya terhadap manusia.
Adapun Maturidiyah Bukhara berpendapat bahwa
Tuhan memiliki kekuasaan mutlak. Tuhan berbuat apa
saja yang dikehendaki-Nya dan menentukan segala-galanya. Tidak ada yang
menentang atau memaksa Tuhan
dan tidak ada larangan bagi Tuhan
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Latar belakang lahirnya Aliran
maturidiyah lahir di samarkand,
pertengahan kedua dari abad IX M. pendirinya adalah Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Almaturidi.
Riwayatnya tidak banyak
diketahui. Ia sebagai pengikut Abu Hanifa sehingga
paham teologinya memiliki banyak persamaan dengan
paham-paham yang dipegang Abu Hanifa.
Sistem pemikiran aliran
maturidiyah, termasuk golongan teologi
ahli sunah. Untuk mengetahui
sistem pemikiran Al-maturidi, kita bias meninggalkan
pikiran-pikiran asy’ary dan aliran mu’tasilah,
sebab ia tidak lepas dari suasana zamannya.
1.
Kewajin mengetahui tuhan. Akal semata-mata sanggup mengetahui tuhan. Namun itu tidak sanggup dengan
sendirinya hukum-hukum
takliti (perintah-perintah Allah SWT)
2.
Kebaikan dan kerburukan dapat diketahui dengan akal
3.
Hikmah dan tujuan perbuatan tuhan. Perbuatan tuhan mengandung kebijaksanaan (hikmah). Baik dalam cipta-ciptaannya
maupun perintah dan larang-larangannya,
perbuatan manusia bukanlah
merupakan paksaan dari Allah, karena
itu tidak bisa dikatakan wajib, karena kewajiban
itu mengandung suatu perlawanan dengan
iradahnya.
Berdasarkan beberapa referensi yang
kami peroleh, aliran
Maturidiyah dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu:
1.
Golongan Samarkand. Yang menjadi golongan ini adalah
pengikut-pengikut Al-Maturidi sendiri. Golongan ini cenderung ke arah faham Asy’ariyah, sebagaimana pendapatnya
tentang sifat-sifat Tuhan.
Dalam hal perbuatan manusia, maturidi sependapat
dengan Mu’tazilah, bahwa manusialah yang sebenarnya
mewujudkan perbuatannya. Al-Maturidi berpendapat
bahwa Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu
2.
Golongan Bukhara. Golongan ini dipimpin oleh Abu Al-Yusr
Muhammad Al- Bazdawi. Dia merupakan
pengikut Maturidi yang penting dan
penerus yang baik dalam pemikirannya. Nenek Al-Bazdawi menjadi salah satu murid
Maturidi. Jadi yang dimaksud
dengan golongan Bukhara adalah pengikut- pengikut
Al-Bazdawi dalam aliran Al-Maturidiyah. Walaupun
sebagai pengikut aliran Al-Maturidiyah, AL-Bazdawi selalu sefaham dengan
Maturidi. Ajaran teologinya
banyak dianut oleh umat islam yang bermazhab
Hanafi. Dan hingga saat ini pemikiran-pemikiran Al-Maturidiyah masih hidup dan
berkembang di kalangan umat
Islam.
Syiah adalah salah satu aliran
islam yang meyakini bahwa
Ali bin Abi Thalib dan keturunanya adalah imam –
imam atau para pemimpin agama dan umat setelah nabi
Muhamad SAW wafat. Para penulis sejarah islam berbeda
pendapat mengenai awal mula lahirnya Syiah, pikiran
yang paling menonjol terletak pada persoalan imamah,
selain persoalan imamah juga menimbulkan sekte
– sekte dalam Syiah itu sendiri, ajaran yang terpenting
yang berkaitan dengan khilafah adalah al – ismah,
al – mahdi, al – taqiyyah, dan ar – ra’agh. Kini Syiah
dengan berbagai alirannya masih tersebar cukup luas
di Iran. Syiah merupakan mazhab resmi negara, di samping
itu Syiah juga terdapat di Irak, Pakistan, India,
dan Yaman.
B.
Saran
1. Sebaiknya
jangan terlalu fanatik terhadap Ali bin Abi Thalib
dan tetap berpegang teguhlah kepada tali agama
Allah yang kuat agar tidak terpengaruh oleh fitnah
– fitnah dan ajaran – ajaran yang sesat
2. Akibat
terlalu fanataik terhadap sesuatu, akhirnya banyak
timbul bid’ah-bid’ah dan hadi-hadis palsu yang menyesatkan
umat
C.
Kritik
1) Segi positif. Ada juga aliran Syiah yang tidak banyak menyimpang kepada ajaran yang sesat
seperti Syiah az-zaidah
2) Segi negative. Syiah menganggap khalifah – khalifah
seperti Abu Bakar, Umar bin
Khatab, dan Ustman bin Affan sebagai
penggasab khalifah. Orang
– orang Syiah tidak percaya kepada ilmu dan hadist
kecuali di riwayatkan oleh imam – imam golongannya. Mudah terhasut oleh kebohongan Abdullah
bin Saba yang memunculkan ajaran Syiah yang
sesat
DAFTAR PUSTAKA
Drs, Muhammad sufyan raji Abdullah, lc, mengenal aliran – aliran islam dan ciri – ciri
ajarannya,LPPI
Al – jauhani, Al – mausu’ah, Al – muyasaroh. WAMY
Sumber http;// peziarah. Wordpress.com / 2007 / 03
/s 07
Hanafi, Pengantar Teologi Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru Jakarta, 2003)
Harun Nasution, Teoli Islam, Aliran-Aliran Sejarah
Analisa Perbandingan (Jakarta: UI-Press, 1986),
h. 76
Departemen Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya