“EKSTRAKULIKULER KELOMPOK ILMIAH REMAJA (KIR)”
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. LATAR
BELAKANG
Belajar,
khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai
fakta. Tetapi lebih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran sebagai
bekal dasar setiap warga Negara yang bertanggung jawab. Teori belajar
mengatakan kepada kita bahwa proses belajar tidak terjadi dalam ruang kosong.
Data ilmu pengetahuan hanya dapat di serap dalam kaitannya dengan dunia nyata,
terutama pendidikan bangku dasar.
Dewasa
ini, salah satu kurikulum yang ada di SMA adalah kegiatan ektrakulikuler.
Ekstrakulikuler adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi di
sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga universitas. Ektrakulikuler
bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat, bakat dan hobi yang dimiliki
peserta didik. Kegiatan ini dilakukan diluar jam pelajaran sekolah tanpa
mengganggu kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar),artinya bisa saja
dilaksanakan pada sore hari atau hari libur. Kegiatan ini dilakukan secara
swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis
kegiatan diluar jam pelajaran sekolah.
Ekstrakulikuler
baik disekolah maupun diperguruan tinggi telah berlangsung lama dan diikuti
para siswa. Kehadiran kegiatan ekstrakulikuler disamping kegiatan intra
kurikuler dimungkinkan karena banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan
tersebut. Ekstrakulikuler dapat di sebut sebagai bagian dari pendidikan dalam
arti luas. Dengan demikian kegiatan ini juga merupakanproses yang sistematis
dan sadar dalam membudayakan warga negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai
bekal hidup. Kegiatan ekstrakulikuler bersifat akademik dan non akademik,
misalnya, olahraga,kesenian,dan KIR (kelompok ilmiah remaja) serta berbagai macam
keterampilan serta kepramukaan. Dengan adanya kegiatan Ekstrakulikuler ini,
sekolah mendapat pencitraan yang baik dari pengembangan diri.
Di
SMA N 9 Cirebon sendiri ekstrakulikuller yang dilakukan setelah kegiatan
belajar, dimana siswa melakukan kegiatan ekstrakulikuler itu mulai dari
sepulang sekolah pukul 14.30 hingga waktu yang di tentukan setiap pengurus
organisasi tersebut. Ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon memiliki segudang
prestasi dan kegiatan-kegiatan yang banyak memenangkan penghargaan. SMA N 9
Cirebon memang menonjol di bidang ekstrakulikuller, hal ini di buktikan dengan
banyaknya penghargaan yang ia dapat, mulai dari juara lomba
paskibra,teater,hingga lomba karya ilmiah dan lomba-lomba ekstrakulikuler
lainnya.
Namun siswa/siswi di SMA N 9 Ciirebon
saat ini lebih tertarik kepada ektrakulikuler nonakademik. Seperti
Basket,Teater,Paskibra,Pramuka,dan lainnya.
Berdasarkan
permasalahan di itu kami tertarik untuk melakukan observasi di sekolah mengenai
ekstrakulikuler yang memiliki peminat yang kurang banyak daripada
ekstrakulikuler lain di SMA N 9 CIREBON, dimana kami akan memfokuskan
permasalah tersebut terhadap ekstrakulikuler KIR,yang belakangan ini kurang
diminati oleh anak kelas X angkatan tahun 2015. Dan judul observasi tersebut
berjudul “Evektivitas kegiatan ekstrakulikuler (studi kasus ekstrakulikuller
KIR di SMA N 9 Cirebon)”. Evektivitas ialah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas,kualitas,dan waktu) telah tercapai. Dimana
makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi evektivitasnya (Hidayat,
1986).
Kelompok
Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan
yang menghasilkan karya ilmiah. KIR merupakan ekstrakulikuler di SMP maupun
SMA, ini merupakan organisasi yang sifatnya terbuka bagi remaja yang ingin
mengembangkan kreativitas, didirikan oleh UNESCO tahun 1963. Ekstrakulikuler
KIR bertujuan untuk mengembangkan sikap ilmiah,menumbuhkan kejujuran dalam
memecahkan permasalahan praktikum yang sistematis,objektif,dan rasional,serta
belajar berinteraksi dan berorganisasi dalam suatu ekstrakulikuler sehingga
akan didapatkan kompetisi individual untuk mengembangkan diri dalam setiap
aspek kehidupan.
Manfaat
KIR bagi setiap anggotanya dalam aspek pengetahuan dan aspek lainnya seperti membangkitkan
rasa ingin tahu,daya nalar, serta kreatifitas terhadap suatu pembahasan
praktikum,menambah wawasan terhadap masing-masing bidang KIR (Fisika,Kimia,dan
Biologi), meningkatkan keterampilan menguasai setiap teori dan praktek pada
setiap praktikum,memperluas wawasan komunikasi melalui pengalaman
diskusi,kompetisi internal KIR,mengenal cara-cara berorganisasi untuk
pengembangan sikap dan kepribadian,sebagai ajang unjuk prestasi dalam setiap
agenda kompetisi internal.
Kendala
yang di hadapi ekstrakulikuler KIR sendiri adalah kurang tertariknya minat
siswa terhadap ekstrakulikuler di SMA N 9, hal ini terlihat dari sikap mereka
yang lebih menyukai esktrakulikuler nonakademik,seperti
lahraga,paskibra,pramuka dan sebagainya. Oleh karena hal tersebut kami akan
merangkumnya dalam laporan penelitian kami ini.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengelolaan
kegiatan ekstrakulikuler KIR di SMA N 9 Kota Cirebon?
2. Apa saja kegiatan program
kerja dalam ekstrakulikuler KIR di SMA Negeri 9 Cirebon?
3. Apakah kendala yang di
hadapi kegiatan KIR di SMA N 9 Cirebon?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengelolaan
ekstrakulikuller KIR di SMA N 9 Cirebon & mengetahui pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuller
2. Mengetahui berbagai
kegiatan program kerja ekstrakulikuller KIR i SMA N 9 Cirebon
3. Mengetahui berbagai kendala dalam
pelaksanaan kegiatan ektrakulikuller KIR
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis :
1. Hasil penelitian ini menyumbang
bagi ilmu pengetahuan mengembangkan ilmu pendidikan. Khususnya di bidang
Ekstrakulikuler.
1.4.2. Manfaat Praktis :
1. Hasil penelitian ini bisa menjadi
contoh bagi penelitian sejenis
2. Hasil penelitian diharapkan
bermanfaat bagi pembina ekstrakulikuler KIR sebagai bahan evaluasi sekaligus
sebagai masukkan dalam meningkatkan kegiatan ekstrakulikuler yang dapat
mempengaruhi secara positif terhadap aktivitas belajar siswa.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORITIS
2.1.1. KAJIAN PUSTAKA MENGENAI
PENGERTIAN EFEKTIFITAS
1). Pengertian Efektivitas
Pada
umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian dan
tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran yang telah tercapai sesuai
dengan rencana dapat dikatakan efektif, tetapi belum tentu efisien. Walaupun
terjadi suatu peningkatan efektifitas dalam suatu organisasi maka belum tentu
itu efisien. Jelasnya, jika sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan
yang di rencanakan sebelumnya dapat dikatakan efektif. Jadi, bila suatu
pekerjaan itu tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan maka dapat
dikatakan tidak efektif. Efektifitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan
atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya
keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi.
Efektifitas
berasal dari kata efek yang artinya berpengaruh yang di timbulkan oleh sebab ,
akibat/dampak. Efektif yang artinya berhasil, sedang efektifitas menurut bahasa
ketepat gunaan, menunjang tujuan.
Secara
umum teori efektifitas berorientasi pada tujuan, sebagaimana Etzioni mengatakan
efektifitas adalah derajat organisasi sampai pada tujuan. Sedang menurut
pendapat Stress, kefektifan adalah penekanan pada kesesuaian hasil yang dicapai
organisai dengan tujuan yang akan dicapai.
Hal
tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukaan sedarmayanti dalam
bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan produktifitas kerja mengenai
pengertian efektifitas yaitu : “efektifitas merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektifitas
ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah pengguanaan masukan
kurang menjadi perhatiaan utama. Apabila efesiensi dikaitkan dengan efektifitas
makan walaupun terjadi peningkatan efektifitas belum tentu efisiensi
meningkat.” (Sedarmayanti,2001:59).
Pengertian
efektifitas menurut ensiklopedia administrasi karangan The Liang Gie, dkk
(1989:190) adalah : “terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam
suatu perbuatan setiap pekerjaan yang efisien tentu juga bersifat efektif.
Karena dilihat dari segi hasil,tujuan,atau akibat yang dikehendaki dengan
perbuatan itu telah tercapai bahkan secara maksimal (mutu atau jumlahnya).
Sedanglan
menurut Georgopolus dan Tannembaum (1985:50) “Efektifitas ditinjau dari sudut
pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan
bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri
mengejar sasaran. Dengan kata lain penilaian efektifitas harus berkaitan dengan
masalah sasaran maupun tujuan.”
Dari
pengertiaan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas lebih di titik beratkan
pada tingkat keberhasilan organisasi (sampai sejauh mana organisai dapat
dikatakan berhasil) dalam usaha mencapai sasaran yang telah dipilih, sedangkan
efisiensi lebih menitik beratkan pada kemampuan organisai dalam menggunakan
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.2. KAJIAN PUSTAKA
MENGENAI PENGERTIAN EKSTRAKULIKULER & EKSTRAKULIKULER KARYA ILMIAH (KIR)
2). Pengertian Ekstrakulikuler
Ekestrakulikuler
(biasa disingkat “eskul”) merupakan kegiatan penunjang kegiatan
interakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler berlangsung diluar jam belajar dan
umumnya berlangsung setelah jam pelajaran usai (telah pukul14.15). Menurut
kamus besar indonesia (2002:291) ekstrakulikuler adalah “suatu kegiatan yang
berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan
kepemimpinan dan pembinaan siswa.” Kegiatan ekstrakurikuler sendiri
dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini membeir keleluasaan waktu
dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan
yang sesuai dengan bakat serta minat mereka.
Menurut
Rusli Lutan (1986:72) “program ekstrakulikuler merupakan bagian internal dari
proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara
kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler sesungguhnya tidak dapat
dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakulikuler perpanjangan pelengkap atau penguat
kegiatan intrakulikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan
potensi anak didik mencapai tarap maksimal.”
Karya
Ilmiah Remaja adalah remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang
menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendriri
mempunyai arti sebagain suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang
menurut kaidah penalaran yang logis, sistemastis, rasional dan ada koherensi
antar bagian-bagiannya. Kelompok Ilmiah Remaja ini merupakan suatu organisasi
yang bersifat terbuka bagi remaja yang ingin mengembangkan kreatifitas dan
teknologi pada masa kini maupun masa mendatang.
Menulis
karya ilmiah merupakan salah satu bentuk kegiatan menulis dengan didasarkan
pada kemampuan yang berpikir logis serta dapat dipertanggung jawabkan.
Pembelajaran menulis karya ilmiah pada jenjang SMA difokuskan melalui kegiatan
pembinaan ekstrakurikuler kelompok kerja Karya Ilmiah Remaja (KIR). Pembinaan
ekstrakurikuler penulisan KIR kurang diminati oleh siswa disebabkan belum
tersedianya media pembinaan yang mendukung proses kegiatan ekstrakurikuler KIR.
Maka dari itu, media dibutuhkan untuk mengatasi hambatan belajar dan mendukung
kelancaran pembinaan ekstrakurikuler KIR. Tujuan pengembangan media ini adalah
menghasilkan produk sebagai wadah pembinaan ekstrakurikuler KIR serta untuk
mengetahui kelayakan media tersebut dalam kegiatan pembinaan KIR.
Namun,
ada beberapa kendala dalam ektrakulikuller KIR di SMA N 9 Cirebon, kendala yang
paling kompleks yaitu sedikitnya anggota KIR,dan tak adanya partisipasi dari
kelas X,sebagai generasi penerus untuk ekstrakulikuller ini, dimana remaja saat
ini lebih menyukai hal-hal yang intensitas berfikirnya terbatas dan berbau
pergaulan yang mengikuti zaman dimana lebih menitik beratkan kepada gaya hidup
kebarat-baratan dan malas melakukan hal rumit karena lebih menyukai hal-hal
yang mudah dan instan.
* Efektifitas berasal dari kata efek
yang artinya berpengaruh yang di timbulkan oleh sebab , akibat/dampak. Efektif
yang artinya berhasil, sedang efektifitas menurut bahasa ketepat gunaan,
menunjang tujuan.
* Menurut kamus besar indonesia
(2002:291) ekstrakulikuler adalah “suatu kegiatan yang berada diluar program
yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan
siswa.”
2.2. KERANGKA BERFIKIR
Efektivitas
Ekstrakulikuller
KIR
Di SMA N
9 CIREBON
|
Pengelolaan Ekstrakulikuller KIR
di SMA N 9 CIREBON
|
Kendala kegiatan Ekstrakulikuller
KIR
|
Program kerja ekstrakulikuller KIR
di SMA N 9 Cirebon
|
Pengelolaannya di management
sendiri oleh para anggota KIR dengan pengawasan dan bimbingan dari pembina
KIR.
|
1. kurangnya minat siswa terhadap
ekstrakulikuller ini.
2. pengemasan ekstrakulikuller
yang kurang menarik
|
1. mengikuti lomba-lomba
2. persiapan olimpiade
3. persiapan menggunakan alat
peraga apa saja yang akan digunakan
|
BAB
III
METEDOLOGI
PENELITIAN
3.1
WAKTU DAN TEMPAT
3.1.1 WAKTU PENILITIAN
Program penelitian kami di
laksanakan mulai minggu ke-2 pada bulan Januari,berikut bentuk rincian
penelitian kelompok kami :
TABEL PENELITIAN 3.1
NO.
|
KETERANGAN
|
BULAN
|
|||||||||||
JANUARI
|
FEBUARI
|
MARET
|
|||||||||||
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
penelitian topik/tema
|
x
|
|||||||||||
2.
|
perumusan bab i
|
x
|
|||||||||||
3.
|
perumusan bab ii
|
x
|
|||||||||||
4.
|
pembuatan bab iii
|
x
|
|||||||||||
5.
|
pedaran wawancara
|
x
|
|||||||||||
6.
|
penelitian lapangan
|
x
|
|||||||||||
7.
|
penyusunan bab iv
|
x
|
x
|
||||||||||
8.
|
penyusunan bab v
|
x
|
x
|
||||||||||
9.
|
Lampiran
|
x
|
x
|
||||||||||
10.
|
penyusunan laporan penelitian
secara keseluruhan
|
x
|
|||||||||||
Sumber; hasil olahan pribadi
3.1.2
TEMPAT
Kami melakukan penelitian di lingkungan SMAN 9 CIREBON,karena kami bersekolah
di SMAN 9 CIREBON dan karna kami bertujuan meneliti ekstrakulikuler KIR di SMAN
9 CIREBON.
3.2
METODE PENELITIAN
3.2.1
JENIS PENELITIAN
Metode
Yang kami gunakan adalah kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu pendekatan
yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan
data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di
tempat penelitian (Mcmillan dan Schumacher,2003). Adapun penelitian dari kami
efektifitas pengelolaan KIR (pendalaman materi).
3.2.2
SUBJEK PENELITIAN
SUBJEK :
Pembina KIR
Pembina OSIS
Ketua KIR
Anggota KIR (X dan XI)
Murid-Murid SMAN 9 CIREBON
3.3
TEKNIK NONPROBILITI
Simpling bertujuan (nonprobilitas)
adalah Teknik non-probilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang
atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik ini terdiri sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh dan snowball sampling. Nonprobability
sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan pertimbangan yang terkait
dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan subjektifitas
peneliti.
3.4
TEKNIK PENGAMBILAN DATA
3.4.1 SAMPEL
•Pembina osis : - Sofyan Hadi spd
•Pembina KIR : - Sri Sunarti spd
• Ketua KIR : - Lisa Julaeha
•
Anggota KIR : - Sigit
• Siswa kelas XI : - Lia Apriliani (XI IPA 3)
-
Shifa (XI IPS 1)
•Siswa Kelas X : - Asih (X-2)
BAB
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Tempat Penelitian
4.1.1. Kondisi Fisik
SMA N 9 Cirebon terletak dijalan
pramuka Kebon Pelok Kecamatan Harjamukti Kelurahan Kalijaga, sebelah lapangan
kebon pelok, jarak antara pusat kota dengan SMA N 9 Cirebon ialah
4.1.2. Visi-Misi SMA N 9 Cirebon
*Visi
Sekolah
Unggul
dalam prestasi,luhur dalam perilaku,dan perduli lingkungan tahun 2006.
Indikator :
Meningkatnya
peserta didik yang berprestasi dibidang akademik
Meningkatnya
peserta didik yang berprestasi dibidang non akademik
Meningkatnya
lulusan yang masuk PMDK semakin meningkat prosentasenya setiap tahun
Meningkatnya
lulusan yang masuk ke PTN atau PTS semakin meningkat prosentasenya setiap tahun
Meningkatnya
peserta didik dan lulusan yang berakhlak karimah
Meningkatnya
peserta didik yang taat dalam melaksanakan IMTAQ
Meningkatnya
peserta didik lulusan yang kreatif dan mampu berkompetitif dalam dunia kerja
*Misi
Sekolah
Meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang efektif ,baik,
intraktif,maupun ekstrakulikuller dibidang akademik.
Meningkatkan kegiatan ekstrakulikuller dibidang non
akademik.
Meningkatkan profesionalisme personal dalam melaksanakan
tugas sehari-hari
Meningkatkan pengalaman ajaran agama dan budi pekerti luhur
Mengembangkan kultur sekolah yang kondusif
Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuller dan mulok
Mengembangkan pengetahuan melalui pengadaan buku-buku
perpustakaan
Menghemat penggunaan energy
4.1.3
Jumlah Siswa SMA N 9 Cirebon : 598
4.1.4
Jumlah Guru SMA N 9 Cirebon : 75 (sudah +TU)
4.2.1.
Hasil Penelitian
Dari
hasil wawancara kami didapatkan bahwa ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon belum
ada perkembangan secara signifikan. Ini dapat dilihat dari perkembangannya yang
masih sama dengan tahun-tahun lalu, hal tersebut dikemukakan oleh Bapak Sofyan
Hadi Spd “secara umum jika boleh saya katakan perkembangan ekstrakulikuler di
SMA N 9 Cirebon relatif sama seperti tahun-tahun sebelumnya karna ada perubahan
dari kurikulum 2013 dimana kami menyiapkan dari sekolah itu satu hari untuk
ekstrakulikuler agar terfokus,namun karena ada perubahan kembali ke KTSP jadi
ekstrakulikuler kembali diadakan sore hari...”
Dikatakan
pula bahwa ekstrakulikuler yang masih berjalan dengan baik ialah
ekstrakulikuler inti,yaitu P3K : Pramuka,Paskibra,dan PMR. Namun ada
eksrtakulikuler lain yang masih aktif pula seperti GreenSchool,KIR dsb.
Berbicara mengenai ekstrakulikuler KIR kami menanyakan pula apa yang mereka
ketahui mengenai ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon,terutama ekstrakulikuler
KIR, beliau mengungkapkan bahwa “secara administratif semau yang berkaitan
dengan ekstrakulikuler memang ada dibagian kesiswaan jadi memang kami yaitu
saya dan Pak Maman yang menyusun program-program ekstrakulikuler mulai dari
penjadwalan,pembinaan,kemudian evaluasi selama kegiatan. Diikuti dengan
pertimbangan hal-hal tertentu......KIR merupakan Karya Ilmiah Remaja dimana
kita ketahui remaja-remaja kreatif yang kritis,alhamdulillah pembinanya sendiri
Ibu Sri Sunarti dan ketua KIR saat ini yaitu Lisha sangat aktif mengelola KIR
salah satu budang garapannya kemarin mengikuti olimpiade Sains Nasional yang
diselenggarakan dikota Cirebon...”
Pengelolaan
KIR sendiri dilakukan oleh anggotanya dengan bimbingan dan pengawasan dari
pembina, hal ini juga dikemukakan oleh ananda Sigit selaku Anggota KIR bahwa
“...pengelolaan kami kordinir sendiri dengan pengawasan dan bimbingan dari Ibu
Sri Sunarti.” Hal serupa diungkapkan Ibu Sri Sunarti yang mengatakan bahwa
“Pengelolaan KIR anak-anak yang memanagement dan anak-anak sendiri yang
mengelola sedangkan pembina hanya mangarahkan dan memberikan bimbingan mengenai
pengelolaannya.” Dikemukakan oleh ketua KIR yaitu Lisa, saat ini anggota KIR
ada 26 siswa.
Organisasi
KIR :
Ketua :
Lisa Jualeha (XI IPA 2)
Bendahara
: Putri Riyani (XI IPA 1)
Angggota :
Widia (XI IPA 2),Ayu (XI IPA 2),Nur Azako (XI IPA 2) ,Dian (XI IPS 5),Shiva(XI
IPS 5),Anisa (XI IPS 1),Karin (XI IPS 5),Sherly(XI IPS 5),Sigit (X IPA 2) dll.
Jadwal kumpulnya setiap hari rabu
dan jum’at setelah pulang sekolah.
Program kerja KIR meliputi :
- Mengikuti lomba-lomba
- Persiapan Olimpiade
- Persiapan membuat alat peraga apa saja
yang digunakan untuk mengikuti lomba-lomba
Namun
disamping itu KIR mempunyai kendala pada jumlah peminatnya dimana tidak ada
anggotanya yang berasal dari kelas X, hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian kami dengan ketua KIR dimana anggotanya tidak ada yang berasal dari
kelas X dan diperkuat dengan pernyataan Ibu Sri Sunarti, bahwa “Kurang minatnya
siswa terhadap bidang akademik,dan KIR merupakan ekstrakulikuler dibidang
akademik,dan sepertinya siswa/siswi SMA N 9 Cirebon lebih menyukai yang berbau
fisik atau nonakademik”.
Hal ini dikemukakan pula oleh Bapak
Sofyan Hadi : “....anak remaja sekarang lebih mementingkan kegiatan-kegiatan
yang tidak berfikir dalam artian intensitas berfikirnya terbatas,dibanding
ekstrakulikuler lain yang lebih kefisik,dan mungkin mereka lebih tertarik
kepada ekstakulikuler fisik sepertiolahraga,KIR memang saya akui minatnya
sangat sedikit karena lebih mengedepankan pengetahuan.” Jadi dapat dikatakan
bahwa minat siswa menjadi alasan kuat adik-adik kelas X tidak bergabung dan
mengikuti ekstrakulikuler KIR.
Hasil
wawancara kami dengan beberapa siswa/siswi kelas XI dan X juga menunjukkan
bahwa ketidak tertarikan mereka ialah karena mereka lebih menyukai ekstrakulikuler
nonakademik. Hal ini diperjelas oleh ungkapan dari Lia Apriliani (XI IPA 3) dia
lebih tertarik kepada ekstrakulikuler Pramuka. Menurutnya ekstrakulikuler
Pramuka lebih menantang dan memacu rasa keingintahuannya terhadap alam dan
lingkungan “Menurut saya ekstrakulikuler pramuka lebih menarik untuk saya ini
karena saya menyukai hal yang berbau alam...”
Menurutnya juga KIR merupakan
ekstrakulikuler yang bagus namun mungkin kurangnya minat itu dari segi
pengemasan dan menurutnya juga KIR keaktifannya dalam mengikuti lomba-lomba
masihlah kurang.
Hasil
wawancara kami dengan kelas X pun menyatakan demikian. Seperti yang dikemukakan
Asih (X-2) bahwa ia lebih tertarik mengikuti ektrakulikuler PMR, karena
menurutnya PMR memiliki tugas mulia menolong teman-teman yang sedang sakit.
Menurutnya KIR juga ekstrakulikuler yang bagus, namun pengemasan konsep yang
dikemukakan pada saat promosi ekstrakulikuler dilapangan atau di kelas X.
4.2.2
Pembahasan
Dari yang dikatakan oleh Bapak Sofyan Hadi Spd. Bbahwa ekstrakulikuler diadakan
sore hari dan hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh kamus besar
indonesia (2002:291) yaitu : ekstrakulikuler adalah “suatu kegiatan
yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan
kepemimpinan dan pembinaan siswa.”
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari
hasil keseluruhan bab dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuller KIR dari segi
faktor Internal ialah pendapat siswa/siswi yang menganggap ekstrakulikuller KIR
membosankan dan kurang menarik. Sedangkan dari faktor Eksternal ialah ajakan
teman yang memberi pengaruh terhadap anak-anak untuk memilih ekstrakulikuller
apa yang ingin mereka ambil.
Inilah
mengapa banyak anak kelas X tidak tertarik bahkan tidak ada yang memilih KIR,
kurangnya motivasi dan semangat dalam hal akademik sangant berpengaruh, seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Sofyan Hadi, dimana pergesran pola pikir remaja
masa kini memang sangat jelas, mereka lebih menyukai hal fisik, akibatnya
anak-anak masa kini lebih kepada kekerasa daripada keritis,sistematis,dan
berfikir maju. Dapat sisimpulkan juga bahwa efektifitas ekstrakulikuler KIR
belum tercapai,dimana menciptakan remaja yang kritis dan kratif terhalan oleh
kendala minat siswa atau ketertarikan siswa/siswi terhadap ekstrakulikuler
tersebut.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian:
· Anggota KIR agar lebih membuat konsep
yang menarik untuk mempromosikan KIR agar siswa/siswi tertarik terhadap
ekstrakulikuler tersebut.
· Pihak sekolah harus terus
meningkatkan kreatifitas dengan membangun sarana dan prasarana yang menunjang
dan dapat memotivasi siswa-siswi untuk terus menanamkan budaya kreatif
disekolah. Dan juga program atau kegiatan-kegiatan yang lain dapat ter
realisasikan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kalian sangat berharga bagi saya