LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA
MENENTUKAN LETAK
TITIK BERAT
BENDA HOMOGEN
BERBENTUK LUASAN
DISUSUN
OLEH
ANGGI KUSUMAH
DIO PUTRA ARBE RUTAMA
GURU
PEMBIMBING
SUPRIADI, S.Pd
KELAS
XII IPA 1
SMA NEGERI 2 BENGKULU
TENGAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga laporan ini dapat segera diselesaikan. Laporan ini disusun dengan
judul “Menentukan Letak Titik Berat Benda Homogen Berbentuk Luasan”.
Laporan ini
disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran fisika. Kegiatan tersebut dapat
menumbuhkan sikap dan kepribadian siswa untuk mengetahui
pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran praktikum fisika.
Tak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Penyusun menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan,
saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga laporan
ini berguna bagi teman-teman dan segenap pembaca yang turut membaca laporan
ini.
Taba Penanjung, 13 Maret 2017
Penyusun
MENENTUKAN LETAK
TITIK BERAT
BENDA HOMOGEN
BERBENTUK LUASAN
A.
Tujuan
1.
Menentukan titik berat
pada benda
2.
Menetukan koordinat titik
berat benda
3.
Menentukan selisih angka
ketelitian dalam mengukur benda
B.
Dasar Teori
Pusat Massa dan Titik
Berat
Setiap benda
terdiri atas pertikel-partikel yang masing-masing memiliki berat. Resultan dari
seluruh berat partikel inilah yang disebut dengan gaya berat benda. Titik
tangkap gaya berat benda inilah yang dinamakan titik berat.
Pusat massa
titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat
berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat
massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya
tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.
1.
Pusat Massa
Koordinat pusat massa dari
benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M1, M2,
……., Mi; yang terletak pada koordinat (x1, y1),
(x2,y2), ……., (xi, yi) adalah:
X = (M1 .
xi) / (Mi)
Y = (Mi .
yi) / (Mi)
2.
Titik Berat (x,y)
Koordinat titik berat
suatu sistem benda dengan berat masing-masing W1, W2,
……., Wi; yang terletak pada koordinat (x1, y2),
(x2,y2), ……., (xi, yi) adalah:
X = (Wi .
xi) / (Wi)
Y = (Wi .
yi) / (Wi)
Letak/Posisi Titik Berat
1.
Terletak pada perpotongan
diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur
2.
Terletak pada perpotongan
kedua garis vertical untuk benda sembarang
3.
Bias terletak di dalam
atau di luar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya
Sifat
Sifat:
1.
Jika benda homogen
mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik beratnya terletak pada
sumbu simetri atau bidang simetri tersebut
2.
Letak titik berat benda
padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda
3.
Kalau suatu benda homogen
mempuyai dua bidang simetri (bidang sumbu)
4.
Maka titik beratnya
terletak pada garis potong kedua bidang tersebut
5.
Kalau suatu benda
mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis
6.
Maka titik beratnya
terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut
C.
Alat dan Bahan
1.
Besi 100 gram (sebagai
pemberat/pelurus benang ketika mengukur titik berat)
2.
Benang jahit
3.
Paku
4.
Kertas tebal/keras (bekas
buku double folio/kardus)
5.
Mistar
6.
Pensil
7.
Pelubang kertas
8.
Gunting/cutter
9.
Neraca
10.
Lem kertas
11.
Kertas millimeter
D.
Cara Kerja
1.
Cara Kerja 1
a.
Disiapkan alat dan bahan.
b.
Dipotong kertas tebal
dengan ukuran panjang 16 cm dan lebar 12 cm.
c.
Kemudian dipotong kertas
tebal dengan panjang 4 cm dan garis tengahnya 6 cm dari lebar kertas
sebelumnya, sehingga membentuk segi tiga.
d.
Lalu, ditimbang kertas
tersebut dengan menggunakan neraca guna menentukan M0 (massa awal)
2.
Cara Kerja 2
a.
Dilubangi kertas
tersebut di dua sudut
b.
Ditancap paku ke dinding
atau samping meja
c.
Diikat benang jahit pada
besi 100 gram sebagai pemberat guna meluruskan benang
d.
Dimasukkan paku yang
tertancap tersebut pada satu lubang di sudut kertas
e.
Kemudian, diikat benang
pada paku
f.
Lalu, dilihat dan tandai
dengan pensil letak titik berat kertas yang lurus dengan benang
g.
Lalu dimasukkan kembali
paku satu sudut lubang kertas yang lain
h.
Kemudian dilihat kembali
dan tandai letak titik berat kertas yang lurus dengan benang
i.
Dilepas kertas dari paku
dan garis lurus menggunakan mistar dan pensil tanda letak titik berat yang
telah ditandai sehingga membentuk titik potong, kemudian tandai dengan Z0 (titik
potong awal).
3.
Cara Kerja 3
a.
Dipotong kertas yang tidak
mengenai potongan segitiga
b.
Diberi tanda kedua
potongan tersebut dengan Benda 1 dan Benda 2
c.
Lalu, ditimbang kedua
kertas tersebut menggunakan neraca dan dicatat massa masing-masing benda
tersebut gunaka mengetahui M1 (massa benda 1) dan M2
(massa benda 2).
d.
Kemudian, dibuat lagi
sebuah lubang di sudut kedua benda tersebut gunakan menentukan titik potong Benda
1 dan titik potong Benda 2
e.
Lalu, diukur kembali letak
titik berat kedua benda tersebut
f.
Digaris kembali titik
potong kedua benda tersebut
g.
Ditandai titik potong
kedua benda dengan Z1 (untuk benda 1) dan Z2 (untuk benda
2)
4.
Cara Kerja 4
a.
Disatukan kembali potongan
kedua benda tersebut di atas kertas millimeter menggunakan lem kertas
b.
Dibuat garis titik-titik
koordinat Z0, Z1, dan Z2
E.
Data Pengamatan
Benda
|
x
|
y
|
gram
|
Z0
|
6,5 cm
|
8,5 cm
|
M0 = 34,17 gram
|
Z1
|
4,5 cm
|
5,8 cm
|
M1 = 20,05 gram
|
Z2
|
8,5 cm
|
11,2 cm
|
M2 = 14,66 gram
|
F.
Analisis Data dan Pembahasan
Untuk menentukan tepat atau tidak kita mengukur berat dan
panjang kertas tersebut, serta untuk mengetahui berapa selisih ketepatan kita
mengukurnya dapat kita buktikan dengan rumus:
x0 = dan y0 =
Kemudian, tinggal masukkan nilai titik koordinat x1, x2, y1, dan
y2, serta massa M1, dan M2.
x0 = y0 =
x0 = y0 =
x0 = y0 =
x0 = y0
=
x0 = y0 =
Untuk menentukan selisih
ketepatan (SK) kita mengukur, kita tinggal kurangi nilai x0 ukuran
(x0U) dikurangi nilai x0 pembuktian (X0P).
begitu juga dengan y0 ukuran (Y0U) dikurangi nilai yo
pembuktian (Y0P).
SK = x0U - X0P SK = Y0U - Y0P
SK = 6,5 cm – 6,19 cm SK = 8,5 cm – 8,08cm
SK = 0,31 cm SK = 0,42 cm
Jadi, selisih ketepatan (SK) pada pengukurannya adalah (0,31 cm
dan 0,42 cm).
G.
Kesimpulan dan Saran
1.
Kesimpulan
a.
Titik berat suatu benda
hanya dapat diketahui melalui pencarian koordinat atau dengan percobaan.
b.
Pada bangunan datar yang
terbentuk dari beberapa bangun yang digabung selain dapat diselesaikan dengan
dengan percobaan, juga dapat diselesaikan melalui perhitungan titik koordinat.
c.
Selisih ketepatan mengukur
dapat melalui pengurangan antara hasil pengukuran dengan hasil pembuktian.
d.
Titik potong suatu benda
dapat dilakukan dengan menemukan letak titik berat suatu benda.
e.
Perbedaan hasil pengukuran
dengan hasil pembuktian dapat dipengaruhi oleh faktor:
1.
Pengukuran yang kurang
akurat
2.
Saat pemotongan kertas,
sisa potongan kertas berupa kertas kecil-kecil yang terbuang, sehingga
mempengaruhi berat kertas.
2. Saran
a. Saat melakukan pengukuran sebaiknya dilihat seakurat mungkin,
sehingga nilai selisih ketepatannya tidak terlalu besar.
b. Pada pemotongan kertas jangan sampai ada potongan kertas
kecil-kecil terlepas, ini akan berpengaruh pada saat mengukur massa kertas.
c. ketelitian dan kejelian harus diterapkan pada percobaan ini,
karena pada percobaan ini menguji ketelitian kita. Jika sedikit saja ada yang
keliru atau salah, maka kemungkinan besar nilai selisih ketepatannya bias lebih
besar.
H.
Daftar Pustaka
Nulhakim, Lukman. 2007. Belajar Efektif Fisika (Untuk SMA/MA
Kelas XI IPA). Jakarta: PT Intermedia Cipta Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya