HALAMAN PENGESAHAN
Makalah
ini telah disetujui oleh pembimbing SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah pada:
Hari : Rabu
Tanggal : …………………. 2017
Tempat : SMA Negeri 2 Bengkulu Tengah
Mengetahui,
Guru Pembimbing
Fitriyanti, S.Pd.
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
alhamdulillahirabbilalamin.
Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan dan menyelesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini memuat tentang “Jenis
Tari Tunggal Dan Kelompok Kreasi Nonetnik”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail
yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Taba Penanjung, 14 Agustus 2017
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGESAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang…………………………………………………………………….. 1
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………………………………. 1
C.
Tujuan
Penulisan………………………………………………………………….. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pola Garapan/Koreografi dan
Jenis Tari Menurut Pola Garapan/Koreografi……………………………………………………………….. 2
B.
Orientasi
Sosial……………………………………………………………………. 8
C.
Orientasi
Artistik………………………………………………………………….. 12
D.
Jumlah
Penarinya………………………………………………………………….. 12
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………... 14
B.
Saran………………………………………………………………………………. 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan
bentuk koreografinya, tari dapat dibagi menjadi beberapa jenis atau bentuk,
yaitu tari tunggal (solo), tari duet (pas de deax) atau massal berpasangan, dan
tari kelompok (group choreography) yang didasarkan pada jumlah penarinya.
Adapun
tari nonetnik adalah sebutan dari kategori tari yang terlepas dari ikatan etnik
(kesukuan). Tari kreasi nonetnik merupakan tari hasil kreasi sendiri yang
menggambarkan gerak sehari-hari atau gerak binatang. Gerak tari kreasi nonetnik
cenderung membuka lebar-lebar keinginan penari. Tubuh beserta anggota tubuh di
perlakukan secara luwes yang bias digerakkan kemana saja sesuai dengan tujuan
tari. Satu hal yang selalu mencirikan tari kreasi nonetnik adalah “kebebasan”.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian tari tunggal dan
kelompok?
2.
Jelaskan apa saja yang terdapat dalam
pola garapan?
3.
Jelaskan apa saja yang terdapat dalam
orientasi social?
4.
Jelaskan apa saja yang terdapat dalam
orientasi artistic?
5.
Jelaskan berapa saja jumlah penari dalam
tari tunggal, massal, berpasangan, serta berkelompok?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini guna memenuhi tugas dari guru Seni Budaya yaitu
ibu Fitriyanti, S.Pd. manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui
makalah ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat makalah berikutnya, sehingga
dalam penyusunan makalah yang akan datang hal-hal yang sudah baik ditingkatkan
dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai seni tari
di Indonesia. Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar
adalah sehingga setelah membaca makalah ini, pelajar dapat terus menjaga dan
melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya
agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pola Garapan/koreografi dan
Jenis Tari Menurut Pola Garapan/ Koreografi
1.
Pengertian Pola Garapan/koreografi
Koreografi adalah melatih daya kreatif
seseorang untuk diungkapkan dalam penyusunan tari. Sal Murgianto mengemukakan
tentang pemahaman kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk atau ide-ide baru yang sebelumnya tidak dikenal
oleh penyusunnya sendiri. Komposisi atau composition berasal dari kata to
composeyang artinya, mengatur atau menata bagian-bagian sedemikian rupa
sehingga satu sama lain saling berhubungan dan secara bersama membentuk
kesatuan yang utuh. Istilah koreografi berbeda dengan komposisi,
komposisi lebih luas dan umum penerapannya. Koreografi adalah proses pemilihan
dan pengaturan gerakan-gerakan menjadi sebuah tarian, dan di dalamnya terdapat
laku kreatif.
Dari pemahaman di atas, koreografi dan
komposisi merupakan kerja kreatif dalam mewujudkan karya tari, dan untuk
keberhasilannya dibutuhkan acuan ilmu/pengetahuan sebagai bahan pertimbangan,
berupa prinsip-prinsip tari agar mendapatkan hasil karya tari yang baik.
Kemampuan seseorang untuk melaksanakan
tugas ini bergantung pada pendidikan, pengalaman, selera, perkembangan
artistik, pembawaan pribadi, kemampuan kreatif, dan keterampilan teknisnya.
Kemampuan membuat keputusan atau kemampuan memilih ide, bahan dan cara-cara
pelaksanaan yang sesuai dan menolak yang tidak sesuai dengan kebutuhan kreatif
seseorang, biasanya dianggap bersifat intuitif (gerak hati). Namun pada
kenyataannya penilaian artistik ini dipengaruhi oleh adanya prinsip-prinsip
bentuk seni yang tampaknya dipahami, diakui dan yang membimbing usaha manusia
sejak memulai kesenian. Prinsip-prinsip semacam ini tidaklah membeku menjadi
sekumpulan aturan kaku yang merumuskan bentuk seni. Akan tetapi, lebih
merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam rangka mencapai sebuah
komposisi yang memenuhi syarat secara estetis.
Berdasarkan pola garapannya, tari
di Indonesia dapat dibagi menjadi dua yakni tari tradisional dan tari kreasi
baru. Tari tradisional adalah tarian yang mengalami masa yang cukup lama dan
selalu berpola pada kaidah-kaidah (tradisi) yang telah ada. Tari kreasi baru
adalah tarian yang tidak berpijak pada kaidah kaidah yang telah ada, tetapi
sudah mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapannya. Tari tradisional
berdasarkan nilai artistik garapannya dibagi menjadi 3 yakni tari primitif,
tari rakyat dan tari klasik. Sedangkan tari kreasi baru dibagi menjadi 2 yakni
tari kreasi baru yang bersumber pada pola tradisi, dan tari kreasi baru yang
tidak berpijak pada pola tradisi yang ada.
2.
Jenis Tari Berdasarkan Pola Garapan
a.
Tari Tradisional
Kata tradisi dalam perbincangan umum,
sering diartikan sebuah kebiasaan. Tradisi adalah suatu kebiasaan yang
sifatnya turun temurun, berulang-ulang dari satu generasi ke generasi
berikutnya dalam kurun waktu yang panjang. Didalam suatu tradisi terkandung
nilai-nilai dan norma-norma yang mengikat bagi masyrakatnya. Bertitik tolak
dari pandangan umum, tari tradisional adalah tarian yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian
menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat bersangkutan. Berdasarkan
uraian di atas kemudian dikenal tari-tarian Minang, Sunda, Jawa, Bali,
Kalimantan dan sebagainya. Akan tetapi tari tradisi bukan hanya hidup dan
berkembang di wilayah asalnya saja, melainkan banyak juga yang berkembang
di luar wilayah tersebut. Misalnya tari Aceh, Minang dan Jawa berkembang pula
di kota Jakarta. Demikian pula tari Bali juga bisa berkembang di
Yogyakarta atau di kota Bandung yang secara geografis bukan wilayah Bali.
Tetapi dimanapun tari tradisi berkembang, tarian tersebut bisa dikenali dari
ciri-cirinya yang khas, dan diakui berasal dari wilayah asalnya. Ciri-ciri
tersebut meliputi unsur gerak, tata rias, busana, dan musik
pengiringnya.
Selain dari wilayah geografis etnisnya,
tingkatan atau strata sosial budaya suatu kelompok masyarakat ikut pula
wewarnai kekhasan kehidupan tarinya. Oleh sebab itu tari-tarian yang
tumbuh di lingkungan kaum bangsawan (ningrat) atau istana, bentuk tariannya
berbeda dengan tarian yang hidup dalam kalangan rakyat umum di desa-desa.
Demikian juga tarian di kota berbeda dengan tarian di desa atau kampung.
Tari tradisional berdasarkan nilai
artistik garapannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tari primitif, tari
rakyat, dan tari klasik.
1)
Tari
Primitif
Tari primitif bersifat magis atau sakral
dan berciri khas sederhana. Apabila ditinjau dari terminologi primitif berasal
dari kata primus (bahasa latin) yang berarti pertama. Dengan demikian
tarian ini dapat dikatakan tarian yang paling tua umurnya. Bahkan dapat
dikatakan bahwa tarian primitif telah ada semenjak manusia ada di dunia ini,
atau boleh dikaitkan hampir seumur manusia. Bentuk-bentuk gerak tarian primitif
nampaknya belum digarap komposisinya. Tata busana, tata rias, iringan
musiknyapun sangat sederhana, terutama pada tata panggung dengan
segala perlengkapannya. Pada jaman dahulu tarian primitif terdapat di
mana-mana, di seluruh pelosok dunia yaitu pada jaman prasejarah, tetapi
sekarang hanya terdapat di suku pedalaman yang masih menjalankan tata kehidupan
masyarakat primitif. Tarian ini hanya diselenggarakan pada upacara-upacara adat
dan agama. Gerak tariannya sangat sederhana, yaitu merupakan
desain-desain global, yang hanya berupa depakan-depakan kaki,
loncatan-loncatan, langkah-langkah dan gerakan anggota badan tertentu
saja.Bentuk tari-tarian mereka masih sederhana pula sesuai instrumen musik
pengiringnya yang sederhana dan hanya terdapat satu macam instrumen musik.
Tari-tarian mereka hanya menirukan gerak alam dengan gerakan tangan, kepala,
serta depakan kaki.
Tari primitif lebih mengutamakan
ungkapan ekspresi kehendak atau keyakinan dari pada artistiknya.
Oleh karenanya gerak dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu saja. Fungsi tari tersebut untuk upacara kelahiran, upacara akil balig, upacara perkawinan, menyambut tamu, kematian, akan melakukan perburuan, untuk mendatangkan hujan (untuk kesuburan), akan melakukan peperangan, untuk menyambut kemenangan dan sebagainya. Musik pengiringnya sangat sederhana sekali, dengan ritme yang berulang-ulang sehingga sangat mudah untuk diikuti oleh penari-penarinya. Ritme yang demikian ini berlangsung sangat lama yang mengakibatkan penari makin menyatu dengan ritme tersebut sehingga terjadi gerakan di bawah sadar yakni menimbulkan daya magis dan akhirnya penari menjadi trance (kerasukan).
Oleh karenanya gerak dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu saja. Fungsi tari tersebut untuk upacara kelahiran, upacara akil balig, upacara perkawinan, menyambut tamu, kematian, akan melakukan perburuan, untuk mendatangkan hujan (untuk kesuburan), akan melakukan peperangan, untuk menyambut kemenangan dan sebagainya. Musik pengiringnya sangat sederhana sekali, dengan ritme yang berulang-ulang sehingga sangat mudah untuk diikuti oleh penari-penarinya. Ritme yang demikian ini berlangsung sangat lama yang mengakibatkan penari makin menyatu dengan ritme tersebut sehingga terjadi gerakan di bawah sadar yakni menimbulkan daya magis dan akhirnya penari menjadi trance (kerasukan).
Dalam keadaan demikian ini biasanya
penari-penari tersebut mempunyai kekuatan kekuatan di luar kemampuan manusia
biasa seperti menyembuhkan penyakit, tak terluka dengan senjata tajam, tak
hangus oleh api, bisa menari sangat indah dan menarik.
Instrumen pengiring jumlahnya tidak
banyak, kadang kala hanya berupa kentongan saja, gendang, genta, sungu,
terompet yang terbuat dari bambu, kayu, kulit keong dan sebagainya, bahkan
sering hanya diiringidengan gerakan-gerakan kaki, tepukan tangan, nyanyian, dan
teriakan-teriakan saja.
a.
Tari primitif merupakan tari yang
berkembang didaerah yang menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini
merupakan tari yang memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif
biasanya merupakan wujud dan kehendak berupa pernyataan maksud permohonan
tarian tersebut dilaksanakan. Ciri tari pada zaman primitif adalah
kesederhanaan pada kostum, gerak dan iringan. Tujuan utama dari tarian ini
adalah untuk mewujudkan suatu kehendak tertentu, sehingga ekspresi yang
dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. Ciri-ciri
tari primitif antara lain: gerak dan iringan sangat sederhana
berupa hentakan kaki, tepukan tangan/ simbol suara/ gerak-gerak
saja yang dilakukan.
b.
Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu
misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran,
perkawinan, dan panen.
c.
Instrumen sangat sederhana terdiri dari
tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa
memperhatikan dinamika.
d.
Tata rias sederhana bahkan bisa
berakulturasi dengan alam sekitar.
e.
Tari bersifat sakral karena untuk
upacara keagamaan.
f.
Tarian primitif tumbuh dan berkembang
pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan
sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih
bergerombol, berpindah -pindah dan bercocok tanam.
g.
Tarian primitif dasar geraknya adalah
maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
h.
Atribut pakaian menggunakan bulu-buluan
dan daun-daunan.
i.
Formasi pada tarian primitif biasanya
berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
j.
Tarian ini berkembang pada masyarakat
yang menganut pola tradisi primitif / purba dimana berhubungan dengan
pemujaan nenek moyang dan penyembahan leluhur.
Berikut ini beberapa contoh tari
primitif.
a)
Tari
Kataga (Nusa Tenggara Timur)
Tari Kataga diselenggarakan sebelum maju
ke medan perang sebagai sarana untuk menggugah semangat para ksatria yang akan
maju ke medan perang. Dalam tarian ini seorang penghulu membawakan
syair-syair yang mengkisahkan sebab-sebab perang sampai terjadinya
perang, serta menjelaskan bahwa pihak yang benar selalu akan menang. Pembacaan
syair-syair ini diikuti gerak-gerak tari yang indah yang diiringi oleh
instrumen musik yang berupa gong dan kendang. Para penari membawa senjata perang
berupa pedang dan perisai.
b)
Tari
Perang (Irian Jaya)
Tari perang oleh orang Irian Jaya
dilakukan pada upacara akan berangkat ke medan perang, dengan harapan agar
dalam perang nanti musuhnya dapat dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak
kelihatan yang terdapat pada tari tersebut. Oleh orang-orang Timorini tari
perang ini digunakan pula untuk mengusir maklhuk halus yang mereka sebut
kugi.Kugi ini sering mengganggu kampung dan biasanya menimbulkan wabah penyakit
menular, orang-orang Timorini menyelenggarakan tari perang yang dilakukan oleh
penari-penari pria yang berpakaian perang dan senjata lengkap. Dalam menari
mereka juga menyanyi. Para penari berjalan berbaris mengelilingi kampung serta
diiringi pula oleh hiruk pikuk penduduk yang makin lama makin bertambah ribut,
dengan maksud untuk menakut-nakuti kugi agar mau keluar dari kampung yang kena
wabah.
2)
Tari
Rakyat
Tari-tarian rakyat di Indonesia
sebenarnya masih bertumpu pada unsur primitif, seperti Sang Hyang dari
Bali, Kuda Kepang Jawa, dan sebagainya. Tari rakyat sering
berfungsi sebagai tari upacara atau kelengkapan sosial dan juga hiburan dalam
kehidupan masyarakat. Ada sebagian tari rakyat yang penyajiannya langsung
terkait dengan upacara ritual. Dalam hal ini tempat dan waktu upacaranya
ditentukan, begitu pula dengan para penarinya, biasanya tarian tersebut
bersifat supranatural. Misalnya adanya saji-sajian khusus yang
diperuntukkan bagi roh-roh halus yang diyakini oleh mereka memiliki
kehidupan, kekuasaan dan kekuatan yang berpengaruh pada kehidupan sosial
masyarakatnya.Tari rakyat lebih menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan
kepemilikan secara kolektif. Budaya kerakyatan sangat kuat peran dan fungsinya
di lingkungan masyarakat agraris dan juga masyarakat pesisir. Sistem kehidupan
sosial budaya juga selalu terkait dengan sistem kepercayaan dan sistem
mata pencaharian (pertanian, perikanan, perdagangan, dan lain-lain).
Norma-norma kehidupan kolektif itu merupakan hasil kesepakatan bersama yang
berguna untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan alam kehidupan.
Pada perkembangan berikutnya tari rakyat
bisa pula dilakukan untuk dua kepentingan. Pertama sebagai hiburan pada acara
pesta atau upacara-upacara sosial kemasyarakatan. Ke dua tarian rakyat
yang dikemas secara khusus untuk kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya
festival, lomba atau kepentingan lainya yang secara khusus diadakan untuk upaya
menumbuh kembangkan serta meningkatkan frekuensi pementasan.
3)
Tari
Klasik
Tari Klasik adalah tari yang telah
mengalami kristalisasi artistik yang tinggi yang ada semenjak jaman feodal.
Tari klasik pasti mempunyai nilai-nilai tradisional, sedangkan tarian
tradisional belum tentu mempunyai nilai klasik, karena tari klasik selain
berciri tradisional juga memiliki nilai keindahan yang tinggi.
Terminologi klasik berasal dari kata latin classic yang berarti golongan
masyarakat yang tinggi pada jaman Romawi kuna. Pada jaman Romawi, Tullius
membagi masyarakat menjadi 6 golongan berdasarkan atas kekayaannya. Golongan
yang terendah disebut Klasproletari dan yang tertinggi disebut kelas
Classici.
Oleh Aulus Geullius istilah
Classici ini dipakai untuk menyebut hasil karya dari pengarang-pengarang bangsa
Romawi yang berprestasi atau bermutu tinggi. Kemudian pengarangnya
disebut Sciptor Classicus. Berdasarkanpengutaraan mengenai
arti klasik dari jaman Romawi itu dapat dikatakan bahwa salah satu khas klasik
adalah mengandung nilai keindahan yang tinggi.
Tari Jawa gaya Yogyakarta merupakan
contoh tari klasik, sebab tarian tersebut tampak dengan jelas adanya
bentuk-bentuk aturan baku yang sangat mengikat. Jenis geraknya sudah
ditentukan mulai dari, posisi, komposisi termasuk pakaian dan dialognya
pula. Dialog dalam drama tari Jawa berupa jenis suara, yaitu tekanan
tinggi, rendah, keras, serta lembut yang telah ditentukan dan ada standar yang
mengikat. Tari Jawa gaya Surakarta meskipun masih dapat dikatakan klasik namun
sedikit mendekati romantik. Sebenarnya ada standar ataupun pola, baik pada
bentuk gerak hubungannya dengan komposisi dan pakaian maupun dialog, namun
tidak begitu mengikat. Geraknya lebih gemulai, pakaiannya lebih gemerlapan
cahaya warna dan variasinya.Sedangkan dialognya lebih merupakan ekspresi emosi
dari si penari yang lebih komunikatf.
B. Orientasi Sosial
Peranan
seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan
individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan
individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi
jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat
berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia
dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3
antara lain :
1.
Tari
Sebagai Upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara
merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang
sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini
yang berfungsi sebagai ritual. tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral
dan magis. pada tari upacara faktor keindahan tidak diutamakan, yang
diutamakaan adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu
sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Ciri – ciri tari untuk upacara antara
lain :
a.
diselenggarakan pada tempat dan waktu
tertentu,
b.
bersifat sacral dan magis,
c.
ada sesaji,
d.
dilaksanakan di tempat terbuka dan
massal,
e.
hidup dan berkembang dalam tradisi yang
kuat sebagai sarana untuk persembahan,
f.
sebagai sarana memuja dewa,
g.
bersifat kebersamaan dan berulang ulang,
h.
yang datang dianggap peserta upacara
bukan penonton ,
i.
ditarikan oleh penari yang terpilih dan
dianggap suci,
j.
gerak tari imitatif, meniru gerak -
gerik alam sekitar,
k.
ungkapan gerak mirip ekspresi kehendak
jiwa penarinya.
Tari upacara dibagi menjadi 2 yaitu tari
adat dan agama
a.
Tari
Adat
beberapa contoh tari uapacar adat adalah
bedhoyo ketawang (penobatan raja)
gambyong, karonsih, dan gatot kaca gandrung ( adat perkawinan), kuda lumping,
jatilan (seni tontonan rakyat) tari sekapur sirih untuk penyambutan tamu agung
dan tari rangguk (jambi) untuk persembahan untuk tamu biasa
b.
Tari
Agama
tari upacara agama adalah tari yang diyakini
memiliki karismatik khusus. Apabila tidak dilaksanakan akan berdampak kepada
peri kehidupan selanjutnya. Tari upacara agama memiliki tradisi khusus.,
dilaksanakan dalam konteks yang berhubungan dengan pernyataan penghayan
keagamaan di mana mereka lebih asyik apabila melakukan dengan penghayatan dalam
dan bersifat memuja, dan penghayantan persembahan secara total. Contoh tari
pendet, rangde, rejang, keris, pasraman, gabor, ngaben bedoyo semang, bendaya
ketawang, gandari
2.
Tari
Sebagai Sarana Hiburan
salah satu bentuk penciptaan tari
ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih
mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira,
pada dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian
ini cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak
diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan individual, bersifat spontanitas dan
improvisasi. Cirri – cirri tari hiburan
a.
mudah melibatkan peserta
b.
pakaiannya bebas
c.
relative mudah dipelajari
d.
mood yang bergembira ria
e.
unsure gerak gembira dan bebas
contoh tari hiburan tari tayub (jatim,
jateng), ketuk tilu (jabar), gandrung (banyuwangi), jogged bumbung (bali),
serampang dua belas (Sumatra)
3.
Tari
Sebagai Sarana Pertunjukkan
tari pertunjukkan adalah bentuk
momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan. Tari ini lebih
mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk
dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya
yang konsepsional yang mantab, koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang
jelas. Cirri – cirri tari pertunjukkan
a.
pola garapannya merupakan penyajian yang
khusus untuk dipertunjukkan
b.
adanya factor imajinatif / kreativitas
c.
adanya ide yang mengandung dan mengarah
kepada konteks pementasan yang professional
d.
kadang kala pementasannya menghendaki
penonton tertentu dengan harapan adanya evaluasi apresiatif yang dijalankan
dengan undangan atau karcis
e.
lokasi pementasan di tempat yang khusus
atau teater baik tempat itu berupa gedung pertunjukkan tradisional, modern,
panggung terbuka, ataupun panggung tertutup.
f.
Contoh tari pertunjukan tari piring
(Sumatra), tari ngremo(jatim), gambyong ( surakarta)
A.
Tari Rakyat
Adalah
tari yang lair dan berkembang dilingkungan rakyat jelata yang menandakan
perkembangan tari primitif. Contohnya Tari :
1.
Ketuk
Tilu (Jawa Barat)
2.
Tayuban
(Jawa Tengah)
3.
Lengger
(Banyumas)
4.
Gandrung
(Banyuwangi)
5.
Tor
Tor (Batak)
6.
Ndi
(Papua)
B.
Tari
Klasik/Istana
Adalah
tari yang lahir dan berkembang hanya dilingkungan isana yang mempunyai nilai
artistik yang tinggi, memiliki konsep yang matang, dan koreografinya sudah
tertata dengan baik. Berdasarkan Orientasi Sosial, Tari Tradisi Adalah yang
lebih menekankan pada penggarapan estetika seni dan mempunyai gerak dan iringan
lebih sederhana. Macam-macam tari tradisi di Indonesia :
Meliputi 26
Provinsi ;
1.
Aceh
(Samman, Seudati)
2.
Sumut
(Tor Tor, Serampang Dua Belas)
3.
Sumbar
(Lilin, Piring)
4.
Sumsel
(Gendhing Sriwijaya, Ngibing)
5.
Riau
(Persembahan, Joget)
6.
Bali
(Kecak, Legong)
7.
Jambi
(Kipas, Gunjing)
8.
Bengkulu
(Bidadari, Saputangan)
9.
Lampung
(Batin, Lepas)
10.
DKI
Jakarta (Ronggeng, Ondel-ondel)
11.
Jabar
(Merak, Topeng, Jaipong)
12.
Jateng
(Golek, Bondan)
13.
D.I.Y
(Bedhoyo, Srimpi)
14.
Jatim
(Remo, Jejer)
15.
NTT
(Padoa, Sokapapak)
16.
NTB
(Udeg, Nuri, Gandrung)
17.
Kalbar
(Capin, Totokang)
18.
Kalteng
(Tambung, Giring-giring)
19.
Kaltim
(Perang, Gantar)
20.
Sulteng
(Banggai, Cindi)
21.
Sultera
(Lengse, Lumense)
22.
Sulsel
(Padudupa, Pejaga)
23.
Sulut
(Lenso, Kebesaran)
24.
Maluku
(Cakar Lele, Lenso)
25.
Irian
Jaya (Weur, Dombe, Yosman)
C.
Orientasi
Artistik
Tarian ini lebih
menekankan penggarapan estetika seni. Tarian ini dibagi: tari rakyat ,Klsik/
istana,dan tari primitif (tradisi). Ciri- ciri tari tradisi:
a.
Gerak
dan iringan sangat sederhana, misalnya hanya gerak kaki yang di hentakkan
b.
Gerakan
dibuat untuk tujuan
c.
Instrumen
yang sangat sederhana yang terdiri dari tifa,kendang,tanpa melihat atau memperhatikan
alat musik
d.
Tata
Rias masih sederhana
e.
Bersifat
sakral (keagamaan)
f.
ada
sejak saman prasejarah
g.
Gerak
menekankan pada hentakan kaki
D.
Jumlah
Penarinya
Jumlah
penari dalam sebuah tarian berbeda-beda, ada tarian yang dibawakan oleh seorang
penari saja dan ada yang dibawakan secara massal.
1.
Tari
Tunggal
Tari tunggal adalah tari yang dibawakan
oleh seorang penari saja. Contohnya tari Gambyong dari Surakarta. Namun tari
tunggal juga dapat ditarikan oleh banyak penari. Beberapa contoh tarian tunggal
Nusantara antara lain :
1.
Tari Kancet Ledo dari Kalimantan (Dayak
Kenyah)
2.
Tari Gandrung dari Banyuwangi Jawa Timur
3.
Tari Taledhek dari Jawa timur
4.
Tari Gambyong dari Jawa tengah
5.
Tari Cokek dari Jawa tengah
6.
Tari Batek baris dari Sumbawa
7.
Tari Kancet papatai dari Kalimantan
(Dayak kenyah)
8.
Tari Kancet lasan dari Kalimantan (Dayak
kenyah)
9.
Tari Leleng dari Kalimantan
10.
Tari Hudoq dari Kalimantan
11.
Tari Persembahan dari Kutai Kertanegara
12.
Tari Dewa memanah dari Kutai
Kewrtanegara
13.
Tari Srimpi dari Jawa Tengah
14.
Tari Bondhan dari Jawa Tengah
15.
Tari Golek manis dari Jawa Tengah
16.
Tari Golek Kanya dari Jawa Tengah
17.
Tari Mani poring
18.
Tari Merak dari Sunda dan Bali
19.
Tari Pendet dari Bali
2.
Tari Berpasangan
Tari ini ditarikan secara berpasangan
oleh dua orang penari, pasangan bisa pria semua, wanita semua, ataupun pria dan
wanita. Rangkaian gerak tari jenis berpasangan saling mengisi,melengkapi,dan
terdapat interaksi dan respons gerak antar penarinya. Beberapa contoh tari
berpasangan antara lain :
1.
Tari Gandrung (Banyuwangi, Jawa Timur)
2.
Tari Remo (Jawa Timur)
3.
Tari salipuk (Nganjuk, Jawa Timur)
4.
Tari Serampang dua belas (Sumatera
Utara)
5.
Tari Cokek (Betawi),
6.
Tari Jaipong (Jawa Barat),
7.
Tari Panji Asmara Bangun (yogyakarta),
8.
Tari Oleg Tamulilingan, Tari Sekar
Ibing, Tari Cendrawasih, Tari Joged Bumbung, Tari Legong Keraton (Bali),
9.
Tari Payung (Sumatra Barat)
10.
Tari, Joget Lambak (Riau), dan
11.
Tari maengket (Sulawesi Utara).
12.
Tari Retno Tinanding, Tari Retno
Ngayudo, Tari karno tanding, Tari Panji kembar, Tari lawung, Tari bogis kembar,
Tari bondoyudo, Tari Srikandi Mustokoweni, Tari Srikandi Larasati, Tari
Adanenggar, Kelaswara, Tari Srikandi Cakil, Tari Srikandi Burisrawa, Tari
Srikandi Bisma, Tari Endah, Tari Karonsih, Tari Lambang Sari, Tari Dri Asamara,
Tari Enggar-enggar, Tari Regol Gunungsari Tari Klana Sembung Langu, Tari Dayun
Minak Jinggo (Jawa Tengah)
3.
Tari Kelompok
Tari kelompok ditarikan oleh lebih dari
dua orang penari. Gerak yang dilakukan oleh penari belum tentu sama, sebab
setiap penari kadang-kadang mempunyai peran yang berbeda. Posisi penari pada
saat menari juga diatur. Penari yang satu dengan yang lainya harus bisa bekerja
sama. Contoh tarian kelompok antara lain: Tari Serimpi (Yogyakarta), Tari Datun
(Kalimantan Timur), Tari Kecak, Tari Baris Gede, Pendhet (Bali). Tari Saman,
Seudati (NAD), Tari Cakalele(Maluku), dan Tari Tor Tor(Sumatera Utara), Tari
Poco-Poco(Sulawesi Utara), Tari Sajojo(Papua), Tari Kuda Lumping, Gambyong
(Jawa Tengah).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
bentuk koreografinya, tari dapat dibagi menjadi beberapa jenis atau bentuk,
yaitu tari tunggal (solo), tari duet (pas de deax) atau massal berpasangan, dan
tari kelompok (group choreography) yang didasarkan pada jumlah penarinya. Koreografi
adalah melatih daya kreatif seseorang untuk diungkapkan dalam penyusunan tari.
Sal Murgianto mengemukakan tentang pemahaman kreativitas. Kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau ide-ide baru yang
sebelumnya tidak dikenal oleh penyusunnya sendiri. Komposisi atau composition
berasal dari kata to composeyang artinya, mengatur atau menata
bagian-bagian sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan
dan secara bersama membentuk kesatuan yang utuh.
Peranan
seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan
individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan
individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi
jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan lingkungan.
B.
Saran
1.
Dengan mengenal lebih banyak tarian adat
di seluruh provinsi di Indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai
negeri kita ini.
2.
Sekolah seni tertentu di Indonesia
seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STIS) di Bandung, Institut Kesenian
Jakarta (IKJ) di Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) yang tersebar di
Denpasar, Yogyakarta, dan Surakarta kesemuanya mendukung dan menggalakkan
siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari tradisional di
Indonesia. Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal
sebagai ajang ternama bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru
karya mereka.
3.
Semoga seluruh rakyat Indonesia dapat
terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru
untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai
generasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya