MESIN 2 LANGKAH DAN 4
LANGKAH
Berbicara motor memang langkah
pernah ada habisnya, lahirnya
beragam teknologi pada kendaraan roda dua ini memang
kerap membingungkan para konsumen. Namun begitu,
perkembangan ini tetap seru untuk dibahas dan bisa
menjadi ilmu baru, khususnya bagi para pemotor dan
penjualnya.
Teknologi mesin 2-langkah dan 4-langkah
merupakan proses penggerak
piston pada mesin motor. Mesin 2-langkah menggunakan
cara yang lebih sederhana yakni hanya perlu
dua langkah untuk menggerakkan piston yang menjadi
jantung sebuah motor, sedangkan mesin 4-langkah harus
melewati empat tahapan.
Teknologi mesin 2-langkah ditemukan
pada tahun 1859 oleh ilmuwan
Prancis, Etiene Lenoir, seperti dituliskan Thebiography.us
dan blogger Randaka .
Sedangkan sejarah motor 2-langkah
di Indonesia dimulai sejak
masuknya Vespa pada era 1960-an, disusul motor-motor produksi Jepang, termasuk
Suzuki A-100 pada era 1970-an.
Munculnya RX-King yang diproduksi
oleh Yamaha di era 80-an
membuat mesin 2-langkah semakin populer dan mendominasi
pasar Indonesia.
Sebagai catatan, selain Yamaha
RX-King, ada beberapa motor
2-langkah yang juga dikenal para pemotor di Indonesia,
sebut saja Honda NSR 150, Suzuki RGR 150, dan
beberapa lini lain dari Yamaha semisal RXZ, Touch, hingga sang bebek legendaris Force 1
(F1ZR).
Sejarah mesin 4-langkah juga langkah
kalah menarik untuk disimak.
Konsep mesin ini ditemukan oleh penemu asal Jerman
Nikolaus August Otto pada tahun 1862, yang mengaku
terinspirasi oleh mesin ciptaan Lenoir. Otto kemudian
mengembangkan mesin itu dan mendirikan Engine
Manufacturing Company N.A & Otto (sekarang menjadi
DEUTZ AG) di Koln, Jerman.
Kini motor 4-langkah lebih populer
dibandingkan mesin 2-langkah. Rendahnya
emisi asap serta suaranya yang halus membuat
mesin 4-langkah menjadi pilihan banyak produsen otomotif
untuk lebih dikembangkan. Bahkan kini kita sudah
masuk pada era mesin 4-langkah dengan teknologi injeksi
.
Cara
kerja mesin 2-langkah
Secara umum, saat mesin motor
bekerja, baik 2-langkah maupun
4-langkah, terjadi empat proses yaitu hisap ( inlangkahe) , kompresi (compression ), ledak ( power),
dan buang (exhaust ) dalam
satu siklus pembakaran.
Pada mesin 2-langkah, keempat
proses tersebut bisa terjadi dalam
satu putaran (360 derajat) poros engkol/kruk as (crankshaft
). Dalam satu putaran tersebut piston bergerak
dua kali, ke atas dan kemudian ke bawah.
Saat piston bergerak ke atas
(disebut Langkah 1), terjadi proses
hisap dan ledak, dan kemudian pada Langkah 2, saat piston bergerak ke bawah, terjadi proses
kompresi dan
pembuangan.
Mesin 2-langkah cenderung lebih
kecil dan ringan dibandingkan
mesin 4-langkah, sehingga rasio berat terhadap tenaganya
(power to weight ratio) lebih baik dibandingkan mesin
4-langkah. Oleh karena itu, seperti dijabarkan dalam situs Fast n Low , akselerasi motor
dengan mesin 2-langkah menjadi
lebih responsif.
Selanjutnya jika kita lihat atau
kita tinjau dari jenis bahan bakar
yang digunakan serta konstruksi silindernya, seperti
dikutip dari Modifikasi.co.id :
Untuk penggunaan bahan bakar
biasanya selalu melibatkan
campuran bensin dan oli, baik secara langsung
ataupun terpisah.
Motor 2-langkah umumnya tidak
memiliki katup, sebagai penggantinya
maka motor 2-langkah ini menggunakan reed valve
(katup harmonika) untuk mengatur masuknya gas ke
dalam ruangan silinder.
Setiap piston hanya mempunyai 2
buah cincin (ring ) yaitu
compression ring I dan compression ring II .
Setiap silinder memiliki dua macam
kompresi yaitu kompresi
silinder (primer) dan carter (sekunder)
Kelebihan
Proses pembakaran terjadi setiap satu
putaran poros engkol pada piston, sehingga
putaran poros engkol lebih
halus dan rata.
Motor 2-langkah umumnya tidak memerlukan
atau tidak memiliki klep.
Selain itu komponen suku cadang yang
relatif lebih murah.
Momen putaran pada mesin lebih kecil
sehingga menghasilkan gerakan yang halus namun
dengan tenaga yang lebih besar.
Jika dibandingkan dengan motor 4-langkah,
motor 2-langkah biasanya
memiliki tenaga yang lebih besar walau kapasitas
mesinnya sama.
Kekurangan
Jarak putaran mesin saat kita mengoper
gigi 1 ke gigi 2 biasanya
lebih pendek, sehingga membuat tekanan
gas buang pada knalpot lebih tinggi.
Karena pada bagian silinder terdapat
lubang-lubang sehingga timbul
gesekan antara cincin piston dan lubang
yang mengakibatkan cincin piston akan lebih cepat
aus, karena teknologi mesin 2-langkah langkah mengenal
diasil (lapisan piston anti gesek).
Karena lubang buang terdapat pada bagian
silinder maka mesin lebih panas.
Tenaga pada putaran rendah sulit
diperoleh.
Motor 2-langkah selalu menggunakan oli
pelumas (oli samping) dan
juga besin campuran untuk bahan bakar
yang digunakan sehingga emisi gas buang yang
dihasilkan sangat tinggi.
Cara
Kerja Mesin 4-Langkah
Sementara itu pada mesin 4-langkah,
satu siklus pembakaran terjadi
dalam dua putaran (720 derajat) poros engkol. Akibatnya
mesin jenis ini kurang responsif namun pembakaran
bahan bakar yang terjadi akan lebih efisien.
Jenis mesin ini dipandang lebih
ramah lingkungan karena
hanya memproses pembakaran bensin saja, tidak ada
oli samping yang ikut dibakar. Mesin ini mengeluarkan
tenaga relatif lebih rendah pada setiap putaran
mesin dibandingkan 2-langkah.
Pada mesin 4-langkah digunakan klep
yang digerakan oleh noken
as, yang tidak dipakai oleh mesin 2-langkah, sehingga semua siklus pembakaran dilakukan lebih
sempurna. Oli mesin 4-langkah
hanya digunakan untuk melumasi keseluruhan
mesin dan transmisi. Fastnlow memaparkan.
Kelebihan
Pada Motor 4-langkah proses pemasukan,
kompresi, kerja, dan
proses pembuangan biasanya selalu berdiri
sendiri sehingga kinerja mesin motor akan lebih
lebih presisi, efisien, dan stabil.
Karena tekanan lebih kecil dibanding
mesin 2-langkah, maka
pemakaian bahan bakar jadi lebih hemat.
Tenaga pada putaran rendah lebih baik
serta panas mesin lebih
dapat didinginkan oleh sirkulasi oli yang terpisah.
Putaran mesin lebih panjang pada rasio
pengoperan gigi, sehingga
efisiensi tenaga (power) terasa lebih efektif
dan optimal.
Untuk bagian mesin, umumnya suhu mesin
4-langkah lebih dingin
ketimbang mesin 2-langkah.
Kekurangan
Pada bagian konstruksi mesin, khususnya
pada bagian komponen dan mekanisme gerak
katup lebih kompleks, yang
mengakibatkan agak sedikit sulit dalam
perawatannya.
Suara mesin lebih gaduh/bising.
Kinerja mesin terjadi dengan dua putaran
poros engkol, sehingga keseimbangan putar
tidak stabil. Perlu jumlah
silinder lebih dari satu dan sebagai peredam
getaran.
Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, pada mesin 4-langkah
pembakaran berlangsung lebih sempurna sehingga emisi
gas buang yang dihasilkan pun lebih rendah. Oleh karena
itu manufaktur kendaraan di dunia lebih memilih mengembangkan
dan memasarkan motor dengan jenis mesin
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya