KONFLIK SOSIAL
A.
Pengertian
Konflik Sosial
Konflik
berasal dari kata kerja lain Configere
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha memikirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya
tidak berdaya.
Konflik
adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh
seseorang terhadap dirinya, orang lain, orang dengan kenyataan apa yang
diharapkan. Konflik juga merupakan perselisihan atau perjuangan diantara dua
pihak (two parties). Yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka
atau mengganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya.
B.
Faktor
Penyebab Konflik Sosial
Sumber
konflik dapat bersifat rasional dan tidak rasional. Oleh karena itu, kita tidak
dapat menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu
hal tertentu pada hal-hal yang bersifat rasional. Penyebab munculnya konflik
kepentingan sebagai berikut :
1.
Perbedaan kebutuhan,
nilai, dan tujuan.
2.
Langkahnya sumber daya,
seperti kekuatan, pengaruh, ruang waktu, uang, popularitas, dan posisi.
3.
Persaingan.
Soerjono
Soekanto (1987) mengemukakan bahwa sebab-sebab terjadinya konflik sebagai
berikut :
1.
Perbedaan
Antarperoerangan
Perbedaan ini berupa perbedaan perasaan,
pendirian, atau pendapat. Misalnya dalam suatu diskusi kelas.
2.
Perbedaan
Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola
pemikiran dan tingkah laku perseorangan kelompok yang bersangkutan.
3.
Bentrokan
Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi
dibidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan setiap individu
memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan
sesuatu.
4.
Perubahan
Sosial yang Terlalu Cepat didalam Masyarakat
Perubahan adalah sesuatu yang wajar
terjadi, namun jika terjadi secara cepat akan menyebabkan gejolak sosial,
karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat yang pada akhirnya akan
menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Ada
juga yang menyebabkan atau berpeluang menimbulkan konflik “Persaingan dan
Kontravensi”.
1.
Persaingan
(Competition)
Ada dua macam persaingan, yaitu
persaingan yang bersifat pribadi dan kelompok. Persaingan pribadi merupakan
persaingan yang dilakukan orang perorang atau individu untuk memperoleh
kedudukan dalam organisasi. Persaingan kelompok, misal terjadi antara dua
perusahaan dengan produk yang sama untuk memperebutkan pasar di suatu wilayah.
a.
Persaingan
di Bidang Kebudayaan
Merupakan persaingan antara dua
kebudayaan untuk merebutkan pasar di suatu wilayah.
b.
Persaingan
Kedudukan dan Peranan
Terjadi apabila dalam diri seseorang
atau kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau
kelompok yang mempunyai kedudukan dan peranan terpandang.
c.
Persaingan
Ras
Perbedaan ras baik perbedaan warna
kulit, bentuk tubuh, maupun jenis rambut hanya merupakan sebuah simbol
kesadaran dan sikap atau perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan.
Hal-hal positif yang dihasilkan dengan
adanya persaingan yaitu :
a.
Makin kuatnya
solidaritas kelompok
b.
Dicapainya kemajuan
c.
Terbentuknya
kepribadian seseorang
2.
Kontravensi
Kontravensi berasal dari bahasa latin,
contra dan venire yang berarti menghalangi atau menantang.
Menurut Leopold Von Wise dan Howard
Becker macam-macam bentuk kontravensi.
a.
Kontravensi umum yaitu
dilakukan dengan penolakan, kekerasan.
b.
Kontravensi sederhana
yaitu dilakukn dengan mencerca dan memfitnah.
c.
Kontravensi intensif
yaitu dilakukan dengan menghasut.
d.
Kontravensi rahasia
yaitu dilakukan dengan penghianatan.
e.
Kontravensi taktis
yaitu dilkukan dengan mengganggu pihak lain.
Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003)
suatu konflik dapat terjadi karena :
a.
Perbedaan pendapat
b.
Salah paham
c.
Ada pihak yang
dirugikan
d.
Perasaan sensitif
C.
Proses
Terjadinya Konflik Sosial
Menurut
Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap yaitu :
1.
Oposisi
atau Ketidakcocokan Potensial
Oposisi atau ketidakcocokan potensial
adalah adanya kondisi yang menciptakan kesempatan untuk munculnya konflik.
Kondisi dikelompokkan dalam kategori : komunikasi struktur dan variabel
pribadi. Komunikasi yang buruk alasan utama konflik. Struktur juga bisa menjadi
titik awal konflik. Struktur dalam hal ini menliputi ukuran, derajat
spesialisasi, dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi,
tujuan, kejelasan jurisdiksi dan lain-lain. Variabel pribadi juga bisa menjadi
titik awal dari konflik.
2.
Kognisi
dan Personalisasi
Kognisi dan personalisasi adalah
persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing pihak terhadap konflik yang
sedang dihadapi. Perlibatan emosional dalam suatu konflik yang akan menciptakan
kecemasan, ketegangan, frustasi, dan permusuhan.
Kognisi dan personalisasi merupakan
tahap dimana isu-isu konflik biasanya didefinisikan dan akan menentukan jalan
untuk menyelesaikan konflik. Konflik disyaratkan adanya resepsi dengan kata
lain bahwa tidak berarti konflik bersifat personalisasi.
3.
Maksud
Maksud adalah keputusan untuk bertindak
dalam suatu cara tertent dari pihak-pihak yang berkonflik. Maksud dari pihak
yang berkonflik ini akan mencerminkan atau terwujud dalam perilaku walaupun
tidak konsisten. Maksud dalam penanganan suatu konflik yaitu:
a.
Bersaing, tegas dan
tidak kooperatif, yaitu suatu hasrat untuk memuaskan kepentingan seseorang atau
diri sendiri.
b.
Berkolaborasi, bila
pihak-pihak yang berkonflik masing-masing hasrat untuk memenuhi kepentingan
semua pihak.
c.
Menghindar, jika salah
satu dari pihak yang berkonflik mempunyai hasrat untuk menarik diri.
d.
Mengakomodasi satu dari
pihak berusaha untuk memuaskan seorang lawan.
e.
Berkompromi, suatu
konflik yang bersedia untuk melepaskan atau mengurangi tuntutan masing-masing.
4.
Perilaku
Mencakup pernyataan, tindakan, dan
reaksi yang dibuat untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif,
dan ketidaksepakatan, atau salah paham kecil.
5.
Hasil
Jalinan aksi reaksi antara pihak-pihak yang
berkonflik dan menghasilkan konsekuensi, bersifat fungsional artinya konflik
menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok atau disfungsional. Perilaku
meliputi, upaya terang-terangan untuk menghancur pihak lain, serangan fisik
yang agresif.
D.
Macam-Macam
Konflik Sosial
Konflik
dikarenakan adanya perbedaan dan keragaman konflik horizontal, adalah konflik
yang bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan seperti di Papua, Poso, dan
Sampit. Konflik vertikel adalah konflik yang terjadi antara masyarakat dan
negara.
1.
Menurut
Soerjono Soekanto (1989)
Konflik mempunyai beberapa bentuk khusus
yaitu:
a.
Konflik
pribadi
Konflik yang terjadi dalam diri
seseorang terhadap lain. Konflik pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap
orang lain yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang mendalam.
b.
Konflik
rasional
Terjadi disuatu negara yang memiliki
keragaman suku dan ras. Secara umum ras dikelompok menjadi lima ras yaitu,
mongoloid, kaukosoid, negroid, dan ras-ras khusus.
c.
Konflik
antarkelas sosial
Kelas-kelas di masyarakat terjadi karena
adanya suatu yang hargai. Seperti kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.
d.
Konflik
antar golongan
Politik adalah cara bertindak dalam
menghadapi atau menangani suatu masalah. Konflik-konflik terjadi karena setiap
golongan di masyarakat melakukan politik yang berbeda-beda pada saat menghadapi
suatu masalah yang sama.
e.
Konflik
bersifat internasional
Konflik Internasional terjadi karena
perbedaan kepentingan yang menyangkut kedaulatan negara yang saling berkonflik.
Konflik ini berlangsung dalam kurang waktu yang lama dan pada akhirnya
menimbulkan perang antar bangsa.
2.
Menurut
Mulyasa (2003)
a.
Konflik
Intrapersonal
Yaitu konflik internal yang terjadi
dalam diri seseorang.
b.
Konflik
Interpersonal
Yaitu konflik yang terjadi antar
individu. Konflik yang terjadi ketika adanya perbedaan tentang isu tertentu.
c.
Konflik
Intragrup
Yaitu konflik antara golongan dalam suatu
kelompok. Konflik substantif terjadi karena adanya latar belakang yang berbeda.
Konflik efektif terjadi karena tanggapan emosional terhadap suatu situasi
tertentu.
d.
Konflik
Intergrup
Yaitu konflik yang terjadi antar
kelompok, konflik intergrup terjadi karena adanya saling ketergantungan,
perbedaan persepsi, perbedaan tujuan, dan meningkatkan tuntutan akan keahlian.
e.
Konflik
Intaorganisasi
Yaitu konflik yang terjadi antar bagian
dalam suatu organisasi, misal antara bidang kurikulum.
f.
Konflik
interoganisasi
Adalah hal yang tidak asing lagi,
konflik ini menyebabkan sulitnya koordinasi dan interaksi dari kegiatan yang
berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan.
3.
Menurut
Dahrendorf (1986)
a.
Konflik antara atau
dalam peran sosial (intrapribadi)
b.
Konflik antara
kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, geng)
c.
Konflik kelompok
terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massal)
d.
Konflik antar satuan
nasional (perang saudara)
E.
Dampak
Konflik Sosial
1.
Dampak
secara langsung
Antara lain sebagai berikut:
a.
Menimbulkan keretakan
hubungan antar individu atau kelompok lainnya.
b.
Adanya perubahan
kepribadian seseorang. Selalu merasa muncul rasa curiga, rasa benci, dapat
dirubah menjadi tindak kekerasan.
c.
Hancurnya harta benda
dan korban jiwa.
d.
Kemiskinan bertambah
akibat tidak kondusifnya keamanan.
2.
Dampak
Tidak Langsung
Dampak jangka panjang suatu konflik yang
secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
3.
Dampak
Positif Adanya Konflik
a.
Meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok.
b.
Munculnya
pribadi-pribadi yang kuat menghadapi berbagai situasi konflik.
c.
Membantu menghidupkan
kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
d.
Munculnya kompromi baru
apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang.
e.
Konflik dapat
memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas.
f.
Konflik dapat
mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok.
4.
Dampak
Negatif Adanya Konflik
a.
Menimbulkan keretakan
hubungan antara individu dan kelompok.
b.
Menyebabkan rusaknya
berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa.
c.
Menyebabkan adanya
perubahan kepribaian.
d.
Konflik dominasi
kelompok pemenang.
F.
Hubungan
Antara Konflik Sosial Dengan Kekerasan
1.
Pengertian
Kekerasan
Kekerasan adalah sebagai perbuatan
seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau hilangnya nyawa
seseorang yang menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
Menurut Soerjono Soekanto, kekerasan (
violence) diartikan sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap
orang atau benda.
2.
Bentuk-Bentuk
Kekerasan
a.
Kekerasan langsung
(direct violence) suatu bentuk kekerasan yang dilakukan secara langsung
terhadap pihak-pihak yang ingin dicederai atau dilukai.
b.
Kekerasan tidak
langsung (indirect violence) suatu betuk kekerasa yang dilakukan seseorang
terhadap seseorang. Seperti mengekang, mengitimidasi, menfitnah, dan
perbuatan-perbuatan lainnya.
3.
Teori-Teori
Kekerasan
Menurut Thomas Santoso (2002) teori
kekerasan dapat menjadi tiga kelompok yaitu:
a.
Teori kekerasan sebagai
tindakan aktor (individu) atau kelompok
b.
Teori kekerasan
struktur
c.
Teori kekerasan sebagai
kaitan citra aktor dan struktu.
4.
Sebab-Sebab
Terjadinya Kekerasan
Menurut Thomas Hobbes (1839), kekerasan
merupakan suatu yang alamiah dalam manusia.
Kekerasan terjadi karena situasi dan
kondisi yang mengharuskan seseorang melakukan tindak kekerasan
5.
Upaya
Pencegahan Tindak Kekerasan
a.
Kampanye anti kekerasan
b.
Mengajak masyarakat
untuk menyelesaikan masalah sosial dengan cara bijak.
c.
Penegakan hukum secara
adil dan bersih
d.
Menciptakan pemerintah
yang baik
6.
Upaya
Mengatasi Konflik Sosial
1.
Pengendalian
Secara Umum
Beberapa cara dalam upaya mengendalikan
atau meredakan sebuah konflik, sebagai berikut:
a.
Konsiliasi
(Conciliation)
Konsiliasi merupakan bentuk pengendalian
konflik sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentun yang dapat
memberikan keputusan dengan adil.
b.
Arbitrasi
(Arbitration)
Arbitrasi merupakan bentuk pengendalian
konflik sosial melalui pihak ketiga dan kedua belah pihak yang berkonflik
menyetujuinya.
c.
Mediasi
(Mediation)
Mediasi merupakan bentuk pengendalian
konflik sosial dimana pihak-pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga
sebagai mediator.
d.
Adjudication
Adjudication merupakan cara penyelesaian
konflik melalui pengadilan yang tetap dan adil.
e.
Segregasi
(Segregation)
Upaya saling menghindar atau memisahkan
diri untuk mengurangi ketegangan.
f.
Slamate
Konflik yang berhenti dengan sendirinya
karena kekuatan yang seimbang.
g.
Kompromi
(Compromise)
Kedua pihak yang bertentangan berusaha
mencari.
h.
Konversi
Salah satu pihak mengalah dan mau
menerima pendirian pihak lain.
i.
Coercion
Penyelesaian konflik dengan paksaan.
2.
Pengendalian
Menggunakan Manajemen Konflik
Cooperativiness adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan dan minat individu atau kelompoknya lain, assertivenes merupakan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan minat indvidu atau kelompok sendiri. Ada
lima gaya manajemen konflik yaitu:
a.
Tindakan menghindari
b.
Kompetisi atau komando
otoritatif
c.
Akomodasi atau
meratakan.
d.
Kompromis
e.
Kolaborasi (kerja sama)
3.
Hasil
Manajemen Konflik
a.
Konflik
Kalah-Kalah
Konflik kalah-kalah terjadi apabila tak
seorang pun diantara pihak yang terlibat mencapi tujuan yang sebenarnya dan
alasan atau faktor-faktor penyebab konflik tidak mengalami perubahan.
b.
Konflik
Menang-Kalah
Pada konflik menang-kalah, salah satu
pihak mencapai apa yang diinginkannya dengan mengorbankan keinginan pihak lain
c.
Konflik
Menang-Menang
Konflik menang-menang dilaksanakan
dengan jalan menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam konflik yang
terjadi.
4.
Konflik
Melalui Kekuatan
Konsep perdamaian melalui kekuatan
mendukung penggunaan cara apapun yang di perlukan. Tindakan tersebut dijalankan
oleh negara, polisi atau militer, dan sistem pengadilan kriminal.
5.
Pola
Kontrol Hukum
Penegakan hukum secara efektif yang
digabungkan dengan program sosial untuk menghadapi para pelanggar huku
ditingkat lokal, serta hukum untuk melindungi hak asasi manusia.
6.
Keamanan
Bersama dan Konflik Tanpa Kekerasan
Pendekatan ini menekankan pada kerja
sama dan konflik tanpa kekerasan. Secara singkat, pendekatan keamanan bersama
menghendaki adanya permulaan kembali semua pendekatan mendasar terhadap
hubungan manusia dari tingkat keluarga sampai pada sistem dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya